"Jadi, bagaimana, apa kamu senang dengan rumah ini, Sayang?" tanyaku pada Manis. Saat dia sedang berdiri di jendela kamar lantai dua, aku lantas memeluknya dari belakang. Kukecup bahu mulusnya, membuat Manis menoleh ke arahku. Senyum itu mengembang dengan sangat indah.
"Suka. Rasanya kita sedang berada di Kemuning. Tempatnya nyaman, ada hijau-hijauan. Benar-benar bagus, Kangmas," jawabnya.
"Nanti, di depan rumah kita pas itu. Aku akan buatkan perkebunan untukmu. Agar tatkala kamu bangun di pagi hari, kamu bisa melihat hijaunya perkebunan itu dengan perasaan tenang,"
Manis kembali tersenyum, seolah-olah aku telah memberikan sesuatu yang membahagiakan untuknya. Iya, memang, sedari dulu Manis paling suka dengan pemandangan hijau. Oleh sebab itu, di mana pun dia tinggal. Sebisa mungkin aku selalu mencarikannya tempat yang memiliki halaman yang luas. Agar dia bisa menanam beberapa tanaman yang ia suka.
"Sayang," panggil Manis.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com