"Jangan ditutup.." ujar Angkasa sambil setengah meringis.
Dira yang agak terkejut itu hanya mampu memandang Angkasa yang sambil memegangi tangannya dan masuk ke dalam ruangan kesehatan. Dira membeku di tempatnya berdiri, masih dengan menggenggam dua lembar foto milik Angkasa.
'Duh momennya kenapa gini sih.. apa gue sekalian balikin foto ini ya?' Batin Dira berpikir.
Angkasa yang sedang mencuci tangannya di wastafel kemudian menoleh ke arah pintu, lelaki itu baru tersadar bahwa perempuan yang ia interupsi tadi ternyata adalah Nadira.
Angkasa berdehem. "Dira?"
Lamunan Dira terbuyar. "Ah.. a-aku..." suaranya terpatah seolah pasokan oksigen di dalam paru-parunya mendadak menipis. Namun langkah Dira kembali ke dalam, dan berhenti di samping Angkasa yang mematikan air keran wastafel.
"Emm... a-aku.. mas ini mau ngasih ini.." ujarnya pelan dan terdengar gugup. Dira juga tak berani menatap wajah apalagi kedua mata Angkasa. Gadis itu memilih memandangi wastafel saja.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com