webnovel

Karang Yang Terkikis

Ceara malvina seorang siswa berusia 18 tahun dan seorang anak tunggal di keluarganya sejak dia kehilangan sang adik saat masih berada di dalam kandungan mamanya, ara adalah panggilan sehari-harinya. Dia bersekolah di SMK swasta jurusan sekretaris sekaligus atlet voli junior yang karir nya mulai melonjak naik, ara seorang gadis yang periang dan baik hati sehingga dia mempunyai banyak teman selain banyak teman ara juga punya kekasih seorang mahasiswa di universitas ternama dan sang papa pun sangat menyayanginya namun berbeda dengan sang mama yang matrealistis, egois, keras kepala dan terkadang suka merendahkan orang. Setelah kelulusan ara sang mama langsung menjodohkan ara dan memaksanya menikah dengan pria misterius pilihan mamanya yang tidak ara kenal sama sekali, namun apa daya Ara yang tidak bisa menolak atau pun melawan mamanya dengan berat hati ara terpaksa harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, melupakan dan mengubur semua cita-cita yang ingin menjadi pramugari dan atlet voli profesional, lalu menikah dengan pria tersebut. Namun pernikahannya tidaklah berjalan bagus, setiap hari ara harus menghadapi hinaan dan kekerasan dari suaminya bahkan kehidupan pernikahannya lebih mirip neraka, bahkan setelah menjalani 3 bulan menjalani kehidupan pernikahannya, ara harus menerima kenyataan bahwa suaminya adalah anggota pemberontak pemerintah dengan nama organisasi A.C.M lalu dapatkah ara keluar dari siksaan batin suaminya?? dan dapatkan ara lepas dan bebas dari pernikahannya?? atau malah terjebak seumur hidup di pernikahannya??

Black_Rose_6050 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
51 Chs

Sekutu baru

Pagi harinya perawat datang seperti biasa untuk mengecek kondisi ara dan melepaskan infus yang menempel di tangannya karena hari ini dia akan segera pulang, lalu dari belakang dinda datang dengan membawa kue untuk ara "Pagi ara..gimana udah enakan??" "Pagi juga kak..ya ara udah lebih baik." "Ini aku belikan kue untuk kamu, semoga suka ya." "Jadi merepotkan kakak..terima kasih kak..kuenya aku makan ya." ara membuka kemasan kue yang di bawa dinda dan memakannya dengan lahap, tanpa sengaja dinda melirik ke arah leher ara "kalungnya cantik sekali seperti pemiliknya..hehehehehe.." "Terima kasih kak..ini dari kak alex." Ujar ara sambil tersipu malu "waahh..ternyata mas alex benar-benar membuktikannya padamu ya, apa aku bilang ya kan mas alex menyukai ara." Goda dinda sehingga membuat wajah ara merah seperti tomat dan dinda pun terkekeh melihat ara yang salah tingkah.

Pria bernama ali datang bersama adiknya ke IGD untuk segera menemui alex dan dia juga membawa dokumen yang diminta alex, kemudian ali membopong adiknya yang lemah menuju lobby IGD dan dengan sigap perawat yang berjaga segera memberikan bed pasien lalu meletakkan adiknya untuk di cek kondisinya. Terlihat alex yang berjalan untuk menghampiri ali yang dari tadi khawatir terhadap kondisi adiknya "Tuan..saya sudah membawa CV yang anda minta, mohon di cek." "Ok saya akan cek setelah memastikan kondisi adikmu." "Baik tuan..terima kasih." "Siapa nama adikmu?? Usia berapa?? Apa kau membawa hasil rekam medis sebelumnya??" "Nama adik saya kirana larasati , usia 19 tahun, untuk hasil rekam medis dari rumah sakit sebelumnya saya lupa dimana meletakkannya." "Ok sebutkan saja nama rumah sakit tempat adikmu dirawat dan nama dokter yang pernah merawatnya dan serahkan dokumen pendukung yang kamu bawa saat ini." "Nama rumah sakitnya adalah rumah sakit mutiara kasih dan nama dokternya adalah chandra Prayogo." Setelah mendapat informasi alex segera menyuruh seseorang menghubungi pihak rumah sakit tersebut untuk mendapatkan hasil rekam medis adiknya ali.

Ara melihat ponselnya terlihat pesan masuk dari dira sahabatnya yang menanyakan kabarnya dan tentu saja dira sangat khawatir dengan ara, lalu ara segera menghubungi dira "halo dir..apa kabar, hari ini gue pulang..besok ketemuan yuuukk di cafe biasa." "Ara..loe tega sama gue hampir seminggu gak pernah kabarin gue."Maafin gue ya..panjang ceritanya dira..gak aman cerita di telpon, besok deh kita ketemuan di cafe biasa ok." "Ok..tapi loe janji ya bakal cerita semuanya." "Ya gue janji ok." "Ya udah gue tunggu besok jam 11 ya." "Okeeehh deh." Ara memutuskan sambungan teleponnya dan mengirim pesan untuk arifin "Pa..hari ini ara pulang." Setelah memberitahu papanya tidak lupa ara menghubungi alex, tetapi alex tidak menjawab panggilannya lalu ara segera menuju ke meja perawat dan mencari dinda "kak dinda..apa kakak tahu dimana ruang kerja kak alex??" "Ya ara sayang..aku antar kesana ya." Dinda mengantarkan ara ke tempat alex dan dia pun menghubungi alex untuk segera ke ruangannya.

