Suasana menjadi hening tatkala Bima ada di situ. Benar-benar sangat canggung yang luar biasa. Aku sama sekali ndhak tahu, kenapa bisa aku malah sembunyi di sini. Seperti maling yang takut ketahuan mencuri dari rumah seseorang.
Duh Gusti, ruwet benar toh perkara ini. Bagaimana bisa aku berlaku seperti ini. Lantas apa yang terjadi dengan mereka? Apa jangan-jangan ini yang disebut dengan cinta segi tiga? Kenapa ndhak cinta segi lima sekalian.
Aku mundur, tatkala melihat ada kecoak yang berada tepat di depan hidungku. Bajul benar kecoak ini, kenapa dia bisa berada di depan hidungku! Bagaimana kalau kecoak ini kencing? Duh Gusti!
Brak!
Aku langsung menutup mulutku yang nyaris berseru, karena lenganku ndhak sengaja menyenggol lemari tempatku bersembunyi. Rianti, Zainal, dan Bima tampak melirik ke arahku bersembunyi. Sepertinya, mereka mulai curiga atas apa yang terjadi di sini. Duh Gusti, semoga saja ndhak ketahuan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com