webnovel

Pelangi Hati

Layaknya pelangi yang terpampang sempurna dilangit. Walau datangnya sementara, tapi keindahannya selalu membekas dalam hati, tak pernah hilang.

Sama sepertimu.

Aku bukan milikmu, namun setiap tatap yang kau ungkap selalu membuatku merasa bahwa kau adalah milikku.

"Kamu adalah bahagiaku." ucapku

Meski datang sesaat, kau tetap membawa indah yang tak hanya dapat kurasakan, namun membekas dalam hati.

Kau adalah asa yang tak pernah kulupa. Entah karena apa aku tak bisa menghilangkanmu dari pikiranku.

Rasanya tak ada celah untukku agar bisa menjauh darimu.

Meski kadang luka yang ku dapat, nyatanya semua itu tak pernah membuatku ragu untuk tetap bertahan dalam rasa ini.

Bukan sekedar nyaman, namun bahagianya selalu menjadi bayang bayang. Tak pernah dapat ku hilangkan, bahkan untuk lupa? Tak dapat ku praktikan.

Terlihat egois? Memang, perihal rasa aku tak mampu menyembunyikan, tak sanggup menghilangkan, tak kuasa mengendalikan.

Tidak! Bahkan aku tak sedikitpun untuk memaksamu. Rasaku bukan paksaan. Ini anugrah menurutku. Tak dapat ku tolak, tak dapat ku hindari. Tak dapat juga aku memaksamu.

Satu ingatan dalam hatii,, bahwa manusia punya perasaan masing masing. Dan pasti berbeda beda. Aku tak tahu betul perasaanmu seperti apa? Hatimu buat siapa? Yang ku tau hanya perasaanku saja.

Ini, hal yang selalu ingin ku katakan, bahwa sepenuhnya rasa dan asa yang tersimpan dalam hati ini selalu tertuju pada dirimu. Harapku adalah untuk bahagiamu.

Pernah ku coba selangkah mundur menjauh darimu, nyatanya awan membawaku lebih dekat padamu.

Langit menarikku untuk tetap menuju kepadamu.

Aku tak mengerti dengan hati yang tak mampu pergi. Seolah tak ada jalan lagi untuk keluar. Terkunci rapat tak terlihat ke arah luar.

Satu hal yang ku ingin darimu, hargai segala sesuatunya. Rasa, asa dan harapku semoga bisa kau maklumi. Layaknya seorang manusia yang tak dapat membendung, membuang dan menelantarkan perasaan begitu saja.

Kamu boleh membangun kebahagiaan dengan yang lain, namun tetap kau lihat aku disini. Sebagai masa lalumu yang tak pernah mampu sedikitpun membuang rasa terhadapmu.

Kau tetap pelangi hatiku, yang mampu membangun kebahagiaan untukku walau hanya sepintas tatap hangat yang menghangatkan. Keindahan yang selalu tergambar rapi tak ada ujung dan tak ada celah untuk diakhiri.