webnovel

Menuju Arasy bagian kota kecil crone

Saat tersadar kelana mendapati dirinya berada di dalam hutan. seingatnya meski pulang terlalu malam tetapi dia yakin pulang kerumah. dia masih ingat perasaan nyaman ketika merebahkan tubuh di kasur empuknya. kalaupun ada kemungkinan dia tidak pulang kerumah maka jawaban yang paling masuk akal adalah dia akan menginap dirumah temannya. mustahil dia bisa nyasar ke hutan. terlebih di daerahnya mana ada hutan. kalau sekedar taman masih masuk akal tapi ini hutan, hutan belantara malah dan apa-apaan orang-orang yang berada disekitarnya itu.

Di mana aku ini, begitu batin kelana.

kelana tidak habis fikir, ia yakin tidak pernah berhubungan dengan orang-orang yang punya hobi seperti itu, kalau dirinya tidak salah ingat nama untuk mereka yang hobi dengan semacam itu di sebut cosplayer. memang benar kelana penyuka buku bacaan termasuk yang berjenis cerita bergambar ala negeri sakura atau disebut juga manga tapi itu hanyalah sebatas membaca saja tanpa pernah jadi penggila atau semacamnya.

untuk memastikannya kelana memberanikan diri untuk bertanya " siapa kamu dan di mana kita sedang berada ? "

wanita yang ditanya memang menjawab namun sayang jawabannya justru menambah kebingungannya.

" sedang berada di negara mana aku ini, Arab? qatar?? " batinnya terus menebak menuju ke negara-negara timur tengah. terhenti di negara afganistan, ia lalu ganti berfikir karena menganggap ada yang lebih penting, kenapa ia bisa berada di negara orang? tidak mungkinkan jika ia dibuang olah negaranya sendiri, kelana hanyalah seorang pelajar kelas dua SMA yang dilahirkan dari keluarga biasa-biasa saja, dia yakin telah menjadi warga negara yang taat hukum, dia bahkan tidak mau mengendarai motor karena tidak memiliki SIM. ya, tidak ada alasan bagi negara Indonesia membuang warga seperti dirinya. jadi kenapa? kenapa dirinya bisa berada disini, dia sama sekali tidak tahu mengapa demikian.

cukup lama ia merenungi nasibnya, sampai ia kembali melihat sekitar masih dengan kebingungannya. diperhatikannya, seorang makhluk yang menurutnya seperti gambaran malaikat dengan tubuh manusia bersayap yang melayang di atas sebuah danau dan sedang berbincang bersama wanita yang tadi menjawab pertanyaannya. tunggu dulu, melayang? yang benar saja, hantukah? kelana bukan tipe yang mempercayai adanya hantu tapi mungkin karena nalurinya sebagai manusia yang takut ketika melihat sesuatu yang tidak wajar maka kelana spontan bergidik ngeri. sekitar lima menit lebih kelana dalam dilema ketakutannya dan ketakutannya kian menjadi saat melihat bola cahaya yang sedang menuju ke dirinya dan ia-pun pada akhirnya mencapai puncak dari ketakutannya hingga bermaksud kabur sejauh-jauhnya namun niatnya terhenti ketika tangan halus sang wanita memegang bahunya dengan iringan senyuman yang teramat manis baginya, dia merasa seperti mendapatkan isyarat dari sang wanita yang seolah berkata " tenanglah, semua akan baik-baik saja "

perlahan namun pasti keadaan kelana berangsur tenang hingga sepenuhnya kembali pada detak jantung yang normal. setidaknya ia merasa yakin wanita itu berada di pihaknya. kelana akhirnya merelakan tubuhnya dimasuki bola cahaya tadi dan setelah beberapa kejadian yang terjadi, ia pun sedikit mengerti alasan kenapa ia bisa berada di tempat dan bersama orang yang ia tidak kenali.

begitulah sekilas kelana merangkum ingatannya yang terjadi malam itu. malam? kelana melihat jam tangan digitalnya. suatu kebingungan untuk kelana, ia yakin jam tangannya tidak rusak tapi kenapa waktu menunjukkan pukul 17:30 dipagi hari ini dan anehnya lagi di jam tangannya sudah menunjukkan hari rabu padahal menurut perhitungannya seharusnya hari ini hari senin. kelana mau tidak mau menduga ada semacam perbedaan waktu antara dunia asalnya dan dunia tempatnya berada kini. hal itulah yang membuat kelana kesulitan menentukan untuk mendirikan atau tidaknya sholat subuh pada saat itu karena masalahnya jam ditangannya sudah menunjukkan mendekati waktu sholat zuhur. pada akhirnya kelana tidak mengerjakan sholat subuh dengan pertimbangan tertentu.

