webnovel

#14# Rahasia Haru terungkap

"selamat siang teman-teman. Pak Chen hari ini tidak masuk karena izin, kita diberi tugas kelompok membuat lirik beserta nadanya. Ini daftar kelompoknya silahkan dilihat sendiri. Terimakasih"

Ketua kelas menyampaikan tugas yang diberikan dari pak Chen. Hampir jam 13.15 Ara belum juga datang kekelas musik, aku berfikir Ara marah dengan Jiwon karena kejadian yang kudengar tadi pagi. Aku melihat Jiwon juga banyak diam sejak bertemu Ara. Aku juga berfikir jika Jiwon juga merasa kecewa denganku. Entah kenapa aku selalu berfikir negatif tentang persahabatanku dan Jiwon hanya karena menutupi keberadaanku sama Ara.

Aku mendekati Jiwon berharap dia akan cerita tentang apa yang dirasakannya hari ini.  Namun apa yang kulihat dan kudengar tidak sesuai dengan apa yang kuharapkan.

"Jiwon-ssi, gwencana?"

"Ne...Gwencanayo"

"Kamu tidak melihat daftar kelompok?"

"Lihatlah. Aku nanti saja"

Aku bertanya dengan sopan padanya namun dia menjawabku dengan jutek tanpa sedikitpun melihatku.

"Jiwon-ssi? Waeyo? Kenapa kamu seperti ini padaku? Apa karena...."

Aku tersulut emosi ketika Jiwon menjawabku dengan jutek. Hampir saja aku keceplosan menyebut nama Ara di depan semua teman-teman sekelas.

"Haru-yya...!!! Kita sudah saling mengenal satu sama lain tapi kali ