webnovel

Kalau Tidak Mau Mendonorkan Sumsum Tulang, Jangan Terlalu Egois!

Traductor: Wave Literature Editor: Wave Literature

SMA Mingcheng.

Setelah peristiwa ledakan yang menyebabkan kebakaran waktu itu, bekas gedung kelas yang sudah lama ditinggalkan itu telah menjadi reruntuhan bangunan. Dinding-dindingnya sudah rusak, serta segala tanaman di sekitarnya juga terkena imbas dan hangus terbakar.

"Kudengar ada korban tewas dalam kebakaran kemarin…"

"Ya, seorang siswa SMA kelas 3 meninggal di sana. Tidak ada yang tahu apa alasan anak itu pergi ke gedung tua ini. Cari mati saja!"

"Aku dengar siswa SMA yang meninggal di gedung itu adalah adik Shen Ruxue. Kalian lihat, betapa sedihnya dia menangis di sana."

"Adik primadona sekolah? Aku tahu dia! Sepertinya siswa itu memiliki masalah dengan kecerdasannya. Setiap hari, penampilannya tampak berantakan dan tidak terawat. Dengan bodohnya, dia berlari ke dalam kobaran api dan mencari mati. Mungkin otaknya sudah tidak normal lagi."

Shi Qinglan duduk di pohon. Dedaunan dan cabang pohon di sekelilingnya menjadi tumpuan rok merahnya. Gadis itu memetik buah di dekatnya dan menggoyangkan kakinya dengan santai sambil mendengarkan orang-orang bergosip di bawahnya.

"Dik, kenapa kamu tidak mau mendengarkanku..."

Pada saat ini, Shi Qinglan mendengar suara isak tangis yang pelan, namun dia sama sekali tidak terkejut. Pandangannya mengikuti arah suara itu berasal. Dia melihat Shen Ruxue, yang duduk di depan reruntuhan sambil menangis tersedu-sedu, sehingga membuat orang lain yang melihatnya merasa iba.

"Tidak peduli seberapa marahnya kamu padaku… dan meskipun kamu tidak mau mendonorkan sumsum tulang untuk mengobatiku, kamu tidak seharusnya menyeretku ke tempat yang rusak seperti ini. Sekarang yang terjadi justru sebaliknya, kamu mempermainkan hidupmu sendiri."

Mata Shen Ruxue tampak terkulai sayu. Bulu matanya dihiasi dengan tetesan air mata. Penampilannya sungguh terlihat seperti wanita cantik yang dihujani air mata kesedihan. Benar-benar terlihat menyedihkan.

Begitu mendengar kata-kata Shen Ruxue, orang-orang di sekolah seketika digemparkan dengan berita yang mengejutkan ini.

"Apa aku tidak salah dengar! Jadi maksud primadona sekolah adalah… Shi Qinglan awalnya ingin membunuh kakaknya dengan membakarnya hidup-hidup, namun akhirnya justru dirinya sendiri yang tewas terbakar?"

"Aku pernah dengar kalau primadona sekolah mengidap suatu penyakit. Hanya tulang sumsum Shi Qinglan yang cocok untuk mengobati penyakitnya. Sayangnya, dia tidak mau membantu. Apa salahnya membantu menyumbangkan sumsum tulang? Terlebih lagi, bagaimana bisa dia begitu egois dan justru ingin membunuh kakaknya sendiri?"

"Sungguh sial sekali keluarga Shen Ruxue mengadopsi gadis kejam tak berperasaan yang tidak tahu terima kasih semacam dia. Mereka telah menghidupi gadis beracun itu untuk waktu yang lama."

Shen Ruxue bangkit dengan senyum kemenangan di wajahnya saat mendengar pembicaraan teman-temannya di sekolah. Jika diperhatikan dari dekat, dapat terlihat kalau kesedihannya hanyalah palsu. Sebenarnya dia tidak merasa sedang berduka sama sekali! 

Shen Ruxue didiagnosa mengidap penyakit leukemia beberapa waktu yang lalu. Dia telah membuat segala macam rumor negatif dan opini publik mengenai Shi Qinglan untuk membuat gadis itu tunduk dan menuruti semua perintahnya. Shen Ruxue juga memaksanya untuk bersedia mendonorkan darah dan sumsum tulang untuk pengobatannya.

Sejujurnya, Shen Ruxue juga tidak mau Shi Qinglan terjebak dalam kobaran api hingga mati. Bagaimanapun juga, dengan kematian Shi Qinglan, dia telah kehilangan kesempatan untuk menyelamatkan nyawanya sendiri.

Tapi, sepertinya semesta tidak mendukung keinginannya. Waktu itu, Shen Ruxue tidak sengaja menjatuhkan reagen kimia dan menyebabkan kebakaran yang begitu besar. Tentu saja, dia harus lari duluan untuk menyelamatkan diri. Tapi tak disangka, ternyata Shi Qinglan bernasib sial. Gadis itu terjebak dalam kobaran api yang membuatnya terbakar sampai mati. 

"Cih..." Shi Qinglan berdecak pelan mendengar semuanya.

Para siswa itu juga benar-benar bodoh. Mereka semua mengatakan bahwa Shi Qinglan memiliki masalah dengan IQ-nya. Bagaimana bisa ceritanya berubah? Dia datang ke gedung tua itu untuk merencanakan pembakaran dan pembunuhan? Yang benar saja!

Dia menggigit buah dan duduk di pohon, terus menonton akting Shen Ruxue.

"Xue Er, sekaranh kondisi kesehatanmu sedang tidak baik. Jika kamu terus menangis, takutnya nanti kondisi tubuhmu malah memburuk. Sini, biar aku bantu kamu berdiri dulu. Lagi pula, dulu aku adalah pacar Xiao Lan, jadi sudah seharusnya aku membantunya menjagamu."

Shao Mingzhe berdiri di samping Shen Ruxue. Dia mengernyit merasa kasihan melihat Shen Ruxue. Kemudian dia membungkuk dan membantunya berdiri.

"Pulanglah, kamu sudah melakukan cukup banyak hal untuknya."

"Ya, primadona kampus! Orang seperti dia sama sekali tidak layak menerima ketulusanmu! Gadis kejam yang tak berperasaan dan malah menggigit tangan keluarga yang memberinya makan. Sudah sepantasnya ia mati mengenaskan seperti itu... Ah! Siapa yang memukulku?"

Shi Qinglan melengkungkan bibir merahnya. Dia sudah kehilangan kesabaran begitu mendengar perkataan siswa yang sudah kelewat batas itu. Dia melemparkan sampah apel di tangannya dalam satu hentakan hingga mengenai kepala orang yang telah menjelek-jelekkan dirinya.

Ketika semua orang berbalik untuk mencari siapa yang melemparkan sampah apel itu...

Sosok bergaun merah tiba-tiba jatuh dari langit.

Rok merah Shi Qinglan tampak mekar membentuk bunga cantik di udara saat dirinya turun dari pohon. Dia muncul di depan Shen Ruxue dan Shao Mingzhe hanya dalam hitungan detik.