webnovel

Mengapa Kak Jiang Tidak Mengenaliku?

Traductor: Wave Literature Editor: Wave Literature

Shi Qinglan mengenakan seragam sekolah. Penampilannya yang segar dan rapi menonjolkan wajah kecilnya yang polos, tanpa riasan sama sekali. Rok pendek dengan perpaduan warna biru dan putih membuat kakinya semakin terlihat putih dan ramping. Dia langsung masuk ke dalam kelas dan berdiri di depan Jiang Zhi.

"Kamu..." Jiang Zhi seketika tertegun.

Gadis itu sangat cantik, dengan wajah berbentuk oval dan seputih salju, serta mata yang cerah dan dipenuhi dengan cahaya yang jernih mempesona. Secara keseluruhan, penampilannya tampak seperti bulan sabit... dan juga seperti bunga serta pohon yang tertumpuk salju. Sungguh luar biasa cantik.

"Si… sial." Jiang Zhi tidak berani mempercayai penglihatannya.

Tidak hanya Jiang Zhi, tetapi siswa-siswa lain yang melihat Shi Qinglan juga terdiam membatu. Mereka tak bisa mempercayai apa yang mereka lihat saat ini. Beberapa orang bahkan diam-diam mencubit diri mereka sendiri untuk memastikan bahwa mereka tidak sedang bermimpi. Akhirnya mereka kembali tersadar akan lamunan masing-masing.

Dulu, gadis itu berperilaku seperti orang gila dan begitu bodoh, tidak peduli dengan penampilan. Satu-satunya hal yang masih sama seperti sebelumnya hanyalah postur tubuhnya yang kurus.

Tapi hari ini dia tiba-tiba berubah menjadi sangat cantik. Bagaimana bisa?!

"Bagaimana?" Shi Qinglan menjatuhkan tas sekolahnya ke kursi. Bibir merahnya membuat senyuman kecil. "Kak Jiang, kamu tidak mengenaliku?"

Jiang Zhi membuka mulutnya sedikit saking terkejutnya. Dia menatap Shi Qinglan dengan tatapan kosong.

Shi Qinglan tersenyum manis, dengan mata yang cerah dan memamerkan deretan gigi putihnya. Seluruh tubuhnya memancarkan cahaya yang menyilaukan. Bahkan auranya yang terpancar secara alami membuat orang lain rela menjadi garda terdepan untuk melayaninya dengan sepenuh hati tanpa mereka sadari.

"Kamu bagaimana… bagaimana bisa berubah menjadi seperti ini?" Jiang Zhi akhirnya tersadar dari rasa terkejutnya. "Tampaknya kamu juga… tidak bodoh."

Dia belum pernah melihat gadis secantik ini seumur hidupnya. Teman sebangkunya tiba-tiba menjadi sangat cantik dilihat dari segi manapun. Ketika menoleh ke samping, kini dia bisa melihat siluet gadis yang sangat cantik. Jiang Zhi tiba-tiba merasa sangat tidak nyaman.

Shi Qinglan terkekeh pelan. "Inilah diriku yang sebenarnya."

Sejak berusia tiga tahun, Shi Qinglan tinggal di panti asuhan. Dia telah belajar untuk menyamarkan dirinya, berpura-pura sebagai orang jelek dan bodoh. Baginya, ini adalah satu-satunya cangkang pelindung sekaligus senjata untuk melawan Bo Yucheng.

Ternyata penyamaran ini justru semakin membuatnya bodoh sungguhan.

"Jadi, kamu yang dulu..."

Jiang Zhi memperhatikan Shi Qinglan dari samping. Gadis itu sedang menata buku pelajarannya dengan mata yang sedikit terkulai, bulu mata yang panjang dan lentik, dan bibir merahnya sedikit terbuka. Dia benar-benar tampak seperti peri yang sangat mempesona.

Jiang Zhi segera menarik kembali pandangannya. Semburat merah muncul di kedua pipinya tanpa bisa dikendalikannya. "Kamu dulu sengaja melakukannya?" 

"Ya," jawab Shi Qinglan dengan singkat.

Shi Qinglan mengambil buku pelajaran untuk kelas berikutnya dan meletakkannya di atas meja. Tiba-tiba, dia menoleh ke samping dan menatap Jiang Zhi dengan senyuman cerah. Dia mengedipkan mata kirinya dengan penampilan yang menawan dan juga angkuh. "Kak Jiang, kelak aku akan melindungimu."

Dulu, hanya Jiang Zhi yang melindungi Shi Qinglan di SMA Mingcheng.

Dia adalah ketua geng di sekolah, tetapi dia bersedia bertarung melawan semua orang demi keadilan dan demi menuruti kata hatinya. Bahkan, meski dulu Shi Qinglan adalah orang yang bodoh dan jelek, Jiang Zhi tidak pernah membenci maupun menghindarinya.

Jiang Zhi merasa besar kepala mendengarnya.

Sepanjang hari, berita tentang penampilan Shi Qinglan yang luar biasa telah menyebar ke seluruh sekolah. Bahkan, sampai ada banyak orang yang khusus datang ke Kelas 3-1 hanya untuk menyaksikan kecantikan Shi Qinglan yang sangat sempurna dengan mata kepala mereka sendiri.

"Minggir… minggir… minggir! Beri jalan untuk Tuan Muda!"

Jiang Zhi meletakkan tas sekolah di bahunya dan berdiri di pintu kelas dengan kesal. Melihat orang-orang yang menghalangi jalan membuatnya tidak sabar. "Cepat pulang sana, jangan paksa Tuan Muda sepertiku memukulimu!"

Shi Qinglan berdiri di belakangnya. Bibir merahnya menahan senyuman melihat tindakan Jiang Zhi yang berlebihan itu.

Dia memandang pemuda itu dengan jijik dan langsung berjalan melewatinya begitu saja. Dia menyingkirkan sendiri orang-orang yang menghalanginya dan bersiap untuk pulang dari sekolah.

"Xiao Qingqing, tunggu aku!" Jiang Zhi segera mengikuti Shi Qinglan karena takut kalau gadis itu akan diganggu lagi.

Benar saja, Shi Qinglan langsung menjadi sasaran lagi begitu Jiang Zhi meninggalkan sekolah.

Begitu melihat Shi Qinglan berjalan keluar, Shen Fengzhen menangis tersedu-sedu dan segera menghampirinya sambil mencurahkan segalanya. "Xiao Lan, Keluarga Shen kami telah menyisihkan uang untuk menghidupimu selama 10 tahun. Bagaimana kamu bisa menggigit tangan orang yang telah memberimu makan? Mengapa kamu memfitnah kakakmu sendiri?"

"Jika kamu tidak mau mendonorkan sumsum tulang untuk pengobatannya, kamu tidak bisa seenak sendiri memanggil polisi dan memfitnahnya atas kasus kebakaran."