webnovel

Karang Yang Terkikis

Ceara malvina seorang siswa berusia 18 tahun dan seorang anak tunggal di keluarganya sejak dia kehilangan sang adik saat masih berada di dalam kandungan mamanya, ara adalah panggilan sehari-harinya. Dia bersekolah di SMK swasta jurusan sekretaris sekaligus atlet voli junior yang karir nya mulai melonjak naik, ara seorang gadis yang periang dan baik hati sehingga dia mempunyai banyak teman selain banyak teman ara juga punya kekasih seorang mahasiswa di universitas ternama dan sang papa pun sangat menyayanginya namun berbeda dengan sang mama yang matrealistis, egois, keras kepala dan terkadang suka merendahkan orang. Setelah kelulusan ara sang mama langsung menjodohkan ara dan memaksanya menikah dengan pria misterius pilihan mamanya yang tidak ara kenal sama sekali, namun apa daya Ara yang tidak bisa menolak atau pun melawan mamanya dengan berat hati ara terpaksa harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, melupakan dan mengubur semua cita-cita yang ingin menjadi pramugari dan atlet voli profesional, lalu menikah dengan pria tersebut. Namun pernikahannya tidaklah berjalan bagus, setiap hari ara harus menghadapi hinaan dan kekerasan dari suaminya bahkan kehidupan pernikahannya lebih mirip neraka, bahkan setelah menjalani 3 bulan menjalani kehidupan pernikahannya, ara harus menerima kenyataan bahwa suaminya adalah anggota pemberontak pemerintah dengan nama organisasi A.C.M lalu dapatkah ara keluar dari siksaan batin suaminya?? dan dapatkan ara lepas dan bebas dari pernikahannya?? atau malah terjebak seumur hidup di pernikahannya??

Black_Rose_6050 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
51 Chs

Rahasia yang mulai terungkap

Setelah mengetahui bahwa sela menaruh rasa padanya alex memutuskan untuk menggantinnya dengan perawat lain bisa dibilang dengan perawat senior, dengan segera alex menyuruh dinda untuk menghubungi pihak rumah sakit untuk mengurusnya dan dia segera menghampiri sela yang sedang duduk di ruang tengah "Sela hari ini kamu bisa kembali tugas di rumah sakit karena saya ingin perawat senior yang mengurus wandi, dan nanti bayaran kamu selama di sini akan saya transfer hari ini." "Memangnya ada masalah apa dok, kenapa saya harus kembali ke rumah sakit??" "Saya hanya ingin perawat senior yang merawat wandi, dan sebentar lagi dia akan sampai." Setelah mendengar apa yang di ucapkan alex, dia pun segera mengemasi barang-barangnya dan bersiap meninggalkan mansion alex.

Steven tengah sibuk dengan pekerjaannya sebagai CEO yang tentu saja banyak menyita waktunya bahkan weekend pun jika pekerjaannya sedang menumpuk dia tidak.ada waktu untuk berlibur, di sela kesibukannya berkutat dengan laptopnya dia menemukan sesuatu yang berkaitan dengan rahman beserta anak buahnya tanpa membuang waktu dia segera menghubungi alex "Lex loe dimana?? Apa bisa bertemu??" "Gue dirumah, kenapa suara loe seperti orang khawatir ya." "Gue menemukan sebuah informasi yang berkaitan dengan rahman, loe bisa ke kantor gue sekarang??" "Ok gue segera kesana." Alex segera bergegas pergi lalu dinda dan deri menatapnya heran karena dia sangat terburu-buru "Kalian ikut aku, panggil dira sekalian..aku tunggu di mobil." "Bro santai..loe kenapa sich kaya habis menemukan sesuatu." "Ya udah cepat panggil dira, nanti di mobil gue jelasin." Dinda dan alex segera menuju mobil di susul dengan deri tidak lupa juga dira lalu mereka berdua duduk di belakang dan Dinda duduk di samping bangku supir.

Alex segera melajukan mobilnya menuju kantor steven dan di tengah perjalanan dia menjelaskan bahwa steven sudah menemukan informasi mengenai Rahman beserta anak buahnya, di tengah obrolan mereka ponsel alex berbunyi ternyata bi inah menghubunginya "Halo tuan, ini ada tuan arga datang katanya diminta oleh tuan." "Halo bi..ya arga aku yang memintanya segera bawa dia ke kamarnya dan tunggu aku kembali, sampaikan ke dia tolong untuk memeriksa wandi setelah dia membersihkan diri." Baik tuan." Lalu alex memutuskan sambungan teleponnya dan menambah kecepatan mobilnya. Setibanya mereka di kantor steven dia segera menuju lobby dan semua orang di perusahaan tersebut menyambutnya dengan hangat karena memang sudah tahu siapa alex, saat menuju ruangan yang terletak di lantai paling atas dira dibuat kagum dengan bentuk bangunannya tentu saja dengan gaya arsitektur mewah dengan fasilitas yang canggih.

