webnovel

Itu Minuman Milik Marsha

Berlin telah sampai di ruang makan lalu Berlin meletakkan nampan yang berisi makanan dan minuman ke meja lalu Berlin masing meletakkan makanan di depan meja Krisna, Wiliam, dan Marsha lalu Berlin meletakkan minuman satu persatu di hadapan mereka lalu Berlin menjatuhkan bokongnya di kursi miliknya yaitu di samping Krisna dan Berlin melihat ada minuman air bening di atas meja jadi dia menanyakan siapa yang punya air itu dan Berlin menyuruh orang yang punya air itu meminum air itu

"Wiliam, Marsha, pah itu minuman milik siapa" tanya Berlin sambil menunjuk arah minuman yang di maksud dengan jari telunjuknya Berlin menatap Marsha, Wiliam, dan Krisna secara bergantian sementara Marsha, Wiliam, dan Krisna menatap Berlin secara bersamaan

"Sejak kapan mama sampai di sini" tanya balik Wiliam sambil menatap Berlim dengan tatapan penuh tanda tanya sementara Berlin membalas tatapan Wiliam sedangkan Krisna dan Marsha menatap Berlin dengan tatapan penuh tanda tanya

"Dari tadi mama sudah sampai sini Wiliam mungkin karena kalian sibuk makanya tadi ngga lihat mama yang datang dan mama yang sudah duduk di sini" tuduh Berlin dengan suara lantang dan keras menaikkan suaranya lima oktaf sementara Krisna, Wiliam, dan Marsha terkekeh secara bersamaan

"Mah itu minuman milik Marsha kan tadi mama tahu sendiri kalau Marsha minta di bawakan minuman buat Marsha jadi Marsha lebih baik kamu minum dulu pesanan minuman kamu tadi" usul Krisna sambil tersenyum sumringah menatap ke Marsha dan Berlin secara bergantian sementara Berlin dan Marsha kompak mengangguklan kepalanya sedangkan Wiliam tertawa terbahak bahak karena Krisna mau menuruti permintaan Marsha yaitu membuatkan minuman buat Marsha

"Iya pah makasih sudah buatkan minuman buat aku" ucap Marsha tulus sambil tersenyum sumringah menatap Krisna sementara Krisna manggut manggut sedangkan Wiliam dan Berlin menatap Krisna dengan tatapan penuh tanda tanya

"Sama sama Marsha ayo di munum minumannya" pinta Krisna sambil terkekeh kecil dan dalam hati Krisna tertawa penuh kemenangan lalu Marsha mengambil air yang di buatkan oleh Krisna lalu Marsha meminum air buatan Krisna karena minuman Marsha sangat asin lalu Marsha menyemburkan minumannya ke muka Krisna

PYUR PYUR

Marsha menyemburkan minuman miliknya ke muka Krisna karena rasa minuman Marsha yang sangat asin sementara Berlin dan Wiliam yang melihat adegan itu langsung tertawa terbahak bahak tanpa di komando sedangkan Krisna mendelik ke Marsha lalu Krisna mengambil tisu di meja dan Krisna mengelap semua wajahnya yang basah dengan tisu

"Marsha kenapa kamu menyemburkan minuman kamu ke papa" bentak Krisna sambil mendelik ke Marsha sementara Marsha menatap nyalang ke Krisna sedangkan Wiliam dan Berlin masih betah tertawa terbahak bahak

"Papa harusnya aku yang bertanya ke papa kenapa papa beri banyak garam di minuman aku dan bikin minuman aku sangat asin" bentak Marsha sambil mendelik ke Krisna sementara Krisna menatap nyalang ke Marsha

"Marsha jangan salahkan papa karena kamu cuma minta bawakan minum doang ke papa dan kamu tidak menjelaskan minuman yang kamu mau jadi wajar kalau papa beri garam ke minuman milik kamu" sahut Ridwan dengan suara lantang dan keras sambil menahan tawanya sementara Marsha mendelik ke Krisna sedangkan Wiliam dan Berlin terkekeh

"Aku setuju sama omongan papa lagian kuwalat kamu Marsha nyuruh nyuruh orang tua kayak gitu" sosor Wiliam sambil menatap ke Marsha sedangkan Marsha menatap Wiliam dengan tatapan tajam sementara Krisna tersenyum tipis tanpa di komando sedangkan Berlin masih melanjutkan tawanya yang belum selesai

"Kak Wiliam ngga usah sok bijak pakai bilang kuwalat segala bilang aja kak Wiliam syirik sama aku karena aku bisa dan berhasil menyuruh papa sementara kak Wiliam ngga pernah bisa menyuruh papa" tuduh Marsha sambil memcingkan satu mata menatap ke Wiliam sementara Wiliam melipat kedua tangan di dadanya dan mata Wiliam mendelik ke Marsha

"Papa usil banget pakai ngerjain Marsha" celetuk Berlin sambil menyenggol lengan Krisna dengan tangannya sementara Krisna terkekeh sedangkan Wiliam tertawa kecil sedangkan Marsha memanyunkan bibirnya

