"Kamu?!" kata Setya, dan Wangi bersamaan.
Aku menoleh ke arah Setya, lihatlah mimik wajahnya tampak begitu bahagia. Iya, aku lupa memberitahu kepada kalian. Setya, dan Wangi adalah kawanku saat kuliah. Jadi secara otomatis meski mereka ndhak satu jurusan, mereka beberapa kali bertemu karenaku. Dan tentu, dari mimik wajah mereka kalian bisa menebak bagaimana situasinya kala itu.
Setya yang memandang Wangi dengan tatapan penuh cinta, tapi sebaliknya Wangi memandang Setya dengan tatapan sebal ndhak terkira.
Aku tersenyum melihat Wangi yang tampak bersedekap, sembari memalingkan wajahnya ke arah lain. Sementara Setya, langsung bergegas mendekat ke arah Wangi.
Manis tampak heran bukan main, tapi kuisyaratkan dia untuk ndhak menganggu dua insan yang sedang meluapkan rasa rindu itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com