webnovel

Karang Yang Terkikis

Ceara malvina seorang siswa berusia 18 tahun dan seorang anak tunggal di keluarganya sejak dia kehilangan sang adik saat masih berada di dalam kandungan mamanya, ara adalah panggilan sehari-harinya. Dia bersekolah di SMK swasta jurusan sekretaris sekaligus atlet voli junior yang karir nya mulai melonjak naik, ara seorang gadis yang periang dan baik hati sehingga dia mempunyai banyak teman selain banyak teman ara juga punya kekasih seorang mahasiswa di universitas ternama dan sang papa pun sangat menyayanginya namun berbeda dengan sang mama yang matrealistis, egois, keras kepala dan terkadang suka merendahkan orang. Setelah kelulusan ara sang mama langsung menjodohkan ara dan memaksanya menikah dengan pria misterius pilihan mamanya yang tidak ara kenal sama sekali, namun apa daya Ara yang tidak bisa menolak atau pun melawan mamanya dengan berat hati ara terpaksa harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, melupakan dan mengubur semua cita-cita yang ingin menjadi pramugari dan atlet voli profesional, lalu menikah dengan pria tersebut. Namun pernikahannya tidaklah berjalan bagus, setiap hari ara harus menghadapi hinaan dan kekerasan dari suaminya bahkan kehidupan pernikahannya lebih mirip neraka, bahkan setelah menjalani 3 bulan menjalani kehidupan pernikahannya, ara harus menerima kenyataan bahwa suaminya adalah anggota pemberontak pemerintah dengan nama organisasi A.C.M lalu dapatkah ara keluar dari siksaan batin suaminya?? dan dapatkan ara lepas dan bebas dari pernikahannya?? atau malah terjebak seumur hidup di pernikahannya??

Black_Rose_6050 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
51 Chs

Satu atap dengannya

Hari ini weekend tentu saja cafe akan sangat ramai dengan pengunjung ara bangun lebih pagi dari biasanya karena dia harus ke rumah orang tuanya setelah selesai berpakaian ara turun ke bawah tetapi apa yang dia lihat justru sangat menyakitkan, silvia tengah bergelayut manja dengan rahman di ruang tamu tetapi dia berusaha mengabaikan mereka namun saat hendak berjalan ke arah pintu rahman menghadangnya "Perkenalkan ini silvia wanita yang kemarin ke cafe, dia istri pertamaku." Silvia tersenyum licik dan ara hanya diam tanpa meresponnya lalu dia melewati mereka berdua dan segera berlalu. Ara mengubah tujuannya yang tadinya ingin kerumah orang tuanya namun kini dia pergi menuju rumah alex karena saat ini dia butuh pelukan dari kekasihnya, ara menangis sepanjang perjalanan hingga membuat matanya semakin bengkak lalu dia menghubungi alex untuk sekedar tahu saat ini ada di mansionnya atau rumah sakit "Halo kak..aku mau ke rumah." "Halo juga sayang, iya kebetulan aku shift malam..ini masih di rumah." "Ya udah aku kesana." "Hati-hati sayang." Lalu alex mematikan sambungan teleponnya dan merasa bingung kenapa suara ara sedikit serak, kebetulan saat ini alex sedang bersama dinda dan steven mereka pun ikutan bingung mendengar suara ara karena tadi alex mengaktifkan mode loud speaker.

Ara tiba di mansion alex dalam kondisi kacau dia langsung berlari memeluk alex dan menangis di pelukannya, lalu dinda kaget melihat kening ara yang terluka kemudian dia memberanikan diri untuk bertanya "Ra keningmu kenapa?? Apa yang terjadi??" Lalu ara melonggarkan pelukannya dan alex mengajaknya duduk di sofa ruang tamu "Kak dinda..hikss..hikss..ini semua perbuatannya." "Maksudmu rahman??" Ara menganggukan kepalanya sambil menghapus air matanya, alex pun menggeram karena pria itu sudah berani melukai ara bahkan saat ini alex berniat membuat perhitungan padanya tetapi ara mencegah dirinya karena saat ini ada silvia bersama rahman.

