Hampir tengah malam, kami baru tiba di Kemuning. Suasana di kampung ini benar-benar lebih memprihatinkan dari pada biasanya. Sebab, Kemuning benar-benar sangat sepi, seolah dengan seketika disulap menjadi kampung mati. Bahkan, ndhak ada satu pintu pun terbuka, satu lampu atau lampu teplok yang menyala. Ini benar-benar sangat mengerikan.
Aku kembali menelan ludah, aku sama sekali ndhak paham dengan apa yang sebenarnya terjadi. Sebab kurasa, yang salah ada pada jamurnya, atau malah di kapan jamur itu tumbuh.
"Musim kemarau apakah bisa membuat jamur-jamur yang dapat dimakan bisa berubah menjadi jamur beracun yang mematikan, Set?" tanyaku, kepada salah satu kawanku dulu di Universitas, yang kebetulan dia bekerja di salah satu rumah sakit besar di Jakarta. Dan dengan suka rela dia mau kuajak ke sini, sebab kebetulan, dia juga sedang melakukan penelitian perihal racun pada tumbuh-tumbuhan. Entah penelitian apa itu, aku pun ndhak paham.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com