Malam ini, sudah nyaris tengah malam, dan aku masih berada di rumah sakit untuk menyelesaikan satu, dua hal. Suwoto ndhak lupa tetap di sini untuk menemaniku, sebab bagaimanapun, kalau mengurus orang yang seperti ini, aku rasa Suwoto adalah satu-satunya orang yang paling tegar. Dia ndhak akan merasa jijik, merasa takut, atau merasa apa pun.
Aku membungkuk, sembari terus menutup wajahku dengan telapak tangan. Berkali-kali, kejadian mengerikan itu terus saja melintas di mataku tatkala aku memejamkannya, bahkan sampai detik ini aku benar-benar sangat takut, aku takut untuk memejamkan mataku.
"Juragan," kata Suwoto, sembari menepuk bahuku.
"Hmmm?"
"Ada yang ingin bicara dengan Juragan,"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com