"Iya mah makanya lain kali jangan nyuruh nyuruh papa soalnya takut mama di jahilin oleh papa contohnya aku sudah menjadi korban kejahilan papa" cerocos Marsha sambil menatap Berlin sementara menganggukkan kepalanya sedangkan Krisna mendelik ke Marsha sementara Wiliam mengedipkan mata ke Krisna

"Iya Marsha mama juga ngga mau di jahilin oleh papa kalian seperti kamu yang menjadi korban papa kamu mama ngga bisa bayangin kalau tadi papa kamu meletakkan cabe ke minuman kamu pasti muka kamu jadi merah padam dan pasti kepala kamu mengeluarkan tanduk Marsha gara gara minum kepedasan" goda Berlin lalu terkekeh sementara Wiliam dan Krisna tertawa terbahak bahak sedangkan Marsha menatap tajam Berlin

"Mama emang di kira aku banteng mengeluarkan tanduk" pekik Marsha dengan menaikan suaranya lima oktaf sambil menatap nyalang ke Berlin sementara Berlin tertawa terbahak bahak sedangkan Wiliam dan Krisna tersenyum penuh kemenangan

"Iya mah papa belum kepikiran beri cabe ke minuman milik Marsha pasti muka Marsha seperti lampu diskotik dan lidah Marsha juga melet melet karena kepedesan kalau papa sudah kepikiran pasti papa bakal milih beri cabe ke minuman Marsha daripada beri garam ke minuman Marsha" celoteh Krisna sambil masih menerbitkan senyum penuh kemenangan di wajahnya sedangkan Wiliam dan Berlin tertawa terbahak bahak mendengar jawaban Krisna sementara Marsha mendelik ke Krisna dengan melipat kedua tangannya di dadanya

"Aku ngga menyangka papa punya pikiran sejahat itu" decak Marsha dengan suara lantang dan keras sambil mendelik ke Krisna sementara Krisna, Berlin, dan Wiliam tertawa terbahak bahak mendengar ocehan Marsha

"Haha haha Marsha kalau papa punya pikiran jahat papa sudah buang kamu dari bayi dan kamu tidak akan papa rawat sampai sekarang" sosor Krisna sambil menatap Marsha sementara Marsha menatap nyalang ke Krisna

"Makanya Marsha kamu jangan nyuruh ke papa kamu supaya membawa minuman buat kamu tuh kamu tahu sendiri akibatnya" ucap Wiliam sambil tertawa terbahak bahak karena Marsha tidak ingin dia di kerjai Krisna sendirian lain lalu Marsha mencipratkan air garam itu ke mulut Wiliam yang sedang tertawa terbahak bahak sehingga dengan gampang air itu masuk ke dalam mulut Wiliam

"Kakak Wiliam ngga usah ngetawain aku kayak gitu nanti kakak Wiliam kuwalat baru tahu rasa" celetuk Marsha sambil tersenyum penuh kemenangan menatap Wiliam sementara Krisna dan Berlin yang melihat keisengan Marsha kompak tertawa terbahak bahak sedangkan Wiliam menghentikan tawanya untuk menjawab kalimat Marsha saat Wiliam berhenti tertawa tiba tiba Wiliam menelan air garam yang di cipratkan oleh Marsha tadi sehingga membuat Wiliam menatap nyalang ke Marsha

"Marsha kamu ngapain ngerjain aku padahal yang ngerjain kamu kan papa bukan aku jadi kalau kamu mau balas dendam ke papa bukan ke aku" bentak Wiliam sambil mendelik menatap Marsha dan tangannya menjewer telinga Marsha

"Awwww kak Wiliam aku juga mau balas dendam sama kakak juga bukan balas dendam dengan papa doang karena kakak ngetawain aku" jawab Marsha dengan ketus sambil memegang telinganya sendiri dan menatap nyalang ke Wiliam sedangkan Wiliam melototkan matanya ke Marsha

"Gimana rasanya Wiliam enakkan minuman buatan papa" goda Krisna sambil mengerlingkan mata ke Wiliam sementara Wiliam manatap tajam ke Krisna sementara Marsha dan Berlin tertawa terbahak bahak

"Pah rasanya asin seperti bau badan Marsha" celetuk Krisna sambil menahan tawanya sedangkan Krisna dan Berlin tertawa terbahak bahak sementara Marsha mendelik ke Wiliam

"Itu bukan bau badan aku kakak Wiliam tapi itu bau parfum alami yang berasal dari badan kakak Wiliam" jawab Marsha dengan cuek dan santai membuat Berlin dan Krisna semakin tertawa terbahak bahak sedangkan Wiliam mendelik ke Marsha

"Sudah lebih baik kita mulai makan saja jangan berantem melulu" ajak Berlin sambil menatap Krisna, Wiliam, dan Marsha secara bergantian lalu Krisna, Wiliam dan Marsha menganggukkan kepalanya

"Iya mah" jawab singkat Marsha, ,Krisna, dan Wiliam secara bersamaan sementara Berlin terkekeh melihat kekompakan mereka bertiga seperti paduan suara yang bicaranya kompak