webnovel

Dian melahirkan

Sementara didalam aula "maaf pak Yusuf ! bu Dian, istri anda sekarang sedang dibawa pak Dewa ke rumah sakit, sepertinya bu Dian akan segera melahirkan" ucap seorang security

"terima kasih ya pak !" ucap Yusuf sambil meletakkan gelas yang ia bawa dan ia berniat pergi meninggalkan tempat pesta

"mas ! tunggu !" cegah Dilla

"emang mas Yusuf tau dirumah sakit mana ?" tanya Dilla

"aku akan cari tau, aku akan menelpon ke ponselnya Dian" jawab Yusuf sambil terus melangkahkan kakinya menuju ke luar aula

"mas hati hati ya !, aku akan kasih tau mama dan papa, dan mas Yusuf segera kabari kalo sudah sampai dirumah sakit mana, aku akan segera menyusul sama mama dan papa" ucap Dilla saat menunggu didepan pintu lift

Yusuf hanya mengganggukkan kepalanya dan melambaikan tangannya pada Dilla saat pintu lift terbuka dan ia pun segera masuk untuk menuju lantai bawah

- - - - - - -

sementara Dewa yang sudah sampai dihalaman rumah sakit milik AH corporation, segera memanggil beberapa perawat yang sedang berjaga didepan dan dengan segera perawat perawat tersebut membawa ranjang dorong menuju mobil Dewa dan segera membawa Dian menuju ruangan IGD

dan saat Dewa sedang panik menunggu Dian dikursi tunggu, tiba tiba ponsel didalam tas Dian bunyi dan ia melihat panggilan dari Yusuf

"iya....ini istri kamu sekarang sedang ada diruangan IGD, di rumah sakit AH corporation" ucap Dewa membalas pertanyaan Yusuf dari seberang telepon

"maaf ! apa bapak suaminya ibu Dian ?, untuk saat ini ibu Dian harus segera dioperasi dan pihak rumah sakit harus segera meminta tanda tangan persetujuan dari suaminya" ucap salah satu perawat yang tiba tiba muncul saat Dewa sedang berbicara dengan Yusuf lewat telpon

"bukan sus ! saya bukan suaminya, tapi saya minta tolong segera lakukan yang terbaik buat teman saya.!" ucap Dewa

"iya pak ! tapi kami tidak bisa melakukan tindakan lebih lanjut sebelum mendapatkan persetujuan dari suaminya, itu sudah jadi prosedur rumah sakit ini" jawab perawat tersebut

"ada apa ini, kok sepertinya ada sedikit kesalah pahaman ?" tiba tiba tanya seorang dokter yang datang ditengah perdebatan antara Dewa dan seorang perawat, dan ternyata dokter tersebut adalah dokter Teddy

"maaf dok ! ini ada seorang pasien yang akan segera melakukan operasi cessar karna air ketubannya sudah pecah, tapi suaminya tidak ada dan belum ada yang menandatangani prosedur operasi, jadi kami belum bisa mengambil tindakan operasi" jelas perawat itu

"iya dok ! suami teman saya sebentar lagi datang, ia masih dalam perjalanan kesini, tapi saya mohon agar teman saya segera mendapatkan penanganan" ucap Dewa penuh harap

"maaf pak ! kalo sesuai prosedur memang harus menandatangani surat pernyataan dulu, baru operasi bisa dilaksanakan" ucap dokter Teddy tegas

"tapi dok !!....." ucap Dewa sempat terputus

"maaf dokter Teddy, pasien harus segera dioperasi !!, kasihan bayinya kalo air ketubannya sampai kering, tapi untuk prisedur tersebut belum ada yang menandatangani" tiba tiba ucap seorang perawat yang keluar dari ruang IGD dengan tergopoh gopoh sambil menunjukkan berkas untuk persetujuan operasi

"sini saya lihat dulu berkasnya" ucap dokter Teddy sambil mengambil file yang dibawa perawat tersebut

"sekarang juga segera kalian persiapkan proses operasinya !, biar saya yang bertanggung jawab atas semua ini" ucap dokter Teddy memberi perintah setelah membaca berkas tersebut dan lalu meninggalkan tempat tersebut tanpa berpamitan kepada Dewa dan diikuti oleh kedua perawat dibelakangnya, melihat semua itu Dewa merasa heran dan bingung tapi ia hanya bisa memandangi punggung dokter Teddy yang makin jauh meninggalkannya tanpa berkata apapun dan iapaun segera mengikutinya dari belakang menuju ruang operasi

sementara saat Dewa dalam kebingungannya duduk didepan ruang operasi, tiba tiba kedatangan Yusuf sempat mengagetkannya

