webnovel

Di mana Lan Lan, Katamu?!

Traductor: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ji Lin seketika tersenyum lebar. "Kalau begitu, silakan lewat sini!"

Shi Qinglan menyipitkan mata ke arah Shen Fengzhen, lalu mengikuti Ji Lin masuk ke dalam ambulans. Kerumunan orang-orang di sana akhirnya bubar satu per satu.

Jiang Zhi tertegun melihat Kak Qing-nya sudah pergi. Dia masih belum mengerti apa yang barusan terjadi. "Sial!"

Dia menggaruk kepalanya dan menyadari bahwa tangannya masih memegang ponsel Shi Qinglan. Jadi, dia memutuskan mengendarai mobil menuju ke rumah sakit untuk melihat-lihat keadaan di sana.

Shen Fengzhen menatap ambulans yang menjauh dengan sedih.

"Benar-benar gadis jahanam!"

Shi Qinglan tidak membiarkan Shen Fengzhen mengambil keuntungan darinya, bahkan juga tak menganggap spanduk-spanduk yang dibawa oleh orang-orang bayarannya. Bodohnya dirinya membiarkan jalang itu melarikan diri!

...

Pria tua itu telah sadar kembali, lalu tertidur karena kelelahan.

Dokter di ambulans memasangkan masker oksigen padanya dan menanyakan kondisinya secara detail. Shi Qinglan pun menjawab semuanya satu per satu.

"Gadis muda ini melakukan CPR dengan sangat tepat." Dokter mendiagnosa penyakit dengan mendengarkan detak jantung pasien menggunakan stetoskop. Dia tersenyum sambil memuji Shi Qinglan, "Anggota keluarga, silakan mengisi formulir informasi pasien."

Ji Lin segera mengambil formulir tersebut.

Kolom nama pasien ditulis dengan mengesankan… Shi Fu!

Ambulans telah tiba di rumah sakit tidak lama kemudian, dan lelaki tua itu dibawa ke ruang gawat darurat. Shi Qinglan dan Ji Lin sedang menunggu di luar. Sekarang dia memikirkan Bo Yucheng, yang pasti merasa kesepian karena menunggunya sendirian di rumah. Dia pun menghela napas ringan.

"Tuan Anda sudah dibawa sampai ke rumah sakit dengan selamat. Seharusnya nyawanya sudah tidak dalam bahaya. Bisakah aku pergi sekarang?"

Ji Lin menatapnya sebentar. Diam-diam, dia memikirkan alasan untuk membuat gadis ini tetap bersamanya. "Gadis muda, jika kamu tidak memiliki sesuatu yang mendesak, lebih baik kamu menemaniku menunggu tuanku di luar sebentar."

"Jika terjadi sesuatu di rumah sakit, aku tidak tahu harus apa dan tidak bisa menghadapinya. Tapi, jangan khawatir, Tuan Muda sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Tunggulah dia datang dulu."

Shi Qinglan tidak tahu harus membuat alasan apa lagi.

Dia bersandar ke dinding ubin putih dengan malas, dan bibir merahnya menekan tipis. Tampak dia tidak ada pilihan selain tetap berada di sini bersamanya.

Ji Lin menghela napas pelan. Karena dia tidak mengetahui nama gadis penyelamat ini, tuannya pasti akan menyalahkannya begitu sudah sadarkan diri. Lebih baik dia menunggu tuan mudanya datang dan mendapat penjelasan.

...

Shi Qinglan memerintahkan Bo Yucheng untuk tidak mengenakan pakaian.

Dia sedang duduk malas di kursi empuk di ruang kerja, dengan tangan bertumpu di atas meja. Dia tidak berani bersandar di sandaran kursi agar lukanya tidak tersentuh apapun. Jangan sampai begitu pulang ke rumah nanti, Shi Qinglan bersikap menakutkan lagi karena dia tidak mau menurut.

Jam pulang sekolah Shi Qinglan telah lama berlalu. Seharusnya dia sudah sampai di rumah.

Bo Yucheng mengernyit tipis, mengangkat kelopak matanya dan melihat ponsel dengan kesal. Tanpa pikir panjang, dia langsung menelepon istrinya itu.

'Tut… tut...'

Jiang Zhi pada saat ini baru saja tiba di Rumah Sakit Mingcheng. Ponsel di tangannya tiba-tiba berdering. Dia sangat terkejut hingga hampir menjatuhkan ponsel Shi Qinglan.

Dia melihat nomor kontak yang menelepon, dan namanya adalah 'A Cheng'. Jiang Zhi teringat akan laki-laki yang berada di depan sekolah waktu mereka pulang kemarin. Dia merasa ragu-ragu sejenak, lalu akhirnya memutuskan untuk menjawabkan panggilan tersebut.

"Lan Lan." Terdengar suara Bo Yucheng yang dalam dan serak dari seberang telepon, dan suara pada bagian akhir kalimatnya lebih meninggi. "Kenapa kamu belum pulang, ya?"

Tangan Jiang Zhi yang memegang ponsel terasa agak lemas.

Dia mengumpulkan keberanian untuk menjawab, "Emm..."

"Siapa kamu?" Mata sipit Bo Yucheng semakin menyipit.

Mendengar suara seorang pria dari seberang telepon, aura seluruh tubuh Bo Yucheng tiba-tiba berubah dingin, lalu dia bertanya lagi dengan suara yang yang sangat tajam. "Di mana Lan Lan?"

Bahkan meskipun hanya melalui telepon, Jiang Zhi dapat merasakan kemarahan dan aura dingin yang tiba-tiba dari orang tersebut. Punggungnya seketika seolah membeku. Dia tidak bisa menahan keringat yang membasahi telapak tangannya. "Kak Qing sekarang di Rumah Sakit Mingcheng."

Setelah mendengarnya, Bo Yucheng langsung berdiri.

Dia mencengkeram ponselnya dengan erat, dan bahkan dadanya naik turun tak terkendali. "Di mana Lan Lan, katamu?!"

"Rumah Sakit Mingcheng, dia..."

Jiang Zhi belum sempat mengatakan kalimat selanjutnya, tetapi Bo Yucheng langsung menutup panggilan. Dia segera mengenakan pakaian secara asal, lalu bergegas berlari keluar dari vila dan pergi menuju ke rumah sakit.

Jiang Zhi merasa bahwa sepertinya dia telah melakukan kesalahan.