"Iya mas.. makasih ya..hehe.."
"Makasih? Buat apa coba?" Tanya Abim yang keheranan.
"Buat semuanya. Buat dua tahun lalu, buat tiga bulan lalu, dan buat sekarang. Makasih, untuk bersedia menjadi 'rumahku' dan calon imamku nanti." Ucap Dira dengan pasti dan menatap kekasihnya itu tanpa beralih pandang.
Abim mengangguk dan tersenyum tulus. "Iya.. I always be with you dear.." ujarnya dan hampir saja ingin memeluk Dira, Rendra sudah menginterupsi duluan.
"Hei yang baru tunangan. Buruan makan dulu etdah. Ini bukan nikahan kalian, jangan peluk-pelukan." Ujar Rendra sambil memegang sepiring makanan yang sudah ia ambil di meja yang tersedia makanan prasmanan.
Dira dan Abim terkekeh saja. Lagi pula Rendra juga lawak, ngapain juga Dira dan Abim mengambil makan dari prasmanan. Di dalan rumah juga tersedia khusus untuk keluarga. Masa iya yang punya hajat ikut makan di meja prasmanan? Ada-ada saja kan.
***
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com