Dan kelana kini sedang duduk dengan perasaan sedikit khawatir karena takut terjatuh dari permadani terbang yang melaju meski cukup pelan. apa jadinya jika dia kehilangan keseimbangan karena tiupan angin yang terkadang berhembus kencang dan berakhir jatuh kelautan, sekedar untuk membayangkan itu dia memberanikan diri melihat kebawah dan lansung bergidik ngeri, lautan itu pasti sangat dalam dan kenyataan bahwa dia tidak bisa berenang menjadikan hanya ada satu kesimpulan " tamatlah riwayatnya jika jatuh kesana ".

Untuk mengalihkan diri dari pemikiran yang berisi kematian, kelana merubah arah pandangan sedikit kebelakang, pulau yang seram menurutnya.

" ada apa tuan kelana, apakah ada yang tertinggal di sana " tanya seorang wanita yang duduk di sebelahnya.

" ah, ti..tidak, bukan begitu vira.. aku hanya berfikir pulau itu terlihat sedikit menakutkan ternyata,.. " ucapnya seraya menundukkan pandangan karena merasa tidak sanggup menghadapi cara berbusana wanita tersebut yang menurutnya terlalu membuka aurat, sungguh sangat tidak baik untuk pemuda sehat sepertinya.

" begitu, pulau itu memang di kenal lebih kepada tempat menyeramkan sih, tapi menurut saya seandainya para penghuni planet ini tidak melakukan kesalahan besar di masa lalu maka seharusnya pulau itu akan menjadi pulau layaknya surga " jelas vira.

" huh, kamu bicara seolah tahu benar dengan pulau itu " komentar seorang lelaki yang dari semalam membuatnya merasa tidak nyaman dengan pandangan yang sinis.

" fu fu fu, apa kamu masih meragukan informasi dariku setelah aku mendapatkan berkah pengetahuan dari sang jiwa pemanggil, leviiii "

" ck, hah kalau begitu coba jelaskan kenapa orang lemah sepertinya bisa-bisanya dipilih menjadi sang penyelamat? logikanya bahkan dia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri " desis dan ucap kesal levi.

terkejutlah kelana. ya, apa-apaan itu sang penyelamat! dia mengartikannya sama saja dirinya dipanggil kedunia ini untuk menjadi seorang pahlawan. ucapan si levi ada benarnya. mana mungkin dirinya sanggup memikul beban untuk menjadi sang penyelamat. bagaimanapun dia merasa cukup yakin dirinya hanyalah manusia biasa yang tidak memiliki bakat khusus, jangankan untuk berkelahi, untuk sekedar meladeni provokasi orang lain saja dia enggan. melihat sesuatu seperti orang yang tiba-tiba menghilang dan orang yang terhempas jauh karena sebuah tendangan, tak masuk akal baginya, kekuatan super? yang benar saja!

" apa kau lupa levi dengan cerita sang jiwa pemanggil? mudahnya apa yang kau fikirkan sangatlah berbeda jauh dengan apa yang nantinya terjadi, tuan kelana merupakan sang penyelamat itu tidak bisa dipungkiri dan aku tidak akan meragukan itu hanya karena dia sekarang tidak memiliki apupun yang bisa dianggap sebagai kekuatan " jelas vira tampak begitu yakin.

kelana tertegun, kenapa bisa wanita yang baru dikenalinya sanggup memberikan penilaian yang tinggi kepadanya. siapa wanita itu sebenarnya?

" huh terserahlah, tapi setidaknya beritahu aku kenapa kau menjadi orang yang berbeda? " ucap levi.

" berbeda? ... aah.. aku masih vira seperti yang dulu kok "

" tidak, tidak, tidak! kamu jadi menyeramkan tahu " respon levi dan ron berbarengan.

" wah, wah, kalian berdua sudah bosan hidup ya " ucap riang vira diiringi senyum yang aneh, senyum yang dibarengi dengan menyipitkan mata, senyum itu bagaikan memberi penegasan kalau ucapannya barusan itu bukan sekedar candaan belaka.

" tuhkan! " ucap levi dan ron lagi-lagi kompak dan dengan gaya menuding yang sama.

* bak, buk *

" wadau " jerit kompak levi dan ron sambil membungkuk dan memegangi bagian kepala yang barusan di pukul keras oleh vira.

gila, si vira itu jelas bukan wanita biasa, penakhluk pria-kah? si levi yang dianggapnya berbahaya saja bisa dijinakkannya.

" maaf nona vira, sebenarnya kemana tujuan kita saat ini, bukankah anda dan teman-teman anda sudah memastikan untuk membantu saya, tapi setau saya arah yang kita tuju sekarang justru berlawanan dengan tempat yang seharusnya saya tuju " tanya seorang wanita yang dikenal kelana dengan panggilan putri luna begitu sopan seraya melirik pucat levi dan ron.

" wah wah kenapa tuan putri luna menjadi kaku sekali, yang santai saja dengan saya... hmm tujuan ya.. kita awalnya hendak ke gunung pertapa tapi karena sebuah tuntutan yang mendesak kita akan pergi ke arasy sekarang ini "

" heh? " gumam levi dan ron lagi-lagi kompak.