Setibanya mereka di lantai atas tempat dimana ruang steven berada alex segera membuka pintu ruang kerja sepupunya dan steven menyambutnya dengan hangat, dia segera mempersilahkan rombongan tersebut untuk duduk lalu memerintahkan sekretarisnya melalui sambungan telepon internal untuk membelikan minuman dan makanan "Apa kabar lex??" "Gue baik." "Mas steven tahu gak saat ini perasaan mas alex sedang tidak bagus, ya pasti tahu lah penyebabnya dan di tambah mas alex buat ulah pagi ini." Alex tidak menyangka bahwa dinda mengadu kepada steven sehingga membuatnya hanya bisa bersabar "Ada yang mau gue tunjukkan nich." Steven segera mengambil laptopnya yang berada di meja kerjanya membawa laptop tersebut dan meletakkannya di meja depan sofa, dia duduk di samping alex menunjukkan artikel yang ditemukan.

Setelah mereka semua membaca artikel yang steven temukan sontak saja hal tersebut membuat semua orang yang berada di ruangan itu kaget setengah mati tentang berita yang mereka baca terutama alex, dan itu membuatnya sangat mengkhawatirkan posisi ara saat ini "Steven loe gak salah cari kan??" "Bro ini gak bercanda kan??" "Kak steven kalau mau bercanda gak seperti ini." "Mas tolong salin ke flashdisk aku." Seraya memberikan flashdisknya ke steven, dia berusaha menjawab pertanyaan dari mereka bertiga "Dengar ya semua gue gak bercanda..dan informasi yang gue dapat ini valid." Tentu saja artikel yang steven dapat adalah tentang organisasi pemberontak yang di dalamnya ada rahman beserta anak buahnya yang bergabung dan steven sangat mengetahui sepak terjang dari organisasi tersebut. Setelah mendapatkan informasi tersebut alex meminta sepupunya itu untuk menyimpan artikel tersebut di flashdisk yang sudah dia sediakan dan steven akan menyeledikinya lebih jauh lagi, karena saat ini artikel yang di dapat masih kurang lengkap.

Sambil menyusun rencana selanjutnya tiba-tiba pintu di ketuk saat mereka sedang serius membicarakan hal itu dan ternyata ira sekretaris steven yang datang dengan membawa pesanan bosnya itu "Permisi pak ini pesanannya." "Ok kamu letakan di meja saya." Setelah ira pergi mereka melanjutkan pembicaraan yang sempat terhenti "Aku akan mulai menjalankan rencana awal, hari ini aku akan kirim lamaran kerja via email ke Rahman untuk posisi kasir." "Good job bro." "Apa aku harus memberitahu ara sekarang atau nanti??" "Nanti aja setelah kita dapat bukti lebih banyak." Tidak terasa sore menjelang mereka segera pamit karena alex harus memeriksa ulang kondisi wandi begitu juga dengan deri dan dira yang harus segera kembali ke resto kemudian mereka pun bergegas pergi.

Rahman sedang berjalan-jalan di mall bersama ara beserta kedua orangtuanya lalu ponselnya berdering kemudian dia melihatnya ternyata dari anak buahnya, dia segera menjauh sedikit dari ara karena takut dia mendengarnya "Ada apa menghubungi jam segini??" "Bos ada yang meretas situs web organisasi kita, tapi untung hanya beberapa artikel yang di ambil." Seketika rahman kaget dan wajahnya berubah pucat "Apa kalian tahu siapa pencuri itu??" "Saat kami mau mengecek, dia segera menghapus sistemnya." "Berarti dia bukan org biasa." "Segera selidiki." Lalu ara menerima pesan di ponselnya dari alex tetapi kali ini dia mengabaikannya karena sekarang dia sedang bersama suaminya juga kedua orangtuanya dan dia tidak ingin membuat mereka curiga.

Setibanya alex di rumah dia segera menuju kamar wandi saat dia melangkah masuk wandi menyambut dengan senyuman hangatnya dan dia melihat arga tengah berbincang dengan wandi "Bro jam berapa loe sampai??" "Tadi pas loe pergi gue sampai." "Wandi gimana, apa sekarang loe sudah merasa lebih enak." "Ya lex..terima kasih sudah menyelamatkan gue." "Ya sama-sama, tapi gue minta tolong sama loe..untuk sementara loe tinggal di sini dulu ya sampai situasinya kondusif dan gue sudah suruh orang untuk ambil barang-barang loe." Setelah selesai memeriksa wandi alex mencoba menghubungi arifin tetapi tidak ada Jawaban dan itu sungguh membuatnya frustasi, lalu dia mengirim pesan kepada arifin bahwa dia akan menemuinya jam delapan malam ini.