Keesokan harinya, saat akan berangkat ke kantor seperti biasa Yusuf dan Dian selalu menyempatkan untuk sarapan, tapi kali ini tak ada kata maupun canda tawa yang menghiasi suasana pagi di meja makan
Perasaan Yusuf semakin tak karuan saat melihat mata istrinya yang terlihat sembab karna kemungkinan semalam ia terus menangis, pikirannya pun tertuju pada kandungan Dian, ia takut terjadi sesuatu sama calon bayinya
bi Siti yang dengan diam - diam memperhatikan majikannya dari dapur, merasa iba melihat Dian yang sepertinya begitu sedih dan terpukul atas semua kejadian kemaren, "kasihan non Dian, semoga semuanya baik - baik saja", hanya itu yang terlintas dipikiran bi Siti sambil menghela napas panjang
saat dalam perjalanan ke kantor pun, tak ada pembicaraan apapun didalam mobil, hanya suara musik dari flask disc yang terdengar, sampai akhirnya tiba di halaman kantor dan Dian pun langsung keluar dari mobilnya langsung menuju pintu utama, Yusuf hanya bisa memandangi langkah istrinya sampai tubuhnya menghilang di balik pintu
sesampainya didalam ruangan, Dian yang langsung larut dalam pekerjaannya, seolah tak pernah terjadi apa - apa
sementara saat jam makan siang tiba, ditempat kerja Yusuf, Beni yang sedari tadi memperhatikan sikap sahabatnya itu, langsu g menghampirinya
"lu kenapa Suf ??", dari tadi gue perhatiin kayaknya lu gak ada semangat kerjanya, lu ada masalah dirumah ?", tanya Beni sambil memposisikan duduknya disamping Yusuf
"iya gue ada masalah dengan Dian di rumah, tapi semua itu karna Luna", jawab Yusuf sambil menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya dan menopangkan kepalanya di kedua lengannya
"Luna ??....emangnya ada apa dengan dia ??"
"iya....kemaren Luna datang ke rumah dan dia bilang kalo dia hamil di depan Dian, pasti Dian menyangka klo Luna hamil sama aku, karna sejak kejadian itu, Dian seakan menjauhi aku", jawab Yusuf sambil menghela napas panjang
"gue juga heran, dari mana Luna tau alamat rumah gie ?", lantas apa juga maksud dari semua perbuatan Luna tersebut ?", pertanyaan itu sempat terucap dari Yusuf
"gue tau...mungkin Luna tau alamat rumah lu dari Vira, karna kapan hari Luna pernah minta ke gue alamat rumah lu, dan mungkin juga maksud Luna dengan semua itu karna ia ingin memisahkan lu sama Dian, dan ia bisa kembali lagi sama elu", jawab Beni
"hai....sini lu Vir !!!", panggil Beni saat melihat Vira melintas dihadapan Beni dan Yusuf
"apaan sih...panggil - panggil !!!"
"bilangin sama temen lu si Luna itu dan suruh dia bertanggung jawab atas kelakuannya, gara - gara Luna sekarang rumah tangga Yusuf sama istrinya ada masalah", gertak Beni dengan nada penuh emosi
"emangnya apa yang sudah diperbuat Luna pada Yusuf, sampai - sampai lu bilang gitu ke gue ben ??", tanya Vira penasaran
"asal lu tau ya !!!, temen lu itu kemaren sempat datang ke rumah Yusuf dan bilang kalo dia hamil di depan istri Yusuf, itu semua yang sempat membuat istri Yusuf salah paham, dan menimbulkan masalah antara Yusuf dan istrinya, paham lu !!!", jawab Beni lagi
"gila bener tu Luna, kenapa sampai nekat gitu sih", gerutu Luna sambil melangkah meninggalkan Beni dan Yusuf
"Lantas sekarang apa yang akan lu lakuin bro ??"
"entahlah, gue sendiri bingung, apa yang harus gue lakukan, gue gak mau kalo sampai terjadi apa - apa sama calon bayi gue, karna sepertinya istri gue benar - benar terpukul dengan semua perkataan Luna, karna gue lihat semalam istri gue terus menangis sampai matanya terlihat sembab", jawab Yusuf dengan nada yang penuh kecemasan
"lu harus jelasin semuanya ke istri lu, kalo semuanya gak ada sangkut pautnya sama lu, dan lu harus meyakinkannya kalo lu gak ada hubungan apa - apa sama Luna, gue yakin kalo istri lu pasti akan mempercayainya, dan gue doakan semoga rumah tangga lu kembali baik seperti semula", ucap Beni memberi support pada Yusuf sambil mengelus bahu sahabatnya itu
Yusuf tak memberi komentar apapun, ia hanya termenung, yang ada didalam pikirannya sekarang hanyalah istri dan calon bayinya
sementara setelah pulang dari kantor Vira langsung menuju ke rumah Luna, ia langsung menjumpai sahabatnya itu yang sedang rebahan di atas tempat tidurnya
"gila kamu ya !!!, apa maksud kamu sampai datang ke rumah Yusuf dan bilang kalo kamu itu hamil dihadapan istri Yusuf", ucap Vira secara tiba - tiba saat ia masuk ke dalam kamar Luna
"apaan sih kamu, Vir !!, masuk kamar orang tanpa permisi, pakai marah - marah lagi", jawab Luna atas ucapan Vira
"aku itu cuma ingin mendapatkan simpati aja dari Yusuf, siapa tau dia masih mencintaiku dan ada sedikit rasa iba sama aku, lantas ia mau menikahiku"
"kamu itu bener - bener nekat ya Lun !!!, kamu tau gara - gara ulah kamu itu, sekarang rumah tangga Yusuf sama istrinya dalam masalah"
"bagus dong kalo gitu, siapa tau bentar lagi istri Yusuf minta cerai, dan aku bisa ngedapetin kembali hatinya si Yusuf", ucap Luna sambil senyum - senyum penuh kemenangan
"aaahhhh....terserah kamu deh !!!, aku gak mau ikut campur dalam masalahmu, kamu tanggung sendiri akibatnya kalo sampai terjadi apa - apa karna perbuatanmu itu", ucap Vira sambil pergi meningalkan kamar Luna