"gimana keadaan istri gue ?" tanya Yusuf dengan kepanikannya

"istri loe sekarang sedang ada didalam, dalam proses operasi cessar, karna air ketubannya sudah pecah, dan sekarang juga loe segera selesaikan proses administrasinya" jawab Dewa

tanpa menjawabnya Yusuf segera pergi meninggalkan Dewa menuju ruang administrasi, seperti perintah Dewa, setelah beberapa lama Yusuf menyelesaikan proses administrasinya iapun segera kembali ketempat dimana Dewa sedang duduk menunggu, Yusuf pun langsung mengambil posisi duduk disebelah Dewa

"sebelumnya gue ucapin terima kasih, karna loe sudah nolong istri gue, dan sebelumnya gue juga minta maaf kalo sudah pernah cemburu sama loe karna sikap loe terhadap istri gue" ucap Yusuf sambil menyodorkan tangannya ke pada Dewa

"iya....sama sama !, sebagai teman dan sekaligus kakak sepatutnya gue menolongnya, dan gue pun memakluminya kalo loe sempat cemburu ke gue, karna memang gue sama Dian begitu akrab" jawab Dewa sambil menyambut tangan Yusuf, dan mereka berdua saling berjabat tangan

"kecurigaan loe memang gak salah, kalo gue pernah menaruh rasa suka terhadap Dian, tapi itu dulu waktu pertama kali gue ketemu Dian sebagai teman sekolah Dewi adik gue, tapi semakin lama perasaan itu berubah hanya menjadi perasaan sayang seorang kakak terhadap adiknya, karna Dian pun hanya menganggap gue sebagai kakanya gak lebih dari itu" ucap Dewa menjelaskan agar antara dirinya dan Yusuf tidak ada lagi kesalah pahaman, Yusuf yang mendengarnya tersenyum karna sekarang hatinya sudah merasa tenang dengan pernyataan Dewa

sementara ketika Dewa dan Yusuf sedang asyik ngobrol, dari ruang operasi keluarlah dokter Teddy, sambil melepas masker yang menutupi sebagian mukanya, dan melihat itu Yusuf dan Dewa pun segera menghampiri dokter Teddy

"gimana keadaan istri dan anak saya dok ?" tanya Yusuf dengan rasa penasarannya

"selamat pak Yusuf, anak anda laki laki sehat dan tidak kekurangan suatu apapun, ibunya juga baik baik saja" ucap dokter Teddy sambil menyalami Yusuf

"terima kasih dok !" jawab Yusuf sambil menerima uluran tangan dokter Teddy

"saya tinggal dulu, sebentar lagi Dian juga segera dipindahkan ke ruang perawatan VVIP" ucap dokter Teddy sambil menepuk bahu Yusuf lalu pergi meninggalkannya, dan Yusuf membalasnya dengan anggukan kepalanya

"kalo begitu gue pamit balik ke tempat resepsi adik gue dulu, insha alloh besok gue jenguk kesini lagi sama orang tua dan adik gue" pamit Dewa sambil menepuk bahu Yusuf

"oke !.....sekali lagi makasih ya !, loe juga hati hati jangan ngebut, titip salam gue aja ke Beni ama Dewi" ucap Yusuf, lalu Dewa hanya melambaikan tangannya seraya pergi meninggalkan Yusuf

"maaf bapak suaminya ibu Dian ya ?" tanya salah satu perawat yang keluar dari ruang operasi sambil menggendong seorang bayi laki laki, mendengar suara tersebut Yusuf lalu menoleh kearah perawat tersebut

"ya betul !, apa ini anak saya sus ?" tanya Yusuf sambil mendekati perawat tersebut

"iya pak ! ini anak bapak !, laki laki, sehat tidak kekurangan suatu apapun, dan sekarang bapak silahkan iku saya keruang bayi untuk meng adzani anak bapak, sambil sekalian memberi tanda pada anak bapak" seru perawat tersebut lalu berjalan menuju ruang anak, sambil diikuti Yusuf dari belakang

sesampainya di ruang bayi, Yusuf segera meng adzani bayinya setelah itu perawat tersebut meminta Yusuf untuk memeriksa seluruh tubuh bayinya, dan memberikan tanda gelang ditangan kanan bayinya

"sekarang bapak silahkan keluar dulu, nanti kalo ibunya sudah bisa duduk dan menyusui akan saya antar bayi bapak keruangan ibunya" ucap perawat tersebut, lalu Yusufpun segera keluar dari ruang bayi