Daripada melihat sesuatu yang membuat dia iri, Segara akhirnya keluar dari ruangan. Dia memilih untuk menunggu kurir yang akan mengantarkan mukena untuk Alivia. Segara menunggu di Lobi rumah sakit. Dia meninggalkan Alivia dan Astha berdua di kamar. Setiap kali melihat kebersamaan mereka, Segara merasakan nyeri di hatinya. Kadang dia merutuki dirinya sendiri kenapa harus jatuh cinta pada perempuan yang sudah punya suami.
Selesai salat, Astha melihat ke arah Alivia yang ternyata juga sedang salat dengan perlengkapan seadanya karena tidak ada mukena. Astha menghampiri istrinya dan diam di sampingnya sampai Alivia selesai mengerjakan salat. Astha merasakan ketenangan setelah dia menunaikan salat. Keangkuhan yang selama ini menonjol padanya perlahan terkikis dengan selalu merendah di hadapanNya.
"Sudah selesai?" tanya Astha setelah melihat istrinya selesai berdoa.
"Sudah, Bang."
"Memangnya panggilan abang itu lucu ya?" tanya Astha.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com