Aku pernah bekerja di sebuah counter handphone milik seorang teman yang saat ini telah dikaruniai seorang anak perempuan dan hidup bahagia bersama istrinya dalam rumah tangga yang sakinah. Waktu itu dia masih belum menikah, tapi hidupnya sudah cukup mapan. Ada sepenggal kisah tentang temanku ini dan tiga orang temannya yang tersimpan dalam catatan perjalananku. Mereka berempat adalah teman dari SMP. Selalu bersama dalam suka maupun duka. Mereka berpisah saat memasuki jenjang kuliah. Masing-masing menempuh jalannya sendiri. Akan tetapi persahabatan mereka masih tetap terjalin. Namun sangat disayangkan tiga dari empat orang sahabat tersebut termasuk temanku ini memiliki catatan sejarah yang buruk yaitu zina. Dari tiga orang ini semuanya pernah berzina. Buruknya lagi dua dari mereka boleh dikatakan sering berzina tak terkecuali temanku. Dia bahkan punya jadwal dua minggu sekali menyewa wanita "penghibur". Tapi satu orang lagi dari empat sekawan ini sangat berbeda dengan mereka bertiga. Dia adalah orang yang sangat taat beragama. Setelah lulus kuliah dia memisahkan diri dengan tiga orang lainnya dan mengajar di sebuah madrasah.
Singkat cerita, satu persatu dari mereka mulai melepas masa lajang dan menikah. Dua dari tiga orang yang suka berzina menikah dengan gadis perawan yang keduanya anak dari kiyai ternama di daerahnya masing-masing. Lalu temanku juga tidak mau kalah. Dia menikah dengan seorang gadis perawan yang juga cucu dari seorang kiyai ternama yang memiliki sebuah pondok pesantren yang cukup besar dan ternama. Bahkan ia menjadi orang yang sangat dihormati di pondok pesantren tersebut. Lalu tinggal satu orang lagi dan tak lama setelah tiga orang temannya menikah dikabarkan bahwa ia pun akan menikah juga. Satu tahun setelah pengangkatannya sebagai pegawai negeri sipil daerah ia melamar gadis pujaan hatinya. Namun sangat disayangkan satu minggu sebelum acara pernikahan dilaksanakan ia meninggal dalam sebuah kecelakaan.
Seribu tanya tak terjawab terus menghantui pikiran dan hatiku. Akal sehatku menentangnya. Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa tidaklah menikah seorang laki-laki tukang zina melainkan dengan wanita tukang zina lagi. Demikian juga sebaliknya. Tidaklah menikah seorang wanita tukang zina melainkan dengan laki-laki tukang zina juga. Aku duduk termenung di dalam kamar memikirkan nasibku sendiri. Wanita seperti apakah yang menjadi istriku kelak jika kenyataan demikian adanya. Ya Allah tetapkanlah jiwa dan hatiku di jalan-Mu. Temukanlah pengakhiran yang terindah untukku.