webnovel

Karang Yang Terkikis

Ceara malvina seorang siswa berusia 18 tahun dan seorang anak tunggal di keluarganya sejak dia kehilangan sang adik saat masih berada di dalam kandungan mamanya, ara adalah panggilan sehari-harinya. Dia bersekolah di SMK swasta jurusan sekretaris sekaligus atlet voli junior yang karir nya mulai melonjak naik, ara seorang gadis yang periang dan baik hati sehingga dia mempunyai banyak teman selain banyak teman ara juga punya kekasih seorang mahasiswa di universitas ternama dan sang papa pun sangat menyayanginya namun berbeda dengan sang mama yang matrealistis, egois, keras kepala dan terkadang suka merendahkan orang. Setelah kelulusan ara sang mama langsung menjodohkan ara dan memaksanya menikah dengan pria misterius pilihan mamanya yang tidak ara kenal sama sekali, namun apa daya Ara yang tidak bisa menolak atau pun melawan mamanya dengan berat hati ara terpaksa harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, melupakan dan mengubur semua cita-cita yang ingin menjadi pramugari dan atlet voli profesional, lalu menikah dengan pria tersebut. Namun pernikahannya tidaklah berjalan bagus, setiap hari ara harus menghadapi hinaan dan kekerasan dari suaminya bahkan kehidupan pernikahannya lebih mirip neraka, bahkan setelah menjalani 3 bulan menjalani kehidupan pernikahannya, ara harus menerima kenyataan bahwa suaminya adalah anggota pemberontak pemerintah dengan nama organisasi A.C.M lalu dapatkah ara keluar dari siksaan batin suaminya?? dan dapatkan ara lepas dan bebas dari pernikahannya?? atau malah terjebak seumur hidup di pernikahannya??

Black_Rose_6050 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
51 Chs

Segera pasang di jariku

Kita boleh mencintai seseorang, tetapi jangan jadikan cinta itu berubah obsesi..

Karena cinta tidak harus memiliki..

Sinar matahari masuk ke dalam celah gorden kamar pengantin dan arifin pun bangun dengan wajah bahagia dia menatap sang istri yang terlihat makin cantik, dia menyentuh pipi sang istri yang membuat wanita itu terbangun "Selamat pagi sayang." "Pagi mas." Lalu arifin mengecup kening dewi dan dia segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sebelum menikah arifin sudah mempersiapkan rumah yang tidak terlalu besar tapi cukup untuk keluarga kecilnya nanti, rumah dengan konsep minimalis dengan kolam renang yang terletak di tengah dan ukurannya tidak terlalu besar namun asri.

Setelah selesai membersihkan diri dewi pun menuju dapur untuk mempersiapkan makanan, dengan lihai dia meracik semua bahan di dapur sedangkan arifin duduk di tepi kolam renang sambil minum kopi beserta cemilan yang memang sudah istrinya siapkan dan saat sedang asik memasak terdengar seseorang mengetuk pintu rumahnya tok..tok..tok.. arifin yang mendengar ketukan pintu tersebut langsung membukanya dan ternyata pak RT yang datang "Assalamualaikum mas maaf jika saya ganggu." "Walaikumsalam pak RT ada apa pagi-pagi ke rumah." "Begini mas..anu..anu..mba sekar meninggal gantung diri." Deg..arifin dan dewi yabg mendengar hal itu langsung membeku karena kabar wanita tersebut lalu arifin beserta istrinya segera bergegas menuju rumah sekar.

Rahman yang sedari tadi sibuk mengurus jenazah sang tante tidak sengaja menemukan sepucuk surat dan hasil testpack di laci meja riasnya karena penasaran rahman membuka surat tersebut "dear mas Arifin..maafin aku karena sudah mengkhianati kamu dan menghancurkan pertunangan kita, jujur aku sangat menyesal karena hal ini dan aku bingung harus bagaimana. Aku tahu mas akan sulit memaafkan kesalahan yang sudah aku lakukan tapi apa kah tidak bisa kita mengulang semua dari awal?? Mas kesalahanku memanglah sangat fatal aku memohon maafkan semua kesalahanku ini, mas jika kamu menemukan surat ini berati aku sudah pergi bersama anak yang aku kandung selamanya agar kebahagiaan kamu dan dia tidak terusik olehku dan aku doakan semoga kamu bahagia bersamanya, akan aku bawa cinta ini bersama kepergian ini kamu akan selalu ada dalam relung hatiku selamanya dan tidak akan terganti..aku pamit ya mas jaga diri kamu baik-baik." Setelah membaca surat yang di tulis tantenya sebelum meninggal mendadak mata rahman panas kemudian air mata menetes di pipinya, lalu dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan membalas semua sakit hati tantenya pada arifin.

Di pemakaman arifin masih berdiri di hadapan batu nisan sekar pria itu menatap ke arah gundukan tanah berserta nisan dengan pandangan kosong karena dia tidak menyangka bahwa mantan kekasihnya itu akan melakukan hal bodoh seperti ini, penyesalan tentu saja ada namun rasa kecewa pun tidak kalah besarnya dengan penyesalan andaikan saja waktu itu dia bisa tegas dengan sekar mungkin saat ini wanita itu masih hidup. Saat arifin masih berjongkok di depan pusaran sekar tiba-tiba rahman mendekat kemudian menyerahkan sepucuk surat untuknya lalu setelah itu rahman meninggalkan arifin yang masih berjongkok di samping kuburan tantenya, arifin menatap bingung dengan surat itu dan dia memutuskan untuk membacanya saat tiba di rumah nanti.

