Bagian Tiga Puluh.
Herman setelah bertemu Halimun beberapa hari lalu belum mau memikirkan masalah Halimun, dia beranggapan hanya akan membuang-buang waktu dan tidak mendatangkan kebaikan buat perubahan perkawinannya.Kalau pun pada akhirnya harus ada perceraian biarlah pihak Halimun yang mengajukan gugat perceraian ke pengadilan agama.Dia tidak mau lagi perasaan dan pikirannya terganggu oleh hal-hal yang berhubungan dengan Halimun."Saya harus bertanggung jawab menyelesaikan masalah pasar sabun mandi Amoy ", ujar Herman kepada Heri sahabatnya.Dia punya sisa dua hari lagi bekerja di luar kota,sesudah itu dia harus cepat kembali ke Jakarta.
Selesai atau tidak selesai dengan hari kerja yang sudah diputuskan dalam rapat direksi beberapa hari yang lalu Herman kembali ke kantor PT.Rejeki.Herman juga diam-diam sedang mempersiapkan pengangkatan Heri sebagai manajer pemasaran daerah Jawa dan Bali.Jabatan itu dia anggap sudah sesuai diberikan kepada Heri.
Kasus pemasaran sudah selesai diperbaiki.Grafik penjualan menunjukan pertumbuhan yang luar biasa.Meskipun demikian sabun mandi merk Amoy harus disuport dengan iklan sebagai dukungan nilai kepuasan konsumen memakai sabun mandi merk Amoy." Proposal iklan dan pengangkatan seorang manajer pemasaran daerah Jawa dan Bali segera saya ajukan dalam rapat direksi ", kata Herman kepada Heri, sama persis dengan apa yang sudah disampaikan kepada Maiwirman.
Siapa yang akan diangkat menjadi manajer daerah Heri belum tahu,ia sekarang gembira karena Herman mengatakan bulan depan ada kenaikan upah , setelah menyelesaikan kasus pemasaran.
Herman juga adalah manusia.Dia bisa melupkan masalah kehidupan bersama Halimun dengan fokus pada kesibukan kerja.Dia boleh berbangga hati lantaran berhasil mempersembahkan prestasi gemilang untuk PT.Rejeki milik Astuti dan Maiwirman kawannya.Tapi pada saat jeda berpikir mencipta karya muncul ruang kosong lalu dipenuhi catatan-catatan peristiwa masa lalu.Itulah manusia tidak bisa memaksa melupakan masa lalu.
" Kamu bisa melupakan sakit hati oleh perbuatan seseorang karena tidak mau merasakan sakit berkepanjangan,tetapi pada suatu saat perbuatan itu akan mengingatkan kamu untuk sekedar teringat pada orang tersebut ", kata hati Herman saat istirahat dari kesibukan kerja,saat sendirian di rumah.Lalu dia termenung,mengingat bagaimana dia melakukan perkawinan dengan singkat.Dan mengapa wanita muda mau menikah dengan dia yang usianya lebih tua 19 tahun ? Secara lahiriah sepuluh tahun kedepan lelaki tua sudah tidak bisa dibanggakan.Tapi mengapa dia mau menikah.Di sini lah ada sebuah rahasia yang perlu dicari tahu ! Rahasia Halimun mau menikah dengan Herman.Dia juga teringat selama tinggal di kampung Setengah banyak siksaan batin yang dialami dari prilaku istrinya,Halimun.Namun dia tetap cinta dan sayang.Ini kah yang oleh banyak orang diartikan sebagai pengertian ?
Herman tersenyum,dari semua apa yang diingat dia bisa menyimpulkan : Dia menjalankan kehidupan di kampung Setengah dengan akal-pikiran tidak normal.Dan kemudian dia teringat penilaian Heri beberapa bulan lalu sebelum bergabung dengan PT.Rejeki. " Kalau perkataan saya menyinggung perasaan kamu saya minta maaf....kamu sudah dibikin oleh mereka supaya bertindak tidak memakai rasio.Mereka menggunakan bantuan dukun hingga kamu menikah dengan Halimun ! ". Waktu itu Herman tidak percaya bila orang tua Halimun memakai cara-cara seperti itu.Apa alasannya mereka mengakali Herman menggunakan dukun ? Kepala Herman pusing mencari jawaban untuk sebuah pertanyaan itu.
Sampai sekarang juga Herman belum mau percaya perkawinan dengan Halimun itu dominan karena pekerjaan dukun,dia merasa sepak-terjangnya belum pernah menyakitkan hati atau perasaan orang lain.
" Mau jam berapa kita berangkat ke Jakarta ? ", tiba-tiba Heri bertanya.Herman tersadar dari lamunan dan perutnya terasa lapar.
" Kamu datang sudah lama ? ", tanya Herman,dia heran tidak mendengar kedatangan Heri tahu-tahu sudah ada di dalam.
Heri tersenyum-senyum saja menyadari diperhatikan begitu rupa oleh Herman." Saya datang dari tadi,melihat kamu termenung lama maka saya tanya ".
Herman menghela nafas,dia sadar kebiasaan lama sedang terjadi,lupa menutup pintu depan.Melihat ke arah ruang tamu ada seorang pria sedang duduk menunggu." Orang itu kawan kamu,Heri ? ", tanya Herman setelah mengamati orang ada di ruang tamu.
" Yang mana ? ", tanya Heri tak mengerti,karena saat ia datang tadi di ruang tamu sudah ada orang dengan pintu terbuka.
