webnovel

# 3 Annyeong Korea

Ara dan Haru tidak memikirkan tentang kisah mereka dimasa depan. Ara sangat yakin jika suatu saat Haru akan menemuinya kembali. Namun yang terjadi Ara selalu menunggu kabar dari Haru yang tak kunjung dia dapatkan.

1 bulan kepergian Haru ke Indonesia, Ara juga ditinggalkan oleh kedua orang tuanya untuk selama-lamanya dalam kecelakaan pesawat. Ara menjadi seorang batang kara dan diasuh oleh neneknya yang berada di desa.

Dalam kejadian yang hampir bersamaan, sekarang Ara tumbuh menjadi gadis cantik yang mandiri dan cerdas bersama dengan neneknya. Banyak impian Ara yang akan dia wujudkan. Menjadi penyanyi adalah impiannya sejak kecil.

***

18.35 Kami sampai rumah baru di Korea. Memang tidak sebesar rumah kami di Indonesia, namun desain rumah kayu yang menjadi khas Negara Korea terasa nyaman untukku. Aku berkeliling melihat-lihat rumah baru. Aku menemukan satu ruangan yang mungkin akan menjadi kamarku. Aku memasuki ruangan itu yang penuh cahaya.

Hari ini aku merasa lelah. Besok sudah hari senin. Di Korea sudah mulai masuk sekolah. Aku harus bersiap untuk besok masuk ke sekolahku yang baru. Aku berharap ada salah satu kenangan yang bisa ku ingat disana. Aku sangat lelah disiksa ingatan yang tak kunjung sembuh.

Aku merebahkan badanku ke kasur dan kulihat langit-langit atap yang berwarna putih. Aku mencoba mengingat senandung apa yang keluar dari ingatanku saat di sungai hangang. Aku mencoba memejamkan mataku namun aku melihat gadis cantik berambut pendek berada didepanku dengan sepedahnya. Matanya bulat dan pipinya agak kemerah-merahan. Kuingat lagi aku bertemu dengannya saat di sungai hangang.

***

Dirumah sederhana yang ditinggali 2 orang perempuan, Ara dan Neneknya. Ara masih melihat ponselnya yang rusak. LCD nya pecah namun tidak sampai kedalam mesinnya.

"Apa yang kamu lakukan sampai ponselmu menjadi begini? Nenek tidak punya uang untuk memperbaiki ponselmu"

Ara tidak mendengarkan neneknya. Dia masih melihat ponselnya yang rusak. Tiba-tiba saja Ara memeluk dan menyuruh neneknya untuk bernyanyi.

"Nek...bernyanyilah. Ketika nenek bernyanyi aku merasa seperti jatuh cinta"

"Kenapa tiba-tiba begini?"

Ara mengeratkan pelukan neneknya.

"Tadi aku bertemu seseorang nek! Ara seperti tidak asing dengan wajahnya. Lalu dia meminjam ponsel Ara dan menyanyikan lagu saat Ara kelas 5 SD di ponsel Ara"

"Teman SDmu?"

"Ara tidak yakin nek. Sudah lama Ara tidak berhubungan dengan teman-teman SD Ara"

"Kamu bertemu dengannya dimana?"

"Di sungai hangang ketika akan mengantar sayuran"

"Lalu kenapa ponselmu bisa rusak?"

"Ara terjatuh ketika mengejarnya nek"

"Sudahlah. Mungkin orang lain. Kalau temanmu pasti sudah kenal dengan cucu nenek yang cantik"

"Aaa....Nenekkk....!!!

Ara dan neneknya berpelukan dengan hangat. Mereka keluarga yang bahagia meskipun di dalam rumah sederhana.

***

"Haru-ya...besok kamu berangkat sekolah biar diantar sopir. Ini kenalkan Ahjusi"

"Selamat datang di Korea Tuan Muda"

Appaku mengenalkanku dengan sopir asli Negara Korea ketika kami makan malam bersama.

"Nee...Gomawoyo Ahjussi. Appa, apakah Appa serius menjadi kepala pimpinan di sekolah sakura?

"Nee....Appa yang jadi kepala Pimpinan disekolah yang kamu tempati. Besok mulailah masuk sekolah"

"Tapi Pa, Haru baru saja merasakan liburan di Indonesia. Apa tidak sebaiknya minggu depan saja Haru masuknya?"

"Haru-yya Disini berbeda dengan Indonesia"

"Nee...."

***

Pagi hari di musim semi aku menggunakan seragam sekolah yang terlihat style. Berbeda dengan Negara Indonesia yang lebih resmi.

Aku anak baru di sekolah Sakura. Aku mendengar jika Negara Korea banyak perundungan hingga banyak siswa yang mengakhirinya dengan bunuh diri. Aku yakin aku bisa beradaptasi dengan baik apalagi Appaku pimpinan disekolah.

"Den Haru sudah hampir jam 8. Ahjussi sudah siap didepan Den."

Bi Ijah mengetuk pintu kamarku memberi tahu jika sopirku sudah siap mengantarku.

"Ne...Bi...Tunggu sebentar"

Aku mengambil tas ranselku dan siap berangkat.

***

Di sepanjang jalan aku melihat siswa-siswi yang menaiki bis, berjalan kaki dan bersepeda. Entah kenapa aku selalu teringat gadis bersepeda itu. Aku merasa bersalah tidak meminta maaf padanya setelah aku meminjam ponsel yang kurebut dari sakunya.

"Tuan..Sebentar lagi sampai"

"Ne..Gomawo Ahjussi. Appa sudah berangkat ya?"

"Sudah Tuan. Nanti saya jemput lagi jam 5, sesudah itu saya akan mengantar tuan muda pergi les"

"Les??? Shireo!!!"

"Waeyo? Disini harus les tuan. Ini perintah dari ayahnya tuan muda"

"Shireo!! Mianhe. Aku sudah bilang tidak mau"

"Ne...terserah tuan muda saja"

sesampainya disekolah aku keluar dari mobil dan melihat sekolah sakura sangat besar dan luas. Aku mencari ruang kantor guru untuk memperkenalkan diriku sebagai siswa baru. Para guru mungkin sudah mengetahui jika aku adalah putra kepala pimpinan yayasan.

"annyeonghasimnikka, je ireumeun Haru-imnida (Halo, Nama saya Haru)"

Meskipun aku kehilangan ingatan namun aku tidak kehilangan Bahasa Koreaku karena Appa selalu menggunakan bahasa Korea disaat apapun walaupun di Indonesia. Aku memperkenalkan diriku didepan guru-guru dengan membungkukkan badanku.

"Oohh Annyeong haseyo Haru-ya hwanyeong hamnida. (Oohh Halo Haru, selamat datang) dari biodata kamu, kamu masuk kelas 3-1 dengan extra musik"

"Gomawoyo....!! (terimakasih)"

"Apakah kamu mempunyai kemampuan bernyanyi?"

"Nee...Saya bisa bernyanyi"

"Baiklah ikut saya"

Salah seorang guru paruh baya menyuruhku mengikutinya. Kelas demi kelas aku lewati hingga 5 kelas terlewati. aku mendengar kelas terakhir yang kulewati begitu berisik ternyata kelas 1-1 extra studi. Sama seperti di Indonesia jika tidak ada guru murid selalu mencari kesempatan ramai dikelas

"Pasti siswi itu lagi yang memulai keributan"

Aku mendengar guru bergumam mengenai kelas tersebut.

"Waeyo? (Ada apa?)"

"Aniyo. Opsoyo!! (Tidak. Tidak ada!!!)"

Sampailah didepan pintu kelas 3. Anak-anak dikelas musik kelihatan hening dan rajin. Aku mengikuti guru masuk kelas. Teman-teman baruku  melihatku penuh heran.

"Selamat pagi anak-anak...Hari ini ada teman baru kalian dari Indonesia. Perkenalkan dirimu"

Aku memperkenalkan diriku didepan teman-teman baruku.

"annyeonghaseyo, je ireumeun Haru-imnida (Halo, Saya Haru)"

"Woaaa tampan sekali, Dari Indonesia ternyata tampan,...."

Kelas menjadi berisik setelah perkenalan.

"Diaamm semuanya..."

"Haru-ya...dibelakang ada bangku kosong. Silahkan duduk disana"

"Gomawo (terimakasih)"

Setiap perempuan yang aku lewati bangkunya melihatku dengan tatapan terpesona. Padahal aku mengira diriku biasa saja.

"Haru-ya...Kamu yakin dari Indonesia?"

Salah satu perempuan yang duduk didepanku bertanya padaku sebelum pelajaran dimulai

"Ne..."

Entah kenapa dia menjadi heboh sendiri setelah mendapat jawaban dariku. Aku masih canggung. Guru mulai mengajar mata pelajaran. Mereka berbeda dengan teman-temanku di Indonesia. Sangat disiplin dan memperhatikan pelajaran tanpa jeda. Ada yang tidur namun guru membiarkan saja. Ada yang bermain ponsel juga dibiarkan.

Aku??? yang notabene malas dan selalu mengantuk dikelas hari ini aku mencoba tidak mengantuk. Hari pertama disekolah baru aku harus terlihat cool.