" oi, oi, yang benar saja vira.. kita harus pulang ke markas terlebih dahulu bukan? dan lagipula arasy itu dimana coba,.. vira, kamu tidak bermaksud mengabaikan misi kitakan? " tanya levi.

" itu benar vira, bisa gawat kalau DIA sampai tahu " saut ron.

" aku serius, toh lagipula misi kita memang sudah gagal bukan? "

" tapi itu bukan salah kita, setidaknya DIA pasti mengerti " ucap levi.

" menurutmu begitukah? levi, kamu masih ingatkan ucapannya saat itu, tapi kenyataannya jika sang jiwa pemanggil tidaklah murah hati maka kita sudah pasti mati "

" soal itu "

" sadarlah levi, hmm atau mungkin justru kamu yang tidak mau menerimanya "

" jaga ucapanmu vira, aku tahu apa yang disampaikannya tidak sesuai dengan kenyataan tapi.. "

" tapi apa? munurutmu apa tujuan DIA yang sebenarnya "

" tujuan sebenarnya? " ucap ron bingung.

" hah " desah vira sejenak.

" ya sudahlah, percuma saja aku bicara lagi, pada dasarnya kamu mempercayai DIA lebih dari apapun bukan "

" tentu saja, karena DIA bukanlah orang yang pantas di curigai "

" baiklah jika memang itu sudah menjadi keyakinanmu, aku tidak ingin berdebat denganmu, demi kebaikan diantara kita, aku mengusulkan lebih baik kita berpisah saja "

" vira.. kamu tahu itu artinya kan, kamu bisa dianggap mengkhianatinya "

" aku tidak keberatan dengan itu "

" ck, terserahlah... jika itu memang sudah menjadi pilihanmu maka kita berpisah "

" levi, kamu yakin " tanya ron.

" ya "

" nah tuan putri luna, sekarang anda tinggal pilih mau dengan siapa anda pergi, aku atau temanku itu.. jika anda ikut bersamaku maka aku tidak mensyaratkan apapun, itu janjiku.. jika bersamanya..hmm.. tenang saja teman saya itu meski begitu orangnya tapi dia pasti akan menepati ucapannya..yah itupun tergantung usaha anda " ucap vira.

" sa..saya... " ucap putri luna...

" ck.. sejak awal bukannya kamu yang ingin mengurus tuan putri itu jadi bawa dia bersamamu " potong levi.

" aku sih tidak masalah, lagipula demi keamanannya seharusnya memang putri luna ikut denganku " jawab vira santai.

" huh begitu menurutmu, jadi bisa aku anggap apa yang kamu fikirkan bukan lagi sebuah dugaan "

" ya sekitar sembilan puluh sembilan persen " jawab vira.

" terserahlah " ucap ketus levi seraya berdiri lalu melompat turun.

" tu..tunggu levi " seru ron lalu ikut melompat turun.

" eh " gumam kaget kelana seraya melihat kearah dimana levi dan ron terjun bebas dan berakhir berjalan di lautan.

" a..anu bukannya aku belum memutuskannya ya, kok seenaknya saja dia pergi " ucap luna.

" apa itu artinya anda ingin bersamanya putri luna? "

" hmm, aku hanya berfikir jika dia yang lebih memungkinkan untuk memberiku keamanan "

" apa anda meremehkan kemampuan saya ? "

" bu..bukan begitu.. la..lagipula sejak awal aku lebih meminta bantuan padanya "

" yah memang diantara kami bertiga si levi adalah yang terkuat, wajar jika anda berfikir dia yang paling menjanjikan untuk mewujudkan ambisi anda "

" a..ambisi?...! "

" sudahlah, anda tidak perlu menutupinya dari saya, saya bukan orang bodoh yang bisa dikelabuhi dengan cerita anda yang tidak masuk akal itu "

" ce..cerita yang mana? "

" hhh, putri luna sebenarnya bagaimana cara anda bisa sampai di pulau aranshaz ? "

" bu..bukankah aku sudah cerr... "

vira menatap tajam.

" ma..maaf "

" baiklah, anda tidak perlu cerita sekarang, setidaknya saya yakin anda tidak punya niatan buruk "

" te..terima kasih "

vira tersenyum simpul dan tidak lama kemudian menatap sayu kearah dimana levi dan ron pergi.

" apa tidak apa-apa nona vira ? " tanya kelana atas pertimbangan rasa bersalah karena menganggap perpisahan vira dengan kedua temannya terjadi karena ada sangkut paut dengan dirinya.

" tentang apa tuan kelana? " jawab vira seraya berusaha bersikap normal. bagi kelana itu hanyalah sikap yang dipaksakan.