Di ruangannya alex tengah berbincang dengan ali terkait dengan kondisi adiknya dan pekerjaan barunya, lalu dia mendengar suara pintu di ketuk "masuk." Pintu pun terbuka dan dia melihat ara dan dinda "Mas..ganggu gak?? Ini ara mau menemui mas." "Gak kok din..aku hanya sedang berbicara dengan pegawai baru, perkenalkan ini ali dan mulai besok dia akan bekerja denganku..ali ini dinda adik sepupuku dia juga perawat di sini dan ini ara kekasihku." "Salam kenal nona dinda dan nona ara saya ali..senang bertemu anda..mohon bantuannya ya." Ara menjadi bingung karena tiba-tiba dia diakui kekasih oleh alex, setelah perkenalan singkat tersebut dinda dan ali segera meninggalkan ara di ruangannya dan alex segera menghampiri ara yang sedang berdiri "ada apa kamu mencariku?? Apa kamu merindukan aku??" Goda alex yang berlanjut dengan memeluk ara dengan erat "Kak..hari ini aku pulang ke rumah." Seketika alex melonggarkan pelukannya dan menatap ara dengan lembut sambil tersenyum hangat "Ya aku tahu sayang, kamu jangan khawatir ya, aku akan selalu ada kapanpun kamu butuhkan." "Kenapa tadi kak alex bilang ke pegawai baru itu kalau aku ini kekasih kakak." Ara terlihat salah tingkah denagn pengakuannya lalu alex mengajak ara duduk di sofa "Ara sudah tahu kan perasaan aku?? Ya ara mulai hari ini sudah menjadi kekasih kakak, dan aku berjanji akan segera merebut kamu dari b******n itu" Ara kaget mendengar pernyataan itu yang langsung terucap dari mulut alex yang sedang membelai lembut rambutnya "Lalu pegawai itu siapa kak??" "Itu sekutu baru kita yang akan membantu kamu dan aku." Ara merasa bahagia karena alex sangat menjaganya dan memperhatikan dirinya lalu ara berjanji pada dirinya sendiri untuk belajar mencintai alex walaupun akhirnya dia harus menikahi rahman tapi itu tidak akan merubah hatinya.

Di saat ara sedang berdua bersama alex tiba-tiba terdengar pintu di ketuk kembali dan membuat kebersamaan mereka terganggu tok..tok..tok "Ya masuk." "Maaf dok mau memberi tahu bahwa pasien di ruang ICU sudah sadar." "Baik saya akan kesana, kembali lah dan segera ganti infus pasien." "Baik dok..segera saya laksanakan." Pintu kembali di tutup dan alex segera kembali duduk di sofa tepat di samping ara dan memeluknya "Sayang ada pasien yang harus aku cek, jika kamu sudah di rumah segera kabari aku ya." "Ya kak aku akan kabari kakak..dan besok apa kakak sibuk??" "Besok aku masih shift malam, memangnya kenapa??" "Aku mau minta kakak temani aku ke cafe untuk bertemu dira." "Ok besok jam berapa?? kamu mau aku jemput dimana??" "Besok jam 10 aja di kantor papa." "Ok besok kamu share lokasi aja ya." "Ya kak terima kasih, aku kembali ke ruangan dulu ya." "Ehh..ara tunggu dulu ada yang ketinggalan." "Apa itu kak.. perasaan aku tidak membawa apapun." Cuupp..alex mendaratkan kecupan hangat di kening ara dan membuatnya menjadi salah tingkah "Kak..apa sich." "Hehehehe..maaf..ya udah besok kita ketemu lagi dan jaga kesehatan kamu ya." "Baik kak..ara pasti akan segera hubungi kakak jika sudah sampai rumah." Cuuup..lalu gantian ara yang mencium pipi alex dan setelah itu ara segera keluar dari ruangan alex menuju ruang rawat.

Setelah ara tiba di sana dari kejauhan dia melihat dewi dengan dan rahman tengah menunggunya, dewi dengan tatapan penuh curiga segera menariknya ke tempat duduk "Dari mana kamu?? apa habis melihat mantan kekasih di ruang ICU??" deg..ara tiba-tiba kaget dari mana sang mama mengetahui jika wandi tengah terbaring lemah di ICU "Bagaimana mama bisa tahu kalau bang wandi di ICU?? apa jangan-jangan mama bekerja sama dengan rahman??" ujarnya dalam hati, sontak saja hal tersebut menimbulkan pertanyaan di benak ara "Dari mana mama tahu kalau bang wandi di ICU??" "Dari rahman..memang kenapa??" jawabnya dengan sinis, lalu ara menatap rahman dengan tatapan penuh kebencian "Puas kan kalian melihat bang wandi terbaring lemah." "Sudah ara..lebih baik kamu bersiap sekarang karena setelah dari rumah sakit kamu dan rahman akan di sibukkan dengan persiapan pernikahan kalian." ara segera membereskan baju dan perlengkapan yang lain, mengganti bajunya, dan segera pergi meninggalkan rumah sakit tidak lupa dia berpamitan dengan dinda dan yang lainnya.