Suhu di dalam ruangan sutradara sepertinya memanas seketika.
Setelah Li Jianyu selesai berbicara, dia merasa sangat malu. Pertama, dia mengambil buku catatannya dan mengipas-ngipaskannya. Tetapi, hal itu sama sekali tidak bisa menghilangkan rasa panas dari dalam lubuk hatinya. Dia bangkit sehingga kursinya berderit.
"Uhuk… Terlalu panas. Aku akan keluar untuk mencari udara."
Ssst—
Pergelangan tangan Li Jianyu tiba-tiba dicengkeram dan sejauh yang dia bisa lihat, ada jari-jari lembut wanita itu yang telah dipangkas rapi dan indah dengan kutek berwarna merah.
"Mau mencoba? Ayo pergi bersama," ajak Ruan Qing sambil tersenyum.
Ruangan itu begitu sunyi sehingga suara Li Jianyu yang sedang menelan ludah dapat terdengar dengan sangat jelas. Orang yang biasanya fasih dan pandai berbicara itu saat ini justru terbata-bata.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com