Surat bertulis tangan sekar yang isinya sangat menyayat hati begitu dalamnya Sekar mencintai dirinya namun kesalahan yang dia perbuat membuat semua hancur termasuk kepercayaan yang sudah dia berikan, arifin menangis bukan karena cintanya yang hilang tetapi karena kekecewaan yang saat ini hinggap pada dirinya terhadap sekar yang mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya dengan cara tragis "Mas.. ikhlaskan kepergian sekar, ini sudah takdir." "Aku sudah ikhlas tapi masih tidak menyangka kepergian dia dengan cara seperti ini, kenapa gadis ini bodoh sekali." Sambil menatap surat berwarna merah muda.

Rahman masih larut dalam kesedihannya karena kematian sang tante di tatapnya foto dirinya bersama sekar air matanya tidak berhenti menetes bahkan saat ini matanya sudah sembab, rahman sangat dekat dengan tantenya bahkan dia lebih memilih ikut sekar dari pada harus ikut orang tuanya wajar saja dia memilih sekar karena ibu dan ayahnya sering bertengkar yang berujung perceraian "Tante kenapa harus seperti ini..hikss..hikss..aku janji akan membalas sakit hati tante pada pria itu..aku janji." Sambil memeluk foto sekar dia kembali larut dalam kesedihannya.

Kenangan buruk itu muncul kembali di saat arifin sudah melupakannya bahkan dia tidak menyangka menantunya itu adalah keponakan dari mantan kekasihnya, kini pria paruh baya itu terduduk lemas bersama dewi sang istri yang selalu setia mendampingi dirinya "Pa..maafkan aku sudah menjerumuskan putri kita..hikss." "Aku sudah memaafkan dirimu dewi, tapi sungguh aku tidak habis pikir kenapa ini seperti sebuah kebetulan atau sudah di rencanakan olehnya??" Dewi melihat suaminya yang saat ini khawatir bahkan tidak tenang memikirkan putrinya itu dia takut dan sangat takut hal buruk akan menimpa ara karena dia tahu rahman menjadikan putrinya sebagai pelampiasan dendamnya atas kematian sekar, walaupun saat ini alex di samping ara tapi tetap ada rasa khawatir di dalam dirinya itu.

Di pantai saat ini ara dan alex sedang menikmati deburan ombak dan pasir putih yang sangat indah, terlihat ara sedang bermain air dengan sangat riang sedangkan alex yang melihat pemandangan itu mendadak hatinya menjadi hangat buat dia saat ini kebahagiaan ara adalah prioritasnya "Sayang jangan ke tengah ombaknya lagi lumayan besar." "Kak..kemari..ini sangat menyenangkan." Alex pun menghampiri ara lalu mereka pun berlarian di bibir pantai sambil menikmati pemandangan indah, setelah di rasa cukup bermain air mereka segera menuju tempat lain dengan berjalan kaki sambil bergandengan tangan kemudian tibalah mereka di jembatan kayu dan alex diam-diam mengambil foto ara yang terlihat sangat cantik dengan balutan dress pantai motif bunga selutut warna kuning rambut yang di kuncir kuda dan tidak lupa flat shoes warna senada dengan dressnya dengan riasan wajah ringan ala korea sungguh ara cantik sekali.

Senja pun tiba mereka berdua berencana menikmati keindahan matahari tenggelam yang dari jembatan lampu LED pun mulai menyala menambah indahnya jembatan tersebut alex memeluk ara dari belakang sambil melihat senja tidak lupa mereka berdua foto bersama, sudah banyak alex mengambil foto ara bahkan mereka pun mengabadikan kebersamaannya lalu alex mengendurkan pelukannya lalu berbalik menghadap ara kemudian berlutut di hadapan kekasihnya itu tiba-tiba "Ara lihat sangat indah kan apa lagi jika benda ini terpasang di jarimu." "Kak maksudnya apa ini??" "Will you marry me??" Sontak hal itu mengundang banyak perhatian pengunjung yang saat ini berada di jembatan dan tentu saja membuat badan ara bergetar.

Alex membuat jantung ara berdebar sangat kencang seakan mau keluar dia bingung apa harus menerima atau tidak dengan statusnya yang masih menggantung, semua orang yang berada di jembatan pun berteriak untuk ara agar menerima alex kalau boleh jujur ara bahagia saat ini tetapi dia bimbang dengan kondisi saat ini "Ara aku tahu kamu bingung saat ini, tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membebaskan dirimu darinya dan membahagiakan kamu." "Baiklah kak.. keputusan ara adalah.." ara berjongkok menghadap alex untuk mensejajarkan posisi mereka lalu ara memberikan jarinya ke hadapan alex pertanda dia menerima pria itu "Segera pasang di jariku sekarang namun berjanjilah kakak akan menunggu hingga semua selesai dan berjanjilah tidak akan ingkar." "I love you ceara malvina." Alex segera memasang cincin berlapis emas bertahtakan berlian itu di jari manis ara lalu mereka berdiri, alex segera mengecup kening ara kemudian memeluknya hingga semua mata yang melihat pun bersorak gembira karena ara menerima alex tentu saja saat ini kebahagiaan sedang menyelimuti kedua pasangan ini dan alex berjanji akan semaksimal mungkin membantu ara untuk lepas dari rahman.