webnovel

Bertemu Ibu Sekali Lagi, Aku akan Ikut Pelatihan Militer (Bagian 1)

Editor: Wave Literature

Setelah menyadari bahwa ia hampir saja menabrak seorang gadis muda, "Anjing!" kata Huo Yingcheng memukul setir mobilnya dengan keras dan memaki. Lalu, pejalan kaki di sekitar juga mulai bergerak menjauhi mobil Jeep tersebut, mereka tidak lagi mengerumuni mobil itu, melainkan hanya melihatnya dari kejauhan.

Meskipun Gu Qingjiu yang sekarang merupakan pribadi yang lebih tenang dibandingkan sebelumnya, namun dalam sepersekian detik tadi, tetap saja ia merasa sangat terkejut. Ia menoleh dan melihat ke arah mobil tersebut, dari dalamnya sekilas terlihat sesosok lelaki yang duduk di bangku belakang. Samar-samar, akhirnya ia melihat seorang lelaki yang tampak menyeramkan dan terlihat begitu mengintimidasi. 

Gu Qingjiu sempat gemetar sesaat, namun setelah itu ia sama sekali tidak terpikir untuk mencari pengemudi yang nyaris menabraknya, untuk membuat perhitungan. Melainkan, ia malah melanjutkan melangkahkan kakinya, untuk segera kembali menuju rumahnya.

Hal itu membuat Huo Yingcheng kebingungan, ketika melihat orang yang nyaris ditabraknya pergi begitu saja. Ia menoleh ke arah kursi belakang dan berkata, "Mayor Jenderal, orang-orang di negara ini bagaimana mungkin begitu aneh seperti ini?"

"Tidak tahu! Cepat jalan, saat ini mobilmu melintang di jalan dan itu menghalangi yang lainnya." kata orang yang dipanggil Mayor Jenderal itu. Suara yang terdengar begitu dingin, bagaikan sebongkah es yang telah beribu-ribu tahun lamanya membeku. Hal itu seperti membuat orang yang mendengar suaranya, akan merinding karena seram.

Orang yang dipanggil Mayor Jenderal itu, saat ini separuh wajahnya terlihat tersembunyi di dalam kegelapan. Namun, wajahnya merupakan hasil karya Tuhan yang begitu indah, matanya yang sipit, dan tatapan yang begitu dingin, hal itu akan membuat orang takut untuk melihatnya. Bibirnya yang tipis itu terlihat menunjukkan, bahwa saat ini ia sedang kesal. Suasana hati yang begitu gelap dan mencekam itum membuat Huo Yingcheng merasa ketakutan.

Huo Yingcheng pun segera kembali menjalankan mobilnya, "Mayor Jendral, bukannya mau lancang. Namun, tempat ini bukan tempat yang cocok untuk kita. Tempat ini membuatmu menderita, sehingga Mayor sampai diasingkan ke tempat ini…" katanya. Namun, belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba terdengar suara dingin yang menggelegar dari kursi belakang.

"Tutup mulutmu!" kata Mayor Jenderal sambil membentak. Hany dua kata yang begitu menggelegar, hal itu sudah mampu membuat Huo Yingcheng dengan segera menutup mulutnya.

Dasar! Sudah diasingkan di tempat terpencil seperti ini saja, masih saja berani sombong! Kenapa juga harus aku yang terseret bersamanya. Maki Huo Yingcheng di dalam hatinya. Tentu saja ia tidak berani mengucapkannya terang-terangan, karena ia masih sayang akan nyawanya.

Ketika Gu Qingjiu berdiri di hadapan bangunan dua lantai di hadapannya, mendadak dirinya merasa penuh dengan perasaan campur aduk akan masa lalunya. Karena, telah bertahun-tahun ia tidak bertemu dengan kedua orang tua angkatnya itu. Setelah ia dipaksa untuk kembali ke keluarga Yu, tidak sekalipun ia pernah bertemu lagi dengan kedua orang tua angkatnya. Satu-satunya yang ia terima hanyalah sebuah pesan, yaitu pesan kematian dari kedua orang tua angkatnya.

Pesan Kematian!

Memang hanya dua kata, tapi dua kata itu benar-benar sangat menyayat hati Gu Qingjiu. Bagaikan disambar petir di siang bolong, bahkan rasanya lebih sakit dibandingkan dengan fakta, bahwa Yu Shiwei sudah menyuap sipir penjara untuk membunuhnya. Kedua orang tua angkatnya sangat menyayanginya, namun ia belum berkesempatan untuk membalas budi ke mereka.

Memikirkan akan hal ini, membuat Gu Qingjiu seketika itu juga mengepalkan tangannya dengan geram. Karena telah diberikan kesempatan untuk dapat mengulang hidupnya kembali, ia berjanji akan membahagiakan kedua orang tua angkatnya itu. Lalu, hal itu membuatnya bertekad, tidak akan membiarkan hal yang sama terulang kembali. Akhirnya ia mengumpulkan keberaniannya melangkahkan kaki, untuk memasuki bangunan tersebut.

Tempat tinggal mereka berada di sebelah barat kota Dayi, sebuah komplek perumahan keluarga menengah ke bawah pada umumnya. Sekitar dua blok dari situ, terdapat komplek perumahan mewah, beberapa mall, dan ruko yang berjejer rapi di sepanjang komplek tersebut. Hal itu terlihat begitu kontras, apabila dibandingkan dengan komplek perumahan tempat tinggalnya yang sungguh sederhana.

Keluarga yang tinggal di perumahan ini merupakan keluarga-keluarga menengah ke bawah yang begitu sederhana. Keluarga Gu Qingjiu juga merupakan salah satu keluarga sederhana yang berada di komplek tersebut. Lantai bawah merupakan supermarket kecil yang pemiliknya adalah sepasang suami istri paruh baya. Sedangkan lantai atas adalah kediamannya dan keluarga angkatnya. 

Melihat Gu Qingjiu berdiri di hadapan bangunan rumahnya, di waktu dimana seharusnya ia berada di sekolah mengikuti pelajaran. Hal itu membuat istri pemilik supermarket itu kebingungan, lalu sambil tidak berhenti mengupas kuaci, "Hei, Qingjiu! Jam segini kok sudah kembali ke rumah? Ada apa?" tanyanya...