webnovel

Aku Tak Mau Memukul Seorang Wanita!

Traductor: Wave Literature Editor: Wave Literature

Shi Qinglan meraih lengan pemimpin kelompok pengganggu itu dengan postur yang keren.

Dia mencengkeram pergelangan tangan siswa itu, memutarnya dengan tajam, dan menendang bagian belakang lutut bajingan itu, lalu membanting bahunya.

"Buuuak~"

Hanya dalam beberapa detik, siswa itu sudah berlutut di tanah.

Kemarahannya pun seketika melonjak. Dia menoleh, dan mulut sampahnya mulai mengumpat, "Siapa yang berani-beraninya memukulku! Lihatlah, akan ku bunuh..." 

Sebelum dia sempat menyelesaikan makiannya, tatapannya bertemu dengan sepasang mata yang memikat dan wajah putih nan cantik, meskipun saat ini tidak tersenyum. Bahkan meskipun bibir merahnya ditekan menjadi garis lurus dan dingin, penampilannya ini masih terlihat sangat mempesona!

"Wah, gadis cantik… Auhhh!"

Raut muka siswa itu seketika berubah. Tatapan matanya baru saja berubah, dari tatapan ganas menjadi tatapan menghina, tetapi kini tiba-tiba dia merasakan sakit yang menusuk di lengannya hingga membuat wajahnya pucat pasi. Mulutnya pun meratap kesakitan untuk kedua kalinya.

"Persetan! Dasar sialan!" Siswa itu menyeringai kesakitan.

Gadis yang dirundung itu mendongak menatap Shi Qinglan. 

Tanpa keraguan sedikit pun, dia langsung mengambil kotak itu terlebih dahulu, lalu bergegas memeluk Shi Qinglan erat-erat seperti bayi, lalu berbisik ketakutan.

"Te… man." Gadis itu menggigit bibirnya pelan, lalu berkata, "Kamu jangan pedulikan aku. Mereka terlalu banyak. Kamu tidak akan bisa melawan mereka semua."

Mendengar ini, Shi Qinglan menyipitkan mata dan meliriknya.

Gadis itu menyusut ketakutan di samping Shi Qinglan. Seragam sekolah biru putihnya telah ternoda oleh beberapa kotoran. Wajahnya yang bulat dan cantik juga tampak kotor terkena debu, tetapi mata bulatnya yang indah masih terlihat jernih dan cerah.

Dia tidak menangis, bahkan tidak ada setetes pun air mata.

Bahkan meskipun gadis itu telah diintimidasi sampai penampilannya jadi kacau begini, Shi Qinglan masih bisa melihat ketegaran dan cahaya di matanya, seolah-olah dia dilahirkan dengan sifat arogansi yang sudah mendarah daging yang membuatnya tidak akan mudah menyerah.

"Kedua gadis kecil ini sangat menarik!"

Siswa itu menoleh dan memelototi Shi Qinglan. "Cepat lepaskan aku! Percaya atau tidak, aku akan menyuruh bawahanku menghajarmu!"

Bibir merah Shi Qinglan melengkung sedikit ke atas, memperlihatkan senyum menantang.

Sepasang matanya yang jernih dan menawan itu juga sedikit melengkung. Dia menatap bajingan yang ia kunci gerakannya dengan tangan ke belakang, kemudian tiba-tiba melepaskannya begitu saja. Dia menurunkan pandangannya sambil merilekskan jari-jarinya dengan santai, "Tidak bisa mengalahkanku sendiri, ya?"

"Makanya… kalian cuma berani main keroyokan, ya kan?" Shi Qinglan tersenyum sangat mempesona.

Kelompok gangster ini belum pernah melihat hal gadis yang terlampau cantik seperti dirinya. Mereka hampir tidak dapat berpikir jernih saking terpesonanya. Untungnya, ketua geng berandal itu mengingat dua kali rasa sakit yang luar biasa yang diterimanya akibat gadis ini. Dia menyingsingkan lengan bajunya sambil mengutuk.

"Seumur hidupku, aku tidak pernah memukul seorang wanita!"

"Semuanya, saatnya lakukan pembalasan untukku! Hati-hati, jangan sampai membunuh mereka berdua. Setelah lulus sekolah, kita mungkin tidak bisa bermain-main dengan menyenangkan seperti ini!"

Ucapan dan wajah bajingan itu sama-sama jeleknya. Semakin lama, dia semakin memperlihatkan senyum cabul sambil menatap Shi Qinglan dengan tatapan tak senonoh.

Gadis itu jelas semakin gelisah. Dia hendak menarik...

"Buaak!"

"Aaaaah!" Teriakan rintihan kesakitan kembali terdengar untuk ketiga kalinya.

Shi Qinglan mengangkat kaki kanannya, berputar melambung secepat angin kencang dan menghantam perutnya. Kemudian dia berbalik dan menendang bahu bajingan itu hingga jatuh ke tanah dalam sekejap.

Gerakan pukulan Shi Qinglan begitu kuat dan tajam. Rambut hitamnya yang tergerai terbang di udara mengikuti gerakannya. Tetapi, raut mukanya tetap terlihat begitu tenang. Bibir merahnya selalu dipenuhi dengan senyuman, seolah tidak menganggap lawannya sebagai musuh yang kuat.

"Persetan! Rasanya sakit sekali!"

"Tulang… tulang rusukku sepertinya patah!"

Hanya berselang beberapa menit, sekelompok pengganggu yang awalnya sok menggertak itu kini menjadi ketakutan setelah melihat bosnya yang lemah dan tersungkur di tanah sambil meraung-raung kesakitan. Mereka hanya berani mengancam dengan kata-kata, namun tidak berani bertindak sambil menatap Shi Qinglan.

Gadis yang dirundung tadi sangat tercengang melihat kejadian barusan.

"Wow, keren sekali." Matanya begitu berbinar dan menatap Shi Qinglan dengan kagum. Mata bulatnya yang jernih dan cerah itu berkedip-kedip tak percaya.

Shi Qinglan mengarahkan pandangannya ke bawah dan menatap tajam ketua kelompok pengganggu yang tersungkur di tanah.

Kemudian, dia beralih melihat tas sekolah dan buku pelajaran yang berserakan di tanah. "Cepat punguti barang-barangmu. Kembali masuk kelas sana!"

"Ba… baik!" Gadis itu mengangguk patuh.