webnovel

Karang Yang Terkikis

Ceara malvina seorang siswa berusia 18 tahun dan seorang anak tunggal di keluarganya sejak dia kehilangan sang adik saat masih berada di dalam kandungan mamanya, ara adalah panggilan sehari-harinya. Dia bersekolah di SMK swasta jurusan sekretaris sekaligus atlet voli junior yang karir nya mulai melonjak naik, ara seorang gadis yang periang dan baik hati sehingga dia mempunyai banyak teman selain banyak teman ara juga punya kekasih seorang mahasiswa di universitas ternama dan sang papa pun sangat menyayanginya namun berbeda dengan sang mama yang matrealistis, egois, keras kepala dan terkadang suka merendahkan orang. Setelah kelulusan ara sang mama langsung menjodohkan ara dan memaksanya menikah dengan pria misterius pilihan mamanya yang tidak ara kenal sama sekali, namun apa daya Ara yang tidak bisa menolak atau pun melawan mamanya dengan berat hati ara terpaksa harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, melupakan dan mengubur semua cita-cita yang ingin menjadi pramugari dan atlet voli profesional, lalu menikah dengan pria tersebut. Namun pernikahannya tidaklah berjalan bagus, setiap hari ara harus menghadapi hinaan dan kekerasan dari suaminya bahkan kehidupan pernikahannya lebih mirip neraka, bahkan setelah menjalani 3 bulan menjalani kehidupan pernikahannya, ara harus menerima kenyataan bahwa suaminya adalah anggota pemberontak pemerintah dengan nama organisasi A.C.M lalu dapatkah ara keluar dari siksaan batin suaminya?? dan dapatkan ara lepas dan bebas dari pernikahannya?? atau malah terjebak seumur hidup di pernikahannya??

Black_Rose_6050 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
51 Chs

Pesan di Hpku

Setibanya diruang serbaguna aku melihat sudah banyak sekali yang datang dan menunggu giliran untuk dipanggil, dengan perasaan yang tidak menentu tiba saat giliran aku dan mendengar namaku di panggil dan aku pun berjalan di ikuti oleh papa dari belakang. Setelah acara selesai aku keluar dari ruang serba guna bersama papa "selamat ya nak..akhirnya kamu lulus dengan nilai bagus." ucap papa sambil mengelus rambutku. Dan setelah itu papa memberikan aku ongkos pulang dan papa melanjutkan ke kantor.

Setibanya dirumah akupun bergegas untuk mandi dan istirahat siang karena sore harinya aku harus pergi latihan di daerah Jakarta Selatan, sebelum mandi aku menyimpan ijasah didalam lemari dan mempersiapkan semua keperluan untuk latihan sore ini. selesai mandi dan pakai baju akupun segera mengecek hp dan melihat ada pesan dari pacarku bernama wandi, ya pria dengan tinggi badan 165cm, kulit sawo matang, rambut ikal dan cepak, mata besar memiliki bulu mata yang lentik, rahang tegas, hidung mancung ya boleh dibilang mukanya mirip orang India "dek..udah pulang dari sekolah?? gimana hasil nilai kelulusan mu." tanyanya padaku dan aku pun tersenyum sambil melihat hp "ya bang..aku dah pulang.. alhamdulillah nilainya bagus." balasku sambil ketawa sendiri "ya udah kebetulan Abang masih ada kelas sampai malam, hari Minggu kita ketemu dan nanti abang jemput." hatiku seketika dipenuhi bunga "ya bang.. semangat ya kuliahnya, sore ini aku ada latihan jadi kita sambung lagi ngobrolnya setelah selesai latihan." Bang wandi seorang mahasiswa di kampus ternama daerah Jakarta Selatan dan dia bisa kuliah disini karena mendapatkan beasiswa, setelah membalas pesannya akupun segera charge hp dan istirahat untuk persiapan latihan sore.

Aku terbangun karena alarm hp menunjukan pukul 14:30 dan aku lihat mama sudah pulang dan membawa makanan yang dibeli disenayan "kamu udah bangun ra?? ayo cuci muka dulu dan makan siang karena kamu harus segera berangkat latihan.." kata mama dan aku segera bangun menuju kamar mandi, setelah selesai aku ke ruang tamu dan menyalakan tv sambil duduk di sofa dan menunggu mama selesai menghangatkan makanan yang tadi dibeli "mama beli makanan dimana?? Ara liat ada ayam asam manis sama capcay." tanyaku pada mama "ini mama beli dikantin samping GOR, oh ya ara besok malam ada yang mama mau bicarakan sama kamu dan papa." dan akupun melihat mama dengan penuh tanda tanya tanpa menjawab sedikit pun. Setelah makan siang jam menunjukkan pukul 3 sore dan aku segera bersiap,aku segera ganti baju dengan seragam voli dan celana pendek warna hitam bahan parasut dengan logo adidas, dengan menggunakan jaket sport logo Nike lalu aku ke kamar mengambil tas yang sudah aku persiapkan, kemudian aku pun berangkat latihan.

