webnovel

Karang Yang Terkikis

Ceara malvina seorang siswa berusia 18 tahun dan seorang anak tunggal di keluarganya sejak dia kehilangan sang adik saat masih berada di dalam kandungan mamanya, ara adalah panggilan sehari-harinya. Dia bersekolah di SMK swasta jurusan sekretaris sekaligus atlet voli junior yang karir nya mulai melonjak naik, ara seorang gadis yang periang dan baik hati sehingga dia mempunyai banyak teman selain banyak teman ara juga punya kekasih seorang mahasiswa di universitas ternama dan sang papa pun sangat menyayanginya namun berbeda dengan sang mama yang matrealistis, egois, keras kepala dan terkadang suka merendahkan orang. Setelah kelulusan ara sang mama langsung menjodohkan ara dan memaksanya menikah dengan pria misterius pilihan mamanya yang tidak ara kenal sama sekali, namun apa daya Ara yang tidak bisa menolak atau pun melawan mamanya dengan berat hati ara terpaksa harus mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, melupakan dan mengubur semua cita-cita yang ingin menjadi pramugari dan atlet voli profesional, lalu menikah dengan pria tersebut. Namun pernikahannya tidaklah berjalan bagus, setiap hari ara harus menghadapi hinaan dan kekerasan dari suaminya bahkan kehidupan pernikahannya lebih mirip neraka, bahkan setelah menjalani 3 bulan menjalani kehidupan pernikahannya, ara harus menerima kenyataan bahwa suaminya adalah anggota pemberontak pemerintah dengan nama organisasi A.C.M lalu dapatkah ara keluar dari siksaan batin suaminya?? dan dapatkan ara lepas dan bebas dari pernikahannya?? atau malah terjebak seumur hidup di pernikahannya??

Black_Rose_6050 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
51 Chs

Keputusan ara

Suasana di IGD menjadi tegang karena wandi terus mengeluarkan darah dan tidak sadarkan diri "Keluarga Suwandi" teriak salah satu perawat di IGD lalu deri segera menghampiri perawat tersebut "Saya sus, gimana kondisi Wandi." "Begini pak, kami harus segera melakukan operasi untuk saudara wandi..karena beliau mengalami pendarahan hebat, retak di sekitar tulang tengkorak belakang, dan ada robekan juga..mohon segera tanda tangan di surat ini." Lalu suster menyerahkan surat tersebut kepada deri dan segera tanda tangan "Oh ya pak kami butuh golongan darah O mohon di bantu untuk cari pendonornya karena stok di bank darah habis.. secepatnya ya pak, terima kasih." Deri panik dan segera ke PMI untuk segera mencari golongan darah yang di minta, tidak lupa dia menghubungi teman-temannya dan memposting di media sosial.

Di seberang rumah sakit tepatnya di dalam restoran rahman tersenyum puas dengan kerja anak buahnya yang berhasil melukai wandi sehingga dia mendapatkan luka cukup serius "Bagus sekali hasil kerjamu, semoga dia segera mengunjungi neraka." Ujarnya dengan senyuman liciknya "Lanjutkan tugasmu dan beri peringatan kecil untuk ayah mertuaku, tapi ingat jangan menyakitinya." "Baik bos akan segera saya laksanakan." Rahman pun menutup teleponnya.

Setelah puas menonton film alex mengajak ara dan dinda untuk makan karena kebetulan mereka belum makan, dan saat mereka sedang menunggu pesanan tidak sengaja dinda melihat status temannya yang sesama perawatan memposting tentang kondisi wandi yang membutuhkan donor darah dengan type O sehingga membuat dinda pucat. Alex bertanya kepada dinda dengan penuh tanda tanya "Ada apa dek?? Kok wajahmu seketika pucat pasi." "Mas.. ini lihatlah." Dinda memberikan ponselnya ke alex dan alex langsung terkejut sehingga menarik perhatian ara "Ada apa kak..kok wajah kakak berubah tegang." "Sepertinya ini kondisi darurat Ra, lihatlah ini." Setelah melihat apa yang di tunjukan alex seketika ara pingsan dan tidak sadarkan diri "Ya tuhan..ara..bangun..sayang bangun.." alex bertambah panik dan berinisiatif membawa ara pergi dari restoran dengan di ikuti dinda di belakang.

Di dalam mobil alex menempatkan ara di bangku tengah bersama dinda dan segera menyuntikkan obat melalui jalur jarum infus yang masih menempel di tangan ara dengan perintah alex, lalu alex segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Setibanya di IGD rumah sakit alex segera mengambil hospital bed dan memposisikan bed tersebut tepat depan pintu masuk IGD, alex menggambil dan menggendong ara ala bridal style lalu meletakkan ara di bed hospital dan mendorongnya ke dalam "Cepat tangani ara segera pasang oksigen dan infus sekarang lalu bagaimana kondisi wandi sekarang??" Tanyanya pada salah satu perawat di IGD "Kondisi wandi masih kritis dok." Alex segera menuju ruang phoenix dan memeriksanya "Siapkan operasinya sekarang." "Tapi dok kita belum mendapatkan pendonornya." "Ambil darah saya, kebetulan golongan darah saya O." "Baik dok." Di saat perawat sedang menyiapkan operasi wandi, tiba-tiba ara tersadar dan dia melihat dinda bersama alex dengan menggunakan baju operasi "Ara..sayang..kakak janji akan menyelamatkan wandi, kamu yang kuat ok..tunggu kakak di atas." "Kak..terima kasih ya..hikss..hikss.." "dinda segera bawa ara ke atas." "Baik dok." Dinda segera membawa ara ke atas bersama 2 orang perawat yang lain.

