Meskipun singkat, perkataan Ye Qiao barusan terasa bagaikan sebilah belati tajam yang menusuk hati Ye Shengxun.
Karena jabatannya yang tinggi, pria paruh baya itu jadi jarang memperlihatkan isi hatinya. Kini ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa dia sedang terluka. Sepasang mata yang awalnya tampak jernih dan tenang itu kini memancarkan perasaan sedih yang dalam.
"Ye Qiao, Papa ingat. Papa tidak pernah melupakannya…" ucap Ye Shengxun dengan lirih setelah meletakkan gelas anggur yang tadinya dia pegang dengan tangan kanannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com