" soal kedua teman anda, sepertinya anda ... "

" owh soal itu tidak apa kok.. saya hanya merasa sedikit aneh saja tanpa mereka, mungkin karena saya selama ini sudah terbiasa bersama mereka, anda tidak perlu khawatir, saya baik-baik saja "

" begitu... maaf "

" untuk apa maaf anda tuan kelana? "

" aku tidak mengetahuinya dengan pasti, aku hanya merasa dirikulah penyebab masalah yang terjadi "

" anda tidak perlu merasa begitu, ini murni persoalan diantara kami, sudah sewajarnya bukan jika terkadang persahabatan itu dihiasi perselisihan ataupun perbedaan pendapat? "

" yah memang begitu adanya... baiklah.. semoga masalah diantara kalian berakhir baik.. aamiin "

" amin? apa itu tuan kelana..? "

hal pertama yang terbesit diotak kelana setelah mendengar pertanyaan vira barusan adalah didunia ini mungkin saja tidak bertuhan. mencoba untuk memahami perbedaan, menurutnya wajar jika vira tidak mengenal kata amin.

" hmm... sebuah kata yang memberi kekuatan supaya terkabulnya sebuah doa semakin tinggi, mungkin " ucap kelana dengan nada bercanda.

" doa itu apa pula tuan kelana? " giliran putri luna bertanya.

semakin yakinlah kelana dengan dugaannya tapi untuk memastikan, iapun bertanya :

" maaf jika pertanyaanku ini lancang,.. emm Apakah di dunia ini kalian tidak mempercayai adanya tuhan ? "

" tuhan ya, kami mempercayai keberadaannya kok, memang apa hubungannya dengan doa? "

" begitu.., begini saja, mungkin kalau kata doa kalian tidak mengerti tapi kalau sekedar pengharapan atau kalian berharap pada tuhan pasti kalian mengerti bukan? "

" untuk sekedar mengerti sih kami mengerti tapi kami tidak pernah melakukan itu, kami diajarkan untuk berusaha jika menginginkan sesuatu dan tidak ada ajaran yang menyuruh untuk berharap kepada tuhan "

" tuan kelana, bagi kami tuhan hanya menyediakan segalanya, urusan mendapatkannya itu tergantung perjuangan kami " jelas vira.

" begitu ya, sangat di sayangkan "

*****

wilayah timur, kota kecil crone.

ketika itu penunjuk waktu ditangan vira menunjukkan pukul dua belas. mereka kini berada tidak jauh dari pelabuhan utama kota kecil crone. setelah mendaratkan permadani terbang di pesisir yang terdapat banyak batu karang berukuran besar, kelana dan yang lain bermaksud memasuki hutan dengan mengendap-endap dari satu batu karang ke batu karang yang lain hingga berhasil memasuki hutan tanpa disadari oleh mereka yang berjaga di sekitar pelabuhan.

" maaf nona vira jika kemauanku ini merepotkanmu " ucap kelana.

" jangan sungkan begitu tuan kelana, kemauanmu adalah perintah mutlak bagiku jadi aku sama sekali tidak merasa direpotkan "

" terima kasih "

" nona vira, boleh tahu kenapa anda memilih tempat yang berisiko di ketahui ini, bukankah lebih baik kita mencari tempat yang lebih jauh lagi untuk keamanan ? " tanya putri luna.

" hmm karena disini merupakan tempat terdekat yang memiliki sungai "

" sungai ya, tuan kelana sebenarnya apa yang ingin anda lakukan? "

" emm pastinya kalian juga tidak akan tahu apa yang akan kulakukan... tapi baiklah, sebut saja itu sebagai pengabdian kepada tuhan " jawab kelana.

" tuan kelana kearah sini " ucap vira seraya berbelok kearah kiri.

" wuah " ucap kelana takjub melihat sungai yang memiliki air begitu jernih hingga dasarnya yang tidak begitu dalam bisa terlihat. keindahan disekitar sungai yang ditumbuhi rerumputan yang seolah terlihat seperti karpet dan bermacam bunga yang tumbuh dengan jarak seakan diatur sedemikian rupa hingga terkesan sangat rapi, sungguh memanjakan mata kelana.

" kalau begitu permisi dulu " pamit kelana seraya bergegas menuju sungai.

" ya, kami akan menunggu di sana, jika tuan butuh apa-apa katakan saja "

" baiklah " ucap kelana sambil menoleh dan melambai tanpa menghentikan langkahnya.

vira lantas berjalan memasuki hutan kembali disusul putri luna.

" nah putri luna sudah saatnya anda menceritakan kisah anda yang sebenarnya " ucap luna seraya duduk disebuah bekas pohon yang ditebang.

" baiklah, sebelumnya maaf karena sejak awal saya tidak jujur padamu nona vira " ucap putri luna seraya menepikan beberapa daun-daun yang terlihat masih terlihat hijau dan menumpuk dedaunan kering untuk dijadilan alas duduknya.

