Zhang Ruochen – yang selalu bersikap tenang dan terkendali – tiba-tiba kini mulai terguncang. Lama kelamaan, matanya pun berubah menjadi merah. Bahkan, dia sempat mendengar suara ledakan di telinganya, dan membuatnya berdenging-denging.
Entah berapa lama, tapi Zhang Ruochen akhirnya mengangkat tangan dan menerima payung tersebut. Payungnya diselimuti dengan inskripsi naga. Lalu, dia berkata dengan terbata-bata. "Dia... kenapa dia tidak menemuiku secara langsung? Kenapa... kenapa dia tidak..."
Peri Cihang berkata, "Katanya, kalian masih belum bisa bertemu, sebab waktunya masih belum tepat."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com