Freislor tersenyum tipis. Ia tidak ingin bertengkar dengan Poresa. Alhasil, gadis itu memilih untuk kembali ke ruangan yang sama dengan Mikhael dan yang lainnya. Sementara itu, Poresa sesekali memandangi wajah Freislor yang cemas.
"Kenapa dia selalu menyembunyikan semuanya? Kenapa Freislor selalu pesimis?" batin Poresa menggerutu. Remaja itu menghela nafas. Berjalan ke dekat jendela yang ada di sisi kiri ruangan. Kedua tangannya ia gunakan sebagai tumpuan. Langit kematian menyuguhkan kawanan burung gagak yang terbang dan bersuara.
"Heum, apa mereka ingin memakan bangkai manusia?" pikir Poresa. Salah satu burung gagak menatap ke arahnya. Poresa menaikkan salah satu alisnya.
"Ada apa ini?" tanyanya. Burung gagak itu menoleh ke arah Poresa sembari bersuara dengan keras. Setelahnya, dia terbang dan hinggap di pundak kanan Poresa.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com