" tidak masalah, anda pasti memiliki perhitungan sendiri, aku menghormati itu " ucap vira bersikap bijak dengan memberi sunggingan senyum diakhir kalimat.

" bisa dikatakan saya justru memanfaatkan niat busuk para petinggi kerajaan yang ingin menjadikanku tumbal "

" maksud anda tempat awal dimana anda seharusnya berada itu di pulau soulheaven "

" ya, mereka berencana menukar darah saya yang memiliki garis keturunan langsung dari bangsawan suci dengan memanggil hewan suci burung abadi "

" begitu, jika tebakanku benar maka pada akhirnya anda justru memanfaatkan ketidaktahuan mereka soal pembangkitan yang sebenarnya agar memiliki kesempatan untuk keluar dari istana "

" begitulah "

" tapi itu tidak menjelaskan kenapa anda bisa berakhir di pulau aranshaz? "

" anda pasti mempertanyakan bagaimana saya bisa lepas dari para pasukan yang membawa saya bukan? "

" ya, meskipun kalian gagal melakukan ritual maka bukan berarti anda bisa sesuka hati lepas dari mereka dan tidak mungkin mereka membuangmu karena status anda yang berharga "

" itu karena saya membantai mereka semua! "

" hwooo, itu menjelaskan kenapa anda bisa bertahan dipulau aranshaz saat kami tiba, baiklah bisa saya simpulkan setelah anda membantai mereka lalu anda pergi kepulau aranshaz, tapi untuk tujuan apa anda kesana, sepemahamanku anda kesana bukan karena sang penyelamat bukan? "

" ya, tujuan saya menjadi terdengar seperti lelucon ketika bertemu langsung dengan makhluk yang kita ketahui sebagai sang jiwa pemanggil itu karena awalnya saya mengira sosok makhluk tersebut adalah sang pahlawan "

" begitu ya, karena perbedaan cerita ternyata.. hmm tapi setidaknya tujuan anda untuk bertemu sang pahlawan terwujud bukan ? "

" hah? "

" loh anda bagaimana sih, benar anda salah mengira sang jiwa pemanggil sebagai sang pahlawan tapi jika anda berfikir lebih jauh bukankah sang penyelamat itu sama saja dengan sang pahlawan? "

vira berfikir sejenak " a..anda benar juga sih "

" putri luna, apa anda tidak merasa aneh dengan informasi yang kita percayai selama ini, ambil contoh dengan kasus apa yang telah diceritakan oleh sang jiwa pemanggil "

" pemalsuan sejarah maksud anda? "

" begitulah, banyak sejarah yang telah ditutup-tutupi, disamarkan bahkan mungkin telah dihilangkan "

" ada benarnya, tapi untuk apa? "

" entahlah, saya belum bisa menyimpulkan apapun tapi pasti ada hubungannya dengan kemunculan mendadak makhluk yang kini tengah menjajah bangsa kita "

" maksud anda bangsa jin "

" ya "

keduanya terdiam. masing-masing dari mereka memasuki alam fikirnya.

" kyaaaaaa " suara jeritan yang membuat keduanya terkejut.

" jeritan seorang wanita ? " ucap putri luna.

" itu berasal dari tempat tuan kelana berada "

mereka berdua langsung berlari dengan cepat.

" tuan kelana... " ucap vira terhenti saat melihat pemandangan dimana seorang gadis remaja yang meringkuk ketakutan disamping kelana yang sedang duduk bersila dan menutup kedua matanya. pandangan vira lalu berubah menuju ke sosok makhluk besar bertanduk dengan tinggi lima kali lipat dari ukuran manusia biasa yang sedang menyayunkan gada besinya kearah kelana namun anehnya gada besi tersebut terpantul oleh sebuah penghalang berupa setengah lingkaran cahaya terang yang membungkus kelana dan gadis remaja disampingnya.

menyadari sesuatu, vira yang tiba-tiba menjadi marah merangsak maju dengan gerakan melancarkan sebuah tendangan sambil berteriak mengucapkan " apa yang sedang kau lakukan pada tuan kelana dasar makhluk menjijikkan "

" duak " benturan saat terjangan vira mengenai telak pinggang dari makhluk besar tadi.

" gah " rintih sang makhluk besar diiringi terhempasnya ia melewati sungai dan berakhir terbaring tidak berdaya.

" tuan kelana, apa anda baik-baik saja.. " ucap vira khawatir seraya bermaksud memasuki penghalang cahaya namun saat ujung jarinya menyentuh penghalang cahaya...

" kya " jerit vira ketika tangannya tersengat oleh percikan cahaya lalu tubuhnya terdorong oleh kilau cahaya yang menyilaukan mata.

" apa maksudnya ini " ucap vira sambil menahan sakit ditangannya.

" nona vira " panggil kelana seraya berdiri. ketika itu perlahan penghalang cahaya memudar hingga akhirnya lenyap saat kelana telah berada didekat vira.

