webnovel

Dungeon Break

"Jangan turun, sebelum aku yang membukakan kalian berdua pintu." Aku menatap dengan datar dan tak peduli dengan hal itu. Rafeon turun lebih dulu dari mobil, hingga para wartawan terlihat sangat antusias.

Pria ketus yang berstatus suami berjalan mengitari mobil ke samping, membukakan pintu sambil meraih tanganku, lalu mengecupnya. "Silahkan keluar, Nyonya." Dia berucap demikian dengan nada romantis yang membuatku tambah ilfeel ketika melihatnya. Aku tetap pada pendirian, di mana tak ada satupun kata maaf untuknya.

"Hei, kau jangan merasa menang hanya karena bisa duduk di bangku depan." Di saat aku sedang berdiam diri, Riana sudah dibimbing keluar dari mobil dan menepuk bahuku yang mengedarkan pandangan ke sekitar.

Wanita bergelar istri pertama itu memasang ekspresi senyum dan mencengkram bahuku yang tertutup oleh gaun dengan tenaga. Seketika aku tersadar, kalau dia ini sedang berakting menjadi orang baik di depan kamera.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com