Rahman baru saja selesai melakukan aktifitas panasnya bersama silvia lalu ponselnya berdering dan dia segera mengambil ponselnya yang berada di nakas samping tempat tidurnya kemudian mengangkatnya "Ada apa kalian mengganggu waktu istirahatku." "Boss..nyonya muda belum sampai di cafe." "Biar saja.. terserah dia mau kemana tapi kau tetap awasi cafe, mengerti." "Baik boss." Rahman bingung kemana perginya ara bahkan anak buahnya sampai terkecoh lagi, kemudian dia segera bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Dewi tiba di mansion ara tapi keadaan sepi yang ada hanyalah para pembantu dan bi lela selaku kepala pelayan di rumah itu lalu dia menyambut ibu dari nyonya mudanya itu dengan hangat dan mempersilahkan duduk, tidak berapa lama silvia turun di susul dengan rahman lalu melihat dewi sedang duduk sambil memainkan ponsel "Ada apa mama datang ke sini??" Dewi terkejut melihat silvia turun bersama menantunya itu sambil bergelayut manja namun dia harus menyembunyikan hal itu agar rahman tidak curiga kepadanya "Mama cari ara karena saat cafe ternyata dia tidak ada jadi mama ke sini." "Ara juga sudah pergi dari tadi pagi, mungkin dia ke tempat temannya dulu." "Aku rasa tidak seperti itu, dugaanku ara pasti ke tempat alex." Ucap silvia yang berusaha memancing amarah rahman dan membuat nama ara jelek di hadapan suaminya itu, lalu dewi menatap wanita itu dengan tajam seakan ingin menampar mulut wanita itu tetapi dia tahan dulu karena belum saatnya memberi pelajaran untuk wanita j****g itu.

Dewi segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah alex, dia harus menemui putrinya itu karena saat ini perasaannya tidak bahkan tadi malam dia tidak bisa tidur gara-gara memikirkan ara kemudian dewi pun tiba di rumah alex dan betapa kagetnya dia melihat ara yang kondisinya kacau dengan luka di keningnya tentu saja ibu mana pun di dunia ini akan merasakan sakit yang hebat pada perasaannya dan tidak terima saat tahu putrinya di sakit oleh suaminya begitu juga dengan dewi saat melihat ara terluka dia langsung berlari memeluk putrinya "Ara..hikss..hikss..apa yang terjadi sama kamu nak." "Ma..maafin ara." "Pasti ini perbuatannya kan?? Bilang sama mama nak." Lalu ara mengangguk pertanda benar tentang hal itu lalu dewi pun semakin erat memeluk putrinya itu, hingga alex dan dinda beserta steven terharu melihat pemandangan tersebut.

Dira mampir ke cafe namun dia tidak melihat ara ataupun steven pagi ini lalu dia bertanya pada pelayan di sana yang menyatakan bahwa steven shift siang dan ara memang belum datan, lalu dia mencoba menunggunya karena dia berpikir bahwa ara masih dirumahnya lalu ponselnya berbunyi pertanda ada notifikasi pesan masuk dan dilihatnya itu dari ara yang memberi tahu bahwa dia sedang di jalan menuju cafe bersama mamanya. Setengah jam kemudian ara tiba di cafe bersama dengan mamanya dan steven lalu alangkah terkejut dirinya melihat kening ara yang terluka lalu dia segera menyeret dira ke atas "Ara apa yang terjadi sama loe?? Jelasin sama gue, apa dia yang buat loe seperti ini??" "Ya dia yang melakukannya..bahkan saat ini silvia istri pertamanya tinggal bersama gue, tapi itu gue gak tau sampai kapan." "Whaaattt..terus loe mau??" "Tadinya gue gak mau, terus dia mukul gue..jadi terpaksa gue terima." Ara lalu menundukkan kepalanya dan menangis kembali.

Saat ini silvia tinggal bersama rahman dan ara tentu saja itu akan semakin memudahkan dirinya untuk membalas dendam pada ara dan tentu saja rahman juga turut membantu silvia karena dia punya tujuan sendiri, dengan menggunakan silvia itu akan mempermudah dirinya dan tanpa disadari mereka saling memanfaatkan satu sama lain "Sayang apa rencanamu saat ini." "Aku akan membiarkan dirimu tinggal di sini sampai waktu tidak ditentukan, tapi kau harus ingat bahwa dirimu punya batasan dan jangan melakukan apapun tanpa perintah dariku." Silvia tersenyum licik tentu saja kali ini dia akan bebas melakukan apa pun rumah ini karena dia adalah nyonya pertama sedangkan ara hanya nyonya kedua yang tidak punya kuasa apa pun. Arifin saat ini sedang bersama deri yang kebetulan hari ini sedang menjenguknya dia sangat senang sekali karena ara banyak yang menjaga dan juga memperhatikannya, saat ini kondisi arifin semakin membaik karena alex yang rutin datang setiap hari untuk merawatnya namun saat sedang asyik mengobrol terdengar pintu di ketuk lalu deri turun ke bawah untuk membuka pintu dan yang datang adalah alex "Eh lex..kok lama banget??" Alex melihat sekelilingnya dan memastikan bahwa arifin tidak mendengarnya lalu dia membisikkan sesuatu di kuping deri "Ara terluka." Alhasil perkataannya itu berhasil membuat deri melotot dengan apa yang di ucapkan alex.