" maaf apa tadi itu menyakitimu " ucap kelana perhatian.

" sedikit, tadi itu apa tuan kelana "

" aku tidak tahu pasti, yang jelas cahaya itu muncul saat aku sedang bertasbih dengan maksud memohon perlindungan dari makhluk yang bermaksud menyerang gadis.. ah gadis itu maksudku " tunjuk kelana.

" siapa gadis itu? "

" entahlah, dia muncul dari arah itu bersama makhluk yang menyerangnya ketika aku baru saja menyelesaikan sholat sunah ba'diyah "

vira langsung melihat kearah yang dimaksud kelana, setelah itu matanya langsung tertuju keatas dimana terdapat sebuah menara hitam berbentuk segitiga dengan ujung meruncing yang menjulang tinggi.

" pekerja paksakah " gumam vira.

" bagaimana ini nona vira " tanya putri luna seraya menghampiri sang gadis remaja yang kini tengah duduk bersimpuh.

" yah, kemungkinan terbesar akan ada prajurit jin yang akan menyusul kemari tapi itu bukan masalah besar, lagipula tuan kelana sepertinya sudah menyelesaikan keperluannya, bukankah begitu tuan kelana? "

" ya "

" apa kamu baik-baik saja " tanya putri luna kepada sang gadis remaja.

" berkat tuan yang disana saya masih hidup, dengan ketulusan hati saya mengucapkan banyak terima kasih atas pertolongan anda tuan " ucap sang gadis remaja lalu bersujud.

kelana terkejut dengan tindakan gadis remaja itu namun kelana mencoba mengerti dengan perbedaan yang ada. ia lalu menghampiri sang gadis remaja dan langsung mengangkat tubuh sang gadis hingga duduk tegak kembali.

" siapa namamu? " tanya kelana.

" alena "

" baiklah alena, ah namaku kelana, dengar alena.. sejujurnya aku tidak suka dengan tindakanmu barusan karena sujudmu itu seharusnya bukan untukku, kalau kamu ingin berterima kasih padaku maka cukup katakan itu maka aku akan menerima, selebihnya aku harap kamu bersyukur kepada yang telah menyelamatkanmu "

" bukankah tuan kelana yang menyelamatkanku ? "

" aku hanyalah perantara, yang menyelamatkan dirimu bukanlah aku "

" lalu siapa, apa nona yang cantik itu " tanya alena sambil memandang vira.

" bukan juga, dia juga perantara.. yang menyelamatkanmu adalah DIA yang maha kuasa, Tuhan "

" maaf tuan saya tidak mengerti maksud tuan kelana "

" tidak apa, maafkan saya juga karna mengatakan hal yang sulit di mengerti "

" a..anu tuan kelana, bolehkah saya meminta pertolongan anda lagi "

" asal saya mampu pasti akan saya bantu, katakan saja "

" tolong selamatkan sahabat baik saya "

kelana diam sejenak.

" maaf, sejujurnya itu diluar kemampuan saya " ucap kelana.

alena tampak kecewa.

" apa tuan kelana ingin membantunya? " tanya vira.

" ya tapi ... "

" wahai sang penyelamat, tuanku kelana, keinginanmu menjadi keinginanku, untuk saat ini izinkanlah saya mewujudkan keinginan anda "

" sa..sang penyelamat... nona cantik apa itu benar, benarkah tuan kelana adalah sang penyelamat " ucap alena gemetar.

" ya, itulah kebenarannya " jawab vira sangat meyakinkan.

****

Alena, seorang gadis remaja cantik berumur enam belas tahun yang memiliki warna mata kebiruan dan warna rambut putih keemasan. alena merupakan penduduk asli kota kecil crone. ia kini merupakan yatim piatu. ia sempat tumbuh bersama kedua orangtuanya sampai umurnya menginjak usia sepuluh tahun. atas ajaran dan bimbingan orang tuanya, alena menjadi seseorang yang memiliki tekad yang kuat dan tegar dalam menghadapi suatu masalah. selama hidup dengan status yatim piatunya entah sudah berapa kali alena merasakan pahitnya hidup dalam situasi dunia yang dilanda peperangan. dalam ketegarannya ia semakin menumbuhkan harapan untuk dunianya kelak. sedari berumur tujuh tahun alena memang sudah berharap agar perang yang berkepanjangan antar sesama kerajaan didunia berhenti total dan selanjutnya berharap akan terciptanya hubungan baik antar sesama manusia. harapan itu terus ia pupuk meski peperangan justru semakin memburuk dan diskriminasi semakin menjadi. harapannya semakin hari semakin tumbuh berkat siraman semangat dari apa-apa yang pernah di katakan ibunya dahulu. saat harapannya terpapar racun putus asa maka kata-kata mutiara sang ibu membuatnya kembali memegang teguh harapannya. apa yang paling alena genggam erat-erat adalah pesan sang ibu yang menyampaikan akan tiba masanya dunia mengalami perubahan besar namun perubahan dunia hanya akan terjadi selama masih ada penduduk dunia yang menginginkan perubahan. karena itulah alena tidak berhenti berharap meski kini dunianya berada dalam situasi yang bertambah buruk karena sedang dijajah oleh bangsa jin. sementara orang-orang lain telah menyerah pada nasibnya sedangkan alena berfikir untuk melakukan sesuatu demi sebuah perubahan. meski itu hanyalah tindakan yang mungkin terbilang nekat dan sia-sia dipandangan kebanyakan orang namun bagi alena hal itu merupakan tindakan yang berarti karena baginya lebih baik daripada berdiam diri atas nasib buruknya. alena juga berfikir jika ia menyerah pada nasibnya berarti sama saja menyerah pada harapannya. karena itu apapun resikonya, demi perubahan, alena akan memperjuangkannya.