Herman segera mengenali wajah pria yang ada di ruang tamu dan segera dia berdiri dari duduknya berjalan dengan tergesa -gesa untuk menemuinya.Heri mengikuti Herman di belakangnya dengan jarak tidak terlalu jauh.
Pria itu segera berdiri melihat Herman datang menyapa." Wah, ada pak Amil rupanya ", ujar Herman setelah dekat dia ingat pria itu yang menikahkan tempo lalu dengan Halimun. " Maaf bapak menunggu saya lama----- saya tadi berberes-beres di dalam ", ujar Herman lagi.Dia ingin membuat tamunya senang,lalu kepada Heri dia meminta tolong membuatkan air kopi untuk menyuguhi tamu.
" Jangan repot menyuguhi,pak Herman------ saya tidak akan lama ", sahut tamu itu.
" Sekedar air kopi , saya tidak merasa direpotkan ", balas Herman,lalu katanya lagi," Tiba-tiba pak Amil datang menemui saya ada apa nih ? Jujur saya merasa kaget dan senang ". Herman melihat wajah tamunya sepertinya sedang merasa senang.
Suasana ruang tamu penuh keakraban.
Pak Amil,tamu itu mengutarakan maksud kedatangannya menjalankan suarat kuasa dari Surya sebagai orang tua Halimun untuk mengurus perceraian." Kami sebagai pihak keluarga menilai perkawinan pak Herman dengan Halimun sudah tidak bisa diperbaiki lagi...", ujar pak Amil.
" Betul----- betul itu ! ", sahut Herman dengan tegas." Lantas mau nya Surya dan Rumi apa ? ", tanya Herman berpura-pura tidak mengerti.Padahal kedatangan amil sebagai utusan Surya sudah bisa diterka, menyodorkan secarik kertas untuk ditanda tangani.Kertas ini kemudian dijadikan sebagai bukti perceraian,selanjutnya bisa digunakan sebagai salah satu data kelengkapan buat pernikahan baru.
Herman tersenyum,melihat Amil menyodorkan secarik kertas diambil dari sebuah map,terdengar kata-katanya,seperti memohon-mohon.
" Saya hanya minta tanda tangan pak Herman....kasihan Halimun....tanpa tanda tangan bapak nasib Halimun menggantung ", ujar pak Amil.
Herman meraih kertas yang disodorkan pak Amil.Dia meneliti redaksinya ternyata sebuah pernyataan menceraikan Halimun.
# Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Herman.Suami dari perempuan bernama Halimun.
Dengan ini saya menyatakan : menceraikan Halimun istri saya dengan menjatuhkan talak satu.
Yang membuat pernyataa, Herman.
Tanda tangan dan bermeterai #
Setelah membaca Herman tidak segera menanda tangani.Ada sesuatu yang dia pikirkan.Pak Amil berharap-harap dan cemas.Kekhawatiran ia Herman berubah pikiran tidak mau menandatangan.
Herman merenung,tangannya menimbang-nimbang secarik kertas yang harus ditanda tangani itu.Suasana di ruang tamu itu sepi,Herman dan tamunya larut dengan suasana hati masing-masing. Heri kembali dari dalam membawa dua cangkir kopi dan kemudian meletakan di atas meja,dihadapan Herman dan pak Amil.Setelah itu ia melihat ke arah Herman sedang menyodorkan secarik kertas pernyataan .
" Coba kamu baca ini " ujar Herman,dia meminta Heri ikut membaca untuk memberi penilaian hal keredaksiannya dari surat pernyataan itu.Dengan segera Heri meraih kertas yang disodorkan Herman,dan membacanya dengan pelan.Nampak bibirnya bergerak-gerak. Herman dan pak Amil perhatiannya tertuju kepada Heri yang bibirnya komat - kamit membaca surat pernyataan itu,bila ada kalimat kurang dimengerti ia mengulang membaca dengan bersuara.Selesai membaca Heri menanyakan siapa yang membuat konsep surat pernyataan yang baru selesai dibacanya tadi.
" Kenapa------ ada kalimat yang salah ? ", pak Amil dengan cepat menanggapi pertanyaan dari Heri karena ia khawatir suasana berubah.Dari masukan Heri bisa banyak pertimbangan dilakukan Herman akhirnya mengundur-ngundur waktu." Pernyataan itu saya kutip dari akta cerai pengadilan dan beberapa surat pernyataan cerai orang lain,saya pikir cukup.....tapi....kalau pak Herman mau koreksi tidak apa-apa... ", pak Amil berusaha menjaga agar Herman tidak bicara melebar.
Herman mengambil surat pernyataan cerai dari tangan Heri yang sedang terlibat pembicaraan dengan pak Amil.Setelah melihat keduanya tidak saling bicara Herman memberi keputusan kepada pak Amil. " Begini pak Amil---- perceraian antara saya dengan Halimun pasti terjadi...pak Amil mengaku sebagai kuasa dari Surya dan Rumi orang tua Halimun tidak perlu khawatir, Halimun pasti saya cerai ", kata Herman." Surat pernyataan yang dibuat oleh pak Amil ini akan saya perbaiki dulu.Satu atau dua hari lagi pak Amil boleh datang lagi ke rumah saya mengambil surat pernyataan cerai yang sudah saya tanda tangani.... ".
Pak Amil senang mendengar perkataan Herman,setidaknya ia merasa ringan menjalankan pekerjaan sebagai penerima kuasa.Soal sehari dua hari yang dikatakan oleh Herman tadi merupakan komitmen terhadap urusan perceraian,pak Amil tidak mempermasalahkan.Ia bersedia untuk datang lagi.