Nazha tak banyak komentar. Langsung berterima kasih. Lalu keluar begitu saja. Dia pikir hari itu tinggal pulang dan beristirahat. Tapi lift yang dipakainya turun justru membuka di tengah jalan. Ada wajah Paing Takhon di sana. Pemilik RS. Dan Nazha jelas bukan siapa-siapa di wilayahnya.
"Halo, Tuan Takhon. Maaf saya permisi dahulu," kata Nazha segera berlalu. Dia pun cepat-cepat pergi. Tak betah lagi. Lalu saat perjalanan pulang menelpon bawahannya untuk membeli obat aborsi.
"A-Apa? Tapi Nona—"
"BISA KAU LAKUKAN SAJA?!"
" atau aku akan memecatmu " gumam Nazha sambil memeluk setir. Wanita itu sempat menangis di sana. Ingin menghukum Mile, setidaknya biarkan sang suami busuk di penjara setelah masa jeda berakhir.
"Senang dengan hasil perbuatanmu? Sekarang dia tak mau sekolah, Mile. Terus begitu, dan rusak sudah anakku."
"Sudah tahu kenapa tidak menyerah? Tanganku memang bukan untuk keluarga."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com