" ingat alena, jika kamu memadamkan harapanmu maka DIA tidak akan pernah menyelamatkan dunia ini "

mengingat peringatan dari ibunya itu membuat alena tidak bisa menahan kesedihannya. air matanya menetes tanpa disadarinya.

" ibu, aku telah bertemu dengannya " batin alena tersedu.

" a..alena, kenapa kamu menangis " tanya kelana bingung.

" ah maaf wahai sang penyelamat " ucap alena seraya mengusap airmatanya.

" hei alena, darimana kamu tahu tentang sang penyelamat? " tanya vira

" dari mendiang ibuku, dulu ibuku sering bercerita tentang kedatangan sang penyelamat "

" boleh kutahu asal usul mendiang ibumu itu "

" mungkin jawaban saya terdengar mengada-ngada karena yang saya tahu mendiang ibuku berasal dari negeri yang jauh, menurut ibu negeri itu merupakan tempat dimana sang penyelamat berasal "

" hah, apa-apaan itu, bukankah itu artinya.. " ucap putri luna.

" putri luna kemungkinan itu sangatlah besar tapi terbilang mustahil "

" ya saya tahu itu karna tidak mungkin mendiang ibunya itu seperti tuan kelana "

" apa maksud nona vira dan putri luna barusan "

" yah untuk saat ini saya belum bisa menjelaskannya padamu, maaf ya " ucap vira.

" ti..tidak apa, maaf juga jika saya lancang.. "

" ngomong-ngomong kapan kita akan bergerak nona vira " tanya putri luna.

" saya sih tergantung tuan kelana saja "

" hemm, sebisa mungkin aku tidak ingin ada korban dari pihak manusia " ucap kelana.

" itu artinya saya hanya perlu menghabisi semua bangsa jin yang ada disana saja bukan " jawab vira enteng.

" hah! " kelana dan putri luna kompak kaget.

" jika tuan kelana yang sulit mempercayai maka saya mengerti, tapi kenapa anda ikutan kaget putri luna "

" yah saya berfikir itu sesuatu yang sulit saja, mungkin menghadapi lima sampai sepuluh bukan masalah buat anda, tapi jika predeksiku tidak meleset maka setidaknya anda akan menghadapi lebih dari seratus prajurit jin "

" saya heran, untuk orang yang pernah menghadapi hewan buas di pulau aranshaz tapi masih menganggap segerombolan prajurit jin sulit ditangani "

" tidak, tidak, anda salah menilai kemampuan saya nona vira "

" maksud anda? "

" kenyataannya saat itu saya tidak pernah menghadapi hewan buas itu, saya hanya bisa menghindarinya dengan kemampuan untuk menghilangkan tubuh dan keberadaan saya "

" hwo begitu... jurus sukma ya, bahkan saya tidak bisa menggunakannya karena butuh kestabilan aliran energi kehidupan... hmm tunggu dulu, apa kemampuan itu juga berpengaruh pada jin? "

" tentu saja "

" hmm itu akan sangat membantu "

" eh..! jangan-jangan saya diharuskan ikut andil juga "

" tentu saja "

" haaah, baiklah tapi saya tegaskan saya tidak mampu mengalahkan prajurit jin, jika hanya sesama manusia maka saya masih sanggup menghajarnya "

" tidak masalah "

" se..sesama manusia " ucap kelana.

" maaf tuan kelana, kemungkinan kita akan bentrok dengan sesama manusia itu bisa terjadi, untuk anda ketahui ironisnya ada dari kami sesama manusia yang saya anggap bersifat bahkan lebih buruk dibandingkan bangsa jin " jelas vira.

" begitu ya, aku bisa mengerti itu tapi sebisa mungkin hindari perkelahian dengan sesama manusia " komentar kelana.

" akan saya ingat " jawab putri luna.

" baiklah sepertinya sudah saatnya kita bergerak " ucap kelana.

