webnovel

Chapter 2 #Awal Mula Kehidupan

Gua gapernah tau apa itu arti kehidupan yang sesungguhnya.

Gua bukan manusia yang hidup dalam kedramatisan.

Gua menjalani apa yang seharusnya dijalani.

Gua mensyukuri apa yang seharusnya disyukuri.

Gua gapernah tau sampai kapan dan sampai mana gua harus berjalan diluasnya bumi ini

Dulu,setelah lulus sekolah dasar gua merasa sangat bangga dan merasa dunia berpihak pada gua.

Dan ternyata ketika memasuki sekolah menengah atas mulailah muncul pendewasaan diri yang sampai sekarangpun gua belum tau gua harus apa.

Ketika lulus terbukanya pintu luas bumi yang gua bebas masuk kemanapun dan gua pun harus terima resiko ketika memasuki pintu pintu yang gua inginkan,di jaman gua ini entah cara bergaul seperti apa yang memang benar benar bagus tanpa mempengaruhi diri sendiri ataupun orang lain.

Semakin bertambah usia semakin bertambah pula pola pikir gua yang harus terbuka,gua semakin ditekankan dengan kehidupan yang bagaimana diri gua sekarang adalah naungan atas dasar diri gua sendiri.

Memulai pendewasaan diri dari mulai harus bertanggung jawab atas nama baik keluarga,mencoba memantaskan diri dilingkungan manapun,dan semakin gua meluaskan pandangan gua diluar semakin baik pula tuhan tunjukan keajaibannya.

Sekarang gua sedang berada di fase gua mempunyai banyak teman tapi gua gatau harus berteman sama siapa?!

Semakin pula ditunjukan muka muka teman yang gaseharusnya ada dihidup gua.

Dan semakin pula ditunjukan kehidupan nyata yang gak semua manusia berpihak ke gua.

Gua adalah salah satu orang yang susah untuk diam ketika mendengar atau melihat orang seenaknya berasumsi tentang gua.

Tapi banyak pula yang sakit hati karena perkataan gua yang kian menampar mereka ketika sedang asiknya berasumsi tentang diri gua,sejujurnya gua sangat suka kedamaian gua akan mengejar setiap orang yang padahal gua tau dia salah tapi gua gak mau ada pertengkaran,gua bicara lantang hanya untuk mereka tau bahwa gak seharusnya kita sesama manusia menilai manusia lainnya karena semuanya pendosa gua pun pendosa tapi Tuhan gak pernah bosan menunggu waktunya kita memohon ampun.