Selama didalam busway akupun masih berpikir apa yang akan mama bicarakan kepadaku dengan melibatkan papa, apa ada hal yang serius sampai harus seperti itu. seketika lamunanku buyar karena aku melihat ada pesan masuk dari seniorku dengan nama bang deri "dek..latihan gak??" tanya nya padaku dan aku membalas "ya bang aku latihan ini lagi didalam busway." kemudian pesan bang wandipun masuk "Dek yang semangat latihannya, semoga bisa terpilih untuk mengikuti turnamennya ya." seperti mood booster sore hari akupun senang sekali "ya bang terima kasih selalu memberikan semangat untuk aku." ya aku dan bang Wandi sudah menjalin hubungan 2 tahun dan bang wandi adalah pria yang penyabar dan penuh dengan kasih sayang, kemudian hp ku berdering dan aku melihat bang deri menelponku "dek kok gak balas pesan abang, lagi dimana sich kok ramai banget ??" dan aku pun menjawab "Ya bang aku lagi di busway udah sampe pintu 9..maaf tadi aku lagi balas pesan dari bang wandi." secara bang wandi dan bang Deri itu temen 1 kost, kemudian bang deri pun memutuskan sambungan telponnya dan membuatku lebih bingung.

Setibanya di GOR aku duduk diturbin sambil menunggu teman yang lain datang karena masih jam 4 sore dan latihan akan dimulai jam 5 sore sampai jam 9 malam, di saat lagi duduk aku melihat bang deripun datang dengan muka yang cemberut, dan tiba-tiba langsung duduk di sampingku dan merangkul bahuku "Abang kenapa manyun aja, kaya habis putus cinta." kataku sambil nyengir kuda "ini gara-gara kamu yang gak pernah mau terima abang jadi pacar kamu, padahal abang bisa buat kamu senang lebih dari wandi." sahut nya sambil menatapku dengan tajam, ya kalau boleh dibilang memang bang Deri lebih ganteng dari pacarku..ya dia mempunyai kulit putih, hidung mancung, tinggi badan 175cm, bibir tipis dan merah, rahang tegas, muka mirip arab tapi dia sedikit kasar itulah yang aku gak suka dari bang deri. dan aku hanya bisa diam dan gak jawab pertanyaannya, kemudian bang deri mengajak ku kedepan untuk beli es dan kami pun jalan bersama kedepan "Dek mau es apa??" tanya bang Deri padaku "Aku mau es kopi aja bang, sekalian sama aqua yang besar satu." jawabku dan kemudian bang deri pun pesan es sesuai yang aku mau dan kami pun segera masuk kedalam gor lagi sambil menunggu waktu latihan. Dan saat jam latihan mulai kami pun mulai melakukan pemanasan dan latihan fisik, disaat kami sedang jogging tiba-tiba bang deri menyusulku sambil menggodaku "Sayang..kok jogging nya gak bareng abang sich." seketika wajahku memerah karena malu dengan sikap bang deri ditambah semua teman dan seniorku mendengar "Ciieee..ciiee..ara udah jadian nich sama deri?? romantis banget sich." kata kak ryan seniorku yang ikut menggodaku dan spontan membuat semua nya melihat aku dengan pandangan ingin mengintrogasi ku terutama teman dekatku silvia "Duuhh..kacau dunia persilatan ini, bakal jadi gosip dah" sahutku pelan.

Jam menunjukkan puku 6 yang menandakan latihan fisik selesai dan pelatihku meniup peluit yang tandanya jam istirahat hingga jam 7 malam "Semuanya kumpul..kita istirahat dan kembali lagi jam 7 malam, usahakan jangan ada yang makan nasi karena nanti akan berpengaruh pada latihan teknik nanti." ucap om victor selaku pelatih senior "baik om." ucap kami serentak, pada saat jam istirahat akupun melihat hp dan membuatku kaget bagaimana bisa bang wandi tahu kalau bang deri sedang mendekatiku, akupun tidak membalas pesan bang wandi karena aku tahu ini pasti akan jadi panjang urusannya dan aku lebih memilih mengabaikannya, sementara aku keluar membeli extrajoss untuk aku campurkan ke minumanku ya seperti minuman penambah stamina dan akupun melihat bang deri bersama beberapa senior cowok sedang asyik ngobrol kemudian tatapan kami bertemu "Eh..dek mau beli apa??" "Ini mau beli extrajoss bang." "Jangan kebanyakan minum seperti itu dek, gak bagus untuk lambung kamu." ucapnya padaku dan kemudian "Cieeee..deri..loe perhatian banget sich sama ara." ujar salah satu senior cowok namanya bang wahyu, ya dia teman dekat bang deri yang sama gilanya dengan bang Deri, dan akupun menatap mereka sinis sambil pergi tanpa menghiraukan mereka.