****

putri luna sambil menggendong elena dipunggungnya bergerak cepat mengikuti pergerakan vira dan kelana yang terbilang sulit dipercaya. vira dan kelana yang terlihat bergandengan tangan itu sedang menggunakan kemampuan yang mirip dengan sihir terbang, putri luna menduga itu adalah jurus tapak angin milik vira. kemampuan yang secara kerjanya membutuhkan energi kehidupan yang tidak sedikit apalagi harus membaginya ke orang lain. saat ini pergerakan vira dan kelana layaknya melayang di udara, hanya saja jarak antara tapak kaki hanya terpaut sejengkal dari permukaan tanah. pergerakan itu seakan mengalir deras. putri luna yang mencoba mengimbanginya dengan percepatan saja masih tertinggal dibelakang. karena merasa takjub, putri luna mengira-ngira besaran energi kehidupan vira, dua kali lipat? tidak bahkan mungkin sepuluh kali lipat dibanding energi kehidupan miliknya, karena itu ia sedikit memahami kenapa vira sulit menstabilkan energi kehidupannya.

putri luna bertanya-tanya kenapa vira bisa sekuat itu? apa karena ia juga termasuk keturunan dari ras campuran seperti yang sang jiwa pemanggil katakan? namun masalahnya putri luna juga tidak mengerti apa yang di maksud ras campuran. sebelum kedatangan bangsa jin, dapat dipastikan hanya ada bangsa manusia, lalu bagaimana bisa ada ras campuran? putri luna sama sekali tidak menemukan jawaban yang memuaskan.

" siapa sebenarnya mereka " batin putri luna.

" putri luna! " panggil vira cukup keras.

" ah maaf, ada apa nona vira "

" wah bisa-bisanya anda melamun, ya sudahlah, kita hampir sampai, aktifkan kemampuan sukma anda "

" baiklah " ucap putri luna seraya membuat pola penyatuan telapak tangan lalu berubah mengapitkan jari jemari kedua tangannya.

" sukma " ucap putri luna diiringi dengan fenomena tubuh vira dan alena yang perlahan mulai tampak kabur. putri luna membuat gerakan lanjutan dengan mengulurkan telapak tangannya kearah vira dan kelana. dari telapak tangan putri luna lalu muncul pancaran yang akhirnya menyelimuti vira dan kelana. fenomena tubuh yang mulai menghilang-pun terjadi pada vira dan kelana.

" kita lakukan sesuai rencana " ucap vira.

" dimengerti " jawab putri luna. tidak lama kemudian tubuh putri luna dan alena benar-benar menghilang sepenuhnya.

" a..anu nona vira, lalu bagaimana kita bisa saling mengetahui keberadaan masing-masing dari kita " tanya kelana.

" yah, kita memang tidak bisa melihat mereka tapi putri luna bisa melihat kita... emm mudahnya karena dia bisa melihat energi kehidupannya yang untuk sementara ada pada kita "

" o..owh " respon kelana sok paham padahal ia sama sekali tidak mengerti.

tiba-tiba vira menghentikan laju dari kemampuan tapak anginnya lalu berkata " kita sudah sampai "

kelana yang terkejut karena merasa seperti mengerem mendadak itu reflek bermaksud mengamankan diri dengan pergerakan sebelah tangannya meraih bagian tubuh vira.

" save! " gumam kelana karena merasa terhindar dari tragedi tersungkur ditanah.

" a..anu tuan kelana " ucap vira malu-malu.

" heee...eeeeemmmmm " setengah gumam dan setengah jerit batin kelana mendapati lengannya merangkul tubuh vira dan genggamannya pada tonjolan kecil! didada kiri vira. spontan kelana menarik tangannya yang nakal itu lalu dengan menundukkan seperempat tubuhnya ia memohon " maaf ".

" hee, tuan penyelamat suka yang begituan ya "

ucapan yang terdengar datar tapi terkesan menyindir itu membuat kelana terkejut diiringi pandangannya yang menoleh ke kanan namun tidak mendapati siapapun di sana. kelana sangat yakin yang barusan itu suara putri luna, ia baru menyadari setelah mengingat kembali bahwa putri luna bisa melihatnya tapi ia tidak bisa melihat putri luna.

" bu..bukan begitu putri luna "

" tidak apa tuan kelana, anda tidak perlu merasa tidak enak hati, sudah sewajarnya jika lelaki normal menyukai yang begituan " ucap vira.

" sudah kubilang aku tidak sengaja " rengek pelan kelana.

" hwoo.. setahu saya lelaki normal lebih suka yang besar dibanding yang ... pfft " ucap vira diakhiri dengan menahan tawanya.

" wah, wah, anda sepertinya membanggakan kumpulan lemak itu ya, apa perlu saya membuat lemak itu berkurang dengan sangat drastis "

" tidak perlu, terima kasih dan maaf " ucap putri luna kecut.