Dengan itu perasaan yang tidak menentu, Alva langsung menuntun Rania untuk masuk ke dalam mobil. Mereka tak mungkin terus berdiri di sana dengan keadaan rani yang kacau. Setidaknya, Alva harus membawa Rania menuju tempat yang bisa membuatnya tenang. Dengan begitu, Rania bisa mengeluarkan semua perasaan gundah di hatinya.
"Ay, kamu jangan nangis terus. Tenangkan dulu dirimu, Hem," bujuk Alva benar-benar tak suka melihat Rania yang malah menangis.
Rania hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban. Wanita itu lalu mengalihkan pandangan ke arah jendela. Mungkin, Rania sedang berusaha menyembunyikan tangisnya dari Alva.
Alva yang melihat kelakuan Rania hanya menghela napas. Lelaki itu segera tancap gas meninggalkan pelataran mall.
"Maafkan aku karena tidak membelamu tadi. Aku hanya ingin tahu seperti apa kamu menghadapi Kanaya yang kurang ajar itu," ucap Alva sebenarnya merasa bersalah karena tadi dia hanya menjadi penonton saja.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com