webnovel

Dokter Muda Berbakat, Tolong Tetap Tinggallah di Sini!

Traductor: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ekspresi Shi Qinglan sedikit menyempit, dan dia masih memeriksa denyut nadi si pria tua.

Bibir merahnya berujar ringan. "Pasien ini sudah memiliki riwayat penyakit aterosklerosis koroner sejak tiga tahun yang lalu. Baru-baru ini, dia sering merasa nyeri dada, kelelahan, demam rendah, dan disertai dengan perut kembung."

Pria paruh baya di samping si pria tua tercengang, bahkan ekspresinya tampak sangat terkejut dan antusias. "Semuanya benar sekali, bagaimana bisa kamu..." 

"Pasien mengalami serangan jantung akut. Saya sedang tidak membawa obat-obatan, jadi saat ini hanya bisa melakukan CPR terlebih dahulu." Shi Qinglan membuka kancing jas pria tua itu.

Dia berlutut, lalu tangannya saling bertumpuk dan menekan-nekan dada pria tua itu.

Jiang Zhi menonton pemandangan ini dengan tatapan kosong. Pria paruh baya itu menahan napas lebih banyak lagi. Sementara itu, orang-orang di sekitarnya mengeluarkan ponsel masing-masing untuk mulai merekam video.

Rambut panjang Shi Qinglan jatuh dari bahunya seperti air terjun. Dia menekan bibir merahnya dengan ringan dan berkonsentrasi melakukan pertolongan pertama. Dari samping, wajahnya yang serius terlihat lebih cantik dan mempesona. Dahinya dipenuhi keringat dingin karena dia telah mengeluarkan terlalu banyak tenaga.

"Ji... Lin…"

Pria tua itu akhirnya perlahan-lahan kembali sadar. Dia berbisik dengan bibir gemetar.

Raut wajah Ji Lin langsung berubah, dari gelisah menjadi gembira. Dia segera memegang tangan si pria tua. "Tuan, saya di sini! Tuan, apakah Anda baik-baik saja?"

Kelopak mata lelaki tua itu sedikit bergetar, dan dia membuka matanya untuk melihat Ji Lin.

Shi Qinglan mengecek denyut nadinya untuk memastikan bahwa detak jantungnya telah kembali normal. Dia menghela napas lega, lalu mengangkat tangannya untuk menyeka keringat di dahinya. "Ambulans akan segera datang. Untuk keluhan lainnya dapat diserahkan ke rumah sakit supaya segera ditindaklanjuti."

Kemudian, Shi Qinglan bangkit dan hendak pergi.

Tetapi, Ji Lin segera menghentikannya, "Dokter muda berbakat, bolehkah saya mengetahui nama Anda dan juga rumah sakit tempat Anda bekerja? Terima kasih atas bantuan Anda. Tuan kami pasti akan membalas kebaikan Anda!"

Saat mendengar hal ini, Jiang Zhi, yang masih berada di samping, langsung terbelalak lebar, seolah matanya akan melompat keluar.

Shen Fengzhen, yang awalnya terus-terusan menghina, matanya langsung berbinar begitu mendengar uang imbalan. "Dia adalah putriku! Jika kalian ingin membayar imbalan, berikan padaku saja uangnya!"

Setelah mendengar ini, Ji Lin sedikit mengernyit.

Shi Qinglan tidak bisa menahan tawanya. Dia melirik Shen Fengzhen di sebelahnya. "Aku hanya seorang gadis SMA yang bodoh dan tidak punya hati nurani. Kebetulan aku tahu sedikit tentang pertolongan pertama pada penderita serangan jantung. Anda tidak perlu membalasku."

"Dasar kau gadis jahanam!" Shen Fenzhen menatapnya dengan alis mengernyit.

Dia memperhatikan dua orang ini, yang berpenampilan seperti kalangan kelas atas. Mungkin saja mereka dari keluarga yang sangat kaya. Dia berencana menggunakan ini untuk memeras sejumlah uang. Dia tidak ingin kehilangannya kesempatan itu.

"Ambulan sudah datang!" Tiba-tiba seseorang berteriak.

Shi Qinglan menarik kembali pandangannya, lalu meletakkan tas sekolah di pundaknya, dan berbalik untuk pergi. Tetapi, Ji Lin jelas tidak mau melepaskannya pergi begitu saja. "Dokter muda, tolong tetap tinggallah di sini dulu!"

Shi Qinglan kembali menoleh dan menatapnya dengan tatapan sedikit melunak.

Raut muka Ji Lin terlihat begitu tulus. "Saya tahu kalau ini sangat merepotkan. Tapi, saya harus memberanikan diri untuk meminta Anda ikut kami naik ke ambulan dan memberi tahu dokter tentang kondisi Tuan saya."

Dia telah berada di sisi tuannya selama bertahun-tahun dan mengenalnya dengan sangat baik, lebih dari siapapun.

Sedangkan gadis ini dapat melihat kondisi tuannya dengan sangat rinci hanya dengan memeriksa denyut nadinya. Dia pasti memiliki banyak prestasi di bidang medis yang tidak bisa diremehkan dan mungkin bisa membantu tuannya.

Terlebih lagi, mereka adalah orang yang selalu membalas bantuan sekecil apapun dengan berlipat ganda.

"Beri tahu dokter kalau kita sudah melakukan CPR untuk pasien yang mengidap serangan jantung akut. Itu saja sudah cukup." sahut Shi Qinglan.

Shi Qinglan benar-benar bukan orang yang suka ikut campur. Dia telah belajar ilmu kedokteran selama beberapa tahun dan sudah terbiasa merawat serta menyelamatkan nyawa orang lain. Apalagi, lelaki tua ini kehilangan kesadaran akibat keributan yang ada hubungan dengannya. Jadi, dia langsung turun tangan mengambil tindakan tanpa ragu.

Ji Lin dapat melihat kalau gadis ini terlalu sulit untuk dibohongi. Dia menghela napas dengan sedih, dan beberapa kerutan menumpuk di sudut matanya, "Lihatlah usia saya, saya benar-benar tidak mengerti mengenai CPR. Saya tidak bisa menjelaskannya dengan rinci."

Shen Fengzhen memandang Shi Qinglan dengan tatapan kesal karena harapannya untuk mendapatkan uang gagal. Tapi, kemudian dia segera mengubah raut wajahnya dan menatap Ji Lin sambil tersenyum lebar.

"Oh, mengenai CPR, ya? Aku juga melihat semua tindakan pertolongan pertama barusan! Begini saja, aku akan masuk ke ambulan bersamamu, sekalian kita bisa membicarakan tentang imbalannya..."

"Aku akan pergi dengan kalian." Shi Qinglan tiba-tiba menyela ucapannya.