Setibanya di kamar rawat mereka di kegetkan dengan kehadiran rahman yang telah menunggu "Hai semua.." ara seketika mematung melihat kedatangan rahman "Kak dinda tolong tinggalkan aku dengan dia sebentar karena ada hal yang ingin aku bicarakan." "Baik ra..tapi jika terjadi sesuatu tolong segera panggil kami, aku ada di meja perawat ya." Dinda dan yang lain meninggalkan Ara bersama dengan rahman, tapi dinda sangat khawatir walaupun itu hanya sebentar. Rahman mengambil bangku dan meletakkan tepat di depan tempat tidur ara laku duduk dengan santai menyilangkan kaki dan melipat kedua tangannya di dada "Apa yang mau kamu bicarakan sehingga harus datang ke sini." "Apa tidak boleh aku mengunjungi calon istri??" "Dengar ya..aku bukan calon istri anda." "Apa benar itu." Rahman mengubah posisi duduknya menjadi sedikit tegap sambil mengeluarkan senyum iblisnya yang membuat ara gemetar "Apa mau orang di sekitar kamu menjadi terluka seperti alex dan mantan kekasihmu??" Ancaman rahman berhasil membuat ara tidak berkutik.

Setelah mendapat ancaman itu ara tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima karena dia tidak mau orang di sekitarnya menjadi korban kekejaman rahman "Ok aku akan menikah dengan anda tapi jangan pernah melukai orang disekitar aku, dan segera keluarkan aku dari rumah sakit ini." "Baiklah akan aku urus..kenapa tidak dari kemarin kamu menyetujuinya jadi kan tidak perlu ada korban." "Dasar pria b******n." Lalu rahman mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang "Tugasmu untuk saat ini selesai, dan jangan melakukan apa pun lagi termasuk ke calon ayah mertuaku." Rahman menutup teleponnya dan ara membeku dan emosi ketika tahu rahman ingin melukai arifin "Jadi kau ingin melukai papa!!" "Ya itu rencana terakhir jika kau tetap bersikeras tidak ingin menikah denganku." Jawab rahman dengan santai dan tanpa dia tahu dinda sudah merekamnya dari jauh.

Setelah mendengar percakapan antara rahman dan ara sontak membuat dinda kaget ternyata benar dalang di balik semua ini adalah calon suami ara dan yang lebih membuatnya kaget tanpa segan rahman berniat melukai arifin, dinda segera mengirim ke alex dan berharap alex segera melihatnya setelah operasi. Lalu masih di ruangan ara dan rahman masih berbicara dan ara tidak menyangka bahwa rahman bisa Setega ini padanya "Jangan pernah kau melukai papa dan alex, karena aku sudah menerima pernikahan ini!!!" Seketika ara menjadi emosi dan membuat rahman ingin semakin menekan ara karena dia tahu kelemahan gadis ini "Baiklah itu tidak akan aku lakukan jika kau menurut." "Baiklah aku akan menuruti permintaan kamu." Ara pun menyerah dan menangis, lalu rahman berdiri bersiap pergi meninggalkan rumah sakit "Ok..aku akan urus semuanya dan besok aku usahakan kau keluar dari rumah sakit ini." Rahman pun meninggalkan rumah sakit dengan senyum kemenangan dan meninggalkan ara yang perasaannya sudah hancur "Hiks..hiks..semoga apa yang aku pilih saat ini bisa menyelamatkan semua orang di sekitarku." Dinda pun masuk menghampiri ara lalu memeluknya dengan erat dan penuh kasih sayang kemudian mereka menangis bersama "Kak..maafin ara..hiks..hiks..ara terpaksa mengambil keputusan ini agar semua orang di sekitar ara selamat dan aman..termasuk kak dinda, kak Alex, papa, dan yang lain." "Ya ara kakak mengerti perasaan kamu, tapi sebelum terlambat kamu harus tau bahwa dokter Alex selama ini menyayangi kamu." "Kak dinda..Ara juga mulai menyukai kak alex tapi ara tidak ingin rahman menyakiti kak alex lagi." "Ara kamu wanita yang sangat baik bahkan rela mengorbankan kebahagiaan kamu." Dinda pun semakin sedih dan perasaannya semakin sakit melihat ara yang berkorban demi keselamatan orang yang dia sayangi.