webnovel

Kembali Ke Dunia Kultivasi Melalui Sebuah Game

Qin Tian, seorang jenius di dunia kultivasi yang gagal menjadi Kaisar Surgawi akhirnya mati di tangan musuhnya yang berhasil menjadi Kaisar Surgawi. Tapi setelah kematiannya, dia dilahirkan kembali di sebuah dunia fana yang disebut bumi. Itu adalah dunia yang maju dalam teknologi. Tapi pada suatu hari, tiba-tiba muncul sebuah game yang bernama (Enam Belas Surga). "Mengapa nama game ini sama dengan nama dunia asalku?" Qin Tian bertanya-tanya dengan bingung saat dia pertama kali mendengar tentang game itu. ... Ini memiliki Romance Harem yang cukup bagus, jika kamu suka itu, kamu mungkin suka ini.

Saubi1234 · Oriental
Sin suficientes valoraciones
218 Chs

Mengekstrak Sumber Spiritual

"Aku ingin tahu apakah ada pemain lain di kapal ini?" Ucap Qin Tian.

"Enam belas surga mungkin cukup luas untuk memisahkan semua orang di bumi ke tempat yang berbeda, tapi kupikir sistem game tidak akan mengirim semua orang ke tempat yang berbeda."

Bukannya tidak ada game dengan dunia yang sangat luas, tapi setiap game dengan dunia seperti itu biasanya akan mengirim beberapa orang dalam sebuah lokasi yang sama agar mereka bisa berjuang bersama.

Qin Tian tidak terlalu banyak berpikir, dia kemudian berjalan ke sisi kiri lorong. Reinkarnasinya masih hapal sedikit jalan-jalan di kapal itu, jadi dia tidak kebingungan dalam memilih jalan.

Tentu saja, dia bisa berkultivasi di lorong kapal itu, tapi itu akan terlalu mencolok jika dia berkultivasi di sana. Meskipun dia tidak melihat ada orang di lorong tersebut, dia sesekali merasakan sense spiritiual keluar dari pintu-pintu di lorong tersebut. Dia saat ini belum mencapai level di mana dia bisa berkultivasi sambil berjalan.

Beberapa saat kemudian, dia tiba di ujung lorong dan ada beberapa lorong lain di sana.

Dia kemudian memilih lorong di mana terdapat tangga yang turun ke bawah.

Dia memilih lorong itu karena jarang ada orang yang pergi ke sana karena di bawah sana sebenarnya adalah tempat tinggal binatang-binatang ajaib milik orang-orang di kapal itu.

Selain itu, dia ingin mencoba salah satu kemampuan khusus Tubuh Dewa Primordial pada binatang-binatang ajaib itu.

Panjang tangga itu sekitar 8 meter. Setelah tiba di ujung tangga, dia melihat beberapa lorong di sana. Lorong-lorong itu tidak terlalu panjang, hanya sekitar 5 meter dan di masing-masing ujung lorong tersebut dia melihat sebuah aula.

Aula-aula itu agak gelap sehingga dia tidak bisa dengan jelas apa yang ada di dalamnya, tapi sesekali ada suara binatang dari dalam sana

Aula itu dibagi berdasarkan kekuatan binatang-binatang ajaib yang tinggal di sana.

Karena kekuatannya yang masih lemah, dia akhirnya memilih berjalan ke arah aula yang menampung binatang-binatang ajaib yang paling lemah.

Tiba di depan pintu aula, dia segera melangkah ke dalamnya. Hanya setelah dia memasuki aula itu, baru kemudian dia bisa melihat semua yang ada di dalam sana dengan cukup jelas.

Di dalam aula tersebut, dia melihat banyak binatang ajaib. Kebanyakan dari mereka adalah kuda dan burung. Tentu saja, ada juga beberapa binatang liar seperti monyet, singa, harimau, dan ular.

Mereka semua dipisahkan oleh kandang yang berbeda.

Perbedaan mendasar antara mereka dan binatang-binatang yang ada di bumi adalah ukuran mereka yang hampir tiga kali lebih besar.

"Nah, aku ingin tahu apakah aku bisa mengekstrak sumber spiritual di tubuh kalian." Qin Tian tersenyum tipis saat dia melihat mereka.

Dia melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada orang di sana sebelum dia berjalan mendekati seekor monyet muda yang terlihat sangat jinak.

Meskipun ukuran tubuh monyet muda itu tidak terlalu besar, tapi kultivasinya mungkin sudah hampir menerobos lapisan kedua Magang Spiritual. Qin Tian memilih monyet muda itu sebagai uji coba pertamanya karena itu terlihat seperti itu tidak akan menyerang jika dia melakukan sesuatu padanya. Tentu saja, itu juga karena dia yakin monyet muda itu masih tidak cukup pintar untuk memahami apa yang terjadi pada tubuhnya saat dia melakukan sesuatu pada tubuhnya.

Setelah tiba di depan kandang monyet muda itu, dia lalu duduk dalam posisi jongkok.

Monyet muda itu menatapnya dengan mata penasaran tapi dia hanya tersenyum sebagai tanggapan.

Dia kemudian menyebarkan sense spiritiualnya ke arah monyet itu. Meskipun itu memiliki kultivasi yang lebih tinggi darinya, itu masih tidak cukup untuk menghentikan sense spiritiualnya yang berasal dari Tubuh Dewa Primordial, sense spiritiual miliknya dapat dengan mudah memasuki tubuh monyet itu.

Monyet itu masih tidak bergerak tapi itu mulai menatapnya dengan mata waspada.

Saat sense spiritiualnya memasuki dunia spiritual-nya, monyet itu juga ikut mengawasi dunia spiritual-nya.

Di dalam dunia spiritual monyet itu, Qin Tian melihat 8 sumber spiritual.

Sumber spiritual memiliki bentuk seperti berlian, dan semakin kuat sumber spiritiual tersebut, warnanya akan menjadi lebih gelap.

Melihat sumber-sumber spiritiual di dalam dunia spiritual monyet itu, Qin Tian tidak bisa menahan senyum tipis.

Dia kemudian menyelimuti dua sumber spiritual monyet itu dengan sense spiritiualnya, setelah itu, dia kemudian menyerap dua sumber spiritual itu ke tubuhnya.

Dia dapat melakukannya dengan cukup mudah karena monyet itu masih diam saat dua sumber spiritual miliknya terbang keluar dari dunia spiritual-nya.

"Tolong tetap diam ya monyet kecil." Qin Tian berbicara dengan suara lembut.

'....'

Setelah dua sumber spiritual itu keluar dari tubuh monyet itu, Qin Tian segera mengaktifkan metode kultivasi miliknya untuk menghisap kedua sumber spiritual tersebut ke dalam tubuhnya.

Dia tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghisap sebuah sumber spiritual karena itu bukanlah energi spiritual.

Yang membuat dia penasaran adalah berapa banyak energi spiritual yang dapat dia kumpulkan dari satu sumber spiritual.

Meskipun satu sumber spiritual terbuat dari gabungan 100 energi spiritual, tapi dia tahu tidak mungkin satu sumber spiritual yang diekstraksi bisa menghasilkan 100 energi spiritual lagi. Sudah bagus jika ada 50 energi spiritual yang tersisa, tapi dia menebak jumlahnya akan kurang dari itu.

Karena ini adalah percobaan pertamanya, dia memilih untuk menyerap satu sumber spiritual terlebih dahulu.

Saat sumber spiritual itu memasuki tubuhnya, tubuhnya segera mulai mengekstraksi sumber spiritual tersebut.

Kecepatan tubuhnya mengekstraksi sumber spiritual itu ternyata lebih cepat daripada yang dia duga.

Dalam setiap detik, dia melihat statistik energi spiritual-nya berubah dengan sangat cepat.

21

24

30

40

45

50

<Kultivasi: Tidak ada> / <Sumber Spiritual: 0/1>

<Energi Spiritual: 50> (Note: 100 energi spiritual dapat diubah menjadi 1 sumber spiritual. Kecepatan mengubah energi spiritual menjadi sumber spiritual tergantung pada bakat pemain.)

Dalam lima detik, energi spiritual di tubuhnya yang sebelumnya hanya 20 sudah mencapai 50.

Tapi setelah itu, dia menemukan sumber spiritual itu sudah diekstraksi sepenuhnya.

Saat dia ingin menyerap sumber spiritual yang kedua, monyet yang sebelumnya masih duduk tiba-tiba melompat ke arahnya. Jika bukan kandang yang menghalanginya, monyet itu pasti sudah mendarat di wajahnya.

Mata monyet itu menjadi merah dan beberapa tetes air mata jatuh dari matanya.

"Aakk, aakk, aakk,." Monyet itu tiba-tiba menjerit.

Meskipun jeritan monyet itu tidak terlalu nyaring, itu masih membuat Qin Tian kaget sehingga dia hampir melompat.

"Sial." Dia segera melihat sekeliling ke arah binatang ajaib lainnya. Dia baru bisa tenang kembali saat melihat binatang ajaib lainnya masih tenang. Monyet itu mungkin terlalu kecil untuk menarik perhatian mereka.

Tapi meskipun tidak ada keributan yang terjadi, Qin Tian akhirnya memilih berhenti. Dia khawatir jika monyet itu menjadi lebih ketakutan. Selain itu, dia juga merasa kasihan saat dia melihat ekspresi monyet itu.

Dia segera berdiri dan berlari dari sana.

Saat dia tiba di depan pintu aula, monyet itu berhenti menjerit. Qin Tian segera berhenti berlari dan menatap ke belakang sekali lagi.

"Aku tidak bisa berhenti sekarang. Aku hanya butuh 50 energi spiritual lagi untuk menjadi Magang Spiritual."

Dia kemudian melihat ke arah binatang-binatang ajaib lainnya. Dia mencari binatang ajaib yang terlihat jinak.

Setelah beberapa saat, dia melihat kuda putih betina yang tampak seperti itu masih sangat muda. Meskipun kuda putih itu mungkin tidak sejinak monyet sebelumnya, dia yakin itu lebih jinak daripada binatang ajaib lainnya.

Dia kemudian berjalan mendekati kuda putih betina itu.

"Aku harus melakukannya dengan cepat." Dia berkata dengan suara pelan saat dia tiba di depan kuda putih itu.