webnovel

Karang Yang Terkikis

Ceara malvina seorang siswa berusia 18 tahun dan seorang anak tunggal di keluarganya sejak dia kehilangan sang adik saat masih berada di dalam kandungan mamanya, ara adalah panggilan sehari-harinya. Dia bersekolah di SMK swasta jurusan sekretaris sekaligus atlet voli junior yang karir nya mulai melonjak naik, ara seorang gadis yang periang dan baik hati sehingga dia mempunyai banyak teman selain banyak teman ara juga punya kekasih seorang mahasiswa di universitas ternama dan sang papa pun sangat menyayanginya namun berbeda dengan sang mama yang matrealistis, egois, keras kepala dan terkadang suka merendahkan orang. Setelah kelulusan ara sang mama langsung menjodohkan ara dan memaksanya menikah dengan pria misterius pilihan mamanya yang tidak ara kenal sama sekali, namun apa daya Ara yang tidak bisa menolak atau pun melawan mamanya dengan berat hati ara terpaksa harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, melupakan dan mengubur semua cita-cita yang ingin menjadi pramugari dan atlet voli profesional, lalu menikah dengan pria tersebut. Namun pernikahannya tidaklah berjalan bagus, setiap hari ara harus menghadapi hinaan dan kekerasan dari suaminya bahkan kehidupan pernikahannya lebih mirip neraka, bahkan setelah menjalani 3 bulan menjalani kehidupan pernikahannya, ara harus menerima kenyataan bahwa suaminya adalah anggota pemberontak pemerintah dengan nama organisasi A.C.M lalu dapatkah ara keluar dari siksaan batin suaminya?? dan dapatkan ara lepas dan bebas dari pernikahannya?? atau malah terjebak seumur hidup di pernikahannya??

Black_Rose_6050 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
51 Chs

Siasat dan target

Paginya ara sudah di perbolehkan rahman melakukan aktifitasnya seperti biasa menghandle cafe karena hanya dengan keberadaan ara cafenya itu terlihat hidup, ara segera bersiap menuju garasi mobil namun saat dia turun dan melewati ruang tamu dia dihadang oleh silvia "Aku harap kamu tidak akan patah hati ya ra." "Patah hati kenapa mba??" "Nanti juga kamu tau sendiri." Lalu sambil mengeluarkan senyum smirk silvia berjalan meninggalkan dirinya yang sedang kebingungan, apa maksud perkataannya itu. Setibanya di cafe ara masih memikirkan perkataan wanita itu bahkan membuatnya tidak fokus, tidak beberapa lama pintu di ketuk dan terlihat steven yang datang ke ruangannya "Selamat pagi dek." "Pagi kak..ada apa kak??" "Di area pantry ada beberapa stock bahan makanan dan minuman yang habis, sedangkan supplier baru besok datangnya." "Oh ya udah kak kita belanja bareng aja, yang penting kak steven bawa catatannya." Setelah itu mereka bergegas ke supermarket terdekat kebetulan saat ini cafe juga baru buka jadi area kasir bisa di tinggal sebentar.

Saat tiba di supermarket saat mereka sedang mencari bahan-bahan yang di butuhkan di cafe tanpa sengaja ara melihat alex sedang bersama silvia namun ara tidak begitu yakin lalu dia mendekat ke arah mereka tapi dengan jarak agar Silvia tidak melihatnya di susul steven di belakangnya, ternyata benar apa yang di lihat ara itu kekasihnya bersama silvia yang sedang menggandeng lengan alex dan seketika ara emosi kemudian berjalan ke arah mereka "Jadi meetingnya sama mba silvia!!" Alex terkejut melihat amarah ara yang saat ini tidak bisa di bendung lagi "Sayang aku bisa jelasin ini semua." "Kak..apa lagi yang mau di jelaskan!!" Tidak terasa air mata ara tumpah membasahi pipinya, lalu ara menyerahkan kartu kreditnya kepada steven dan memintanya segera menyelesaikan pembayaran di kasir karena dia akan menunggu di mobil kemudian dengan cepat alex segera menyusul ara ke parkiran.

"Sayang tunggu dulu..aku mohon tolong dengarkan penjelasanku sekali ini aja." "Apa lagi kak yang harus di jelaskan, kakak mengkhianati aku.. hikss..hikss.." kemudian ara berjongkok di depan pintu mobilnya sambil menundukkan kepalanya lalu alex memeluknya dengan hangat, kemudian timbul rasa bersalah di dalam hati alex karena secara tidak langsung apa yang dia lakukan saat ini sangat menyakiti hati ara walaupun hanya siasat untuk menjatuhkan dan menyerang rahman. Dia tidak mau ara terluka lagi karena sudah cukup dia menderita karena siksaan dari suaminya itu tapi dengan sangat terpaksa alex harus menyembunyikan hal ini dari ara biarlah seperti saat ini dulu, steven yang baru datang dengan membawa belanjaannya melihat ara dengan tatapan iba lalu alex memberikan kode kepadanya untuk diam.

Lima hari setelah pertemuannya dengan alex dan silvia di supermarket ara menjadi lebih banyak diam tidak seceria dulu, bahkan kini ara tampak tidak merawat dirinya seperti dulu namun itu tidak memudarkan kecantikan alami yang di milikinya saat dia sedang melamun tiba-tiba pintu ruang kerja terbuka dan seketika dia tersadar dari lamunannya itu "Eh kak steven." "Kamu mikirin apa ra??" "Oh gak mikirin apa-apa kok kak." Ara memaksakan senyumannya itu tetapi dia tidak bisa membohongi steven, lalu dia segera ikut gabung dengan duduk di sofa "Ada apa kak." "Sore kamu sibuk??" "Gak kak, kenapa??" "Sore temenin aku jalan ya." "Ya kak." Setelah percakapan singkat tersebut ara segera menuju wastafel untuk mencuci mukanya dan berhias sedikit agar terlihat segar dan dia turun ke bawah untuk membantu steven sekaligus menyibukkan dirinya.

Sore harinya mereka bersiap untuk pergi dan steven menyerahkan area kasir kepada temannya yang shift siang lalu menyerahkan kunci mesin kasir padanya, lalu ara menyerahkan kunci cafe kepada sang mama yang kebetulan hari ini datang hanya untuk sekedar menemaninya dan mengontrol cafe kemudian setelah itu mereka segera pergi untuk refreshing. Saat mereka memasuki sebuah restoran yang terletak di lantai dua mall ara melihat alex sedang duduk sendiri lalu steven menghampirinya dan ara masih berdiri di depan restoran tersebut sehingga membuat alex datang kepadanya kemudian memeluknya "Sayang maafin aku." Ara masih mematung karena ucapan alex yang begitu dalam, tanpa sadar air matanya menetes begitu juga alex "Mari ke dalam nanti akan aku jelaskan di dalam sana, kumohon." Lalu mereka bertiga masuk ke dalam ruang VIP yang sudah di pesan alex.

Ternyata di dalam ruang VIP tersebut sudah ada dinda dan juga wandi beserta dira yang menunggu mereka, ara terkejut semakin tidak memahami situasi saat ini bahkan dia sempat melirik steven namun dia menghindar dan memilih duduk di samping dinda "Kenapa kalian ada disini??" "Sayang duduk dulu." Lalu ara mengikuti apa yang di perintahkan alex kemudian alex dan yang lainnya mulai menjelaskan semuanya karena alex berpikir ini tidak akan bagus jika dia terus menutupi hal ini dari ara "jadi sudah jelas kan kenapa aku melakukan hal ini." "Kak..maafin ara karena udah berpikir jelek..hikss..hikss." lalu alex memeluknya dengan hangat dan Ara merasa senang sekali karena alex tidak benar-benar kembali ke pelukan silvia.

Hari ini ara sangat bahagia sekali karena dia sudah berbaikan dengan alex tampak dari wajahnya yang ceria lagi, saat tiba di mansion ara segera melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang terletak di atas namun saat melintasi ruang keluarga silvia melihatnya dengan tatapan meremehkan lalu dia berdiri dan menghampiri ara "Sudah kubilang kan, kau akan patah hati." "Buatku tidak jadi masalah, tapi sebaliknya kau yang akan terkena masalah jika suami kita tau hal ini." Ara tersenyum smirk lalu meninggalkan silvia yang tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia takut jika ara mengadukan hal ini kepada rahman maka tamatlah riwayatnya.

"Ini akan membuatku semakin mudah untuk menekan silvia jika dia macam-macam padaku." Gumam ara dalam hati karena alex sudah menjelaskan semua padanya dan yang harus dia lakukan saat ini adalah berpura-pura patah hati untuk lebih meyakinkan silvia, karena sekarang ara sudah tahu alasan rahman kenapa dia menikahi dirinya dan menjadikan dia alat untuk balas dendam terhadap sang papa atas kematian tantenya rahman yang bernama sekar padahal jika di telusuri lagi kematian sekar adalah kesalahannya sendiri yang nekad b***h diri karena selingkuh dan hamil di luar nikah bersama pria lain sehingga papanya lebih memilih mamanya di bandingkan dengan sekar "Kamu tidak akan bisa menyakiti kedua orang tuaku, tetapi kau yang akan hancur terlebih dahulu." Ucap ara dalam hatinya sambil mengepalkan kedua tangannya.

Esok harinya ara sudah tiba di cafe tepatnya di ruang kerjanya saat dia sedang duduk di sofa hati ara terasa sakit saat ingat ucapan alex dan beberapa bukti berupa sebuah dokumen beserta informasi dari mata-mata alex lalu steven masuk sambil menyapanya "Selamat pagi dek." "Pagi kak steven..kak sekarang apa yang harus aku lakukan??" "Dek sekarang kamu gunakan kesempatan ini untuk menekan silvia tapi kamu tetap berpura-pura patah hati karena alex meninggalkan dirimu demi silvia." "Benar juga kak karena dia sangat takut jika aku mengadu." "Nah pertama kamu ancam dia lalu buat dia tunduk padamu, baru kita gunakan dia sebagai senjata untuk menyerang rahman." Ara setuju dengan hal itu dan dia segera mengatur siasat karena target pertama adalah silvia dan target utamanya adalah rahman, dia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan melepaskan mereka berdua begitu saja walaupun dia harus di siksa terlebih dahulu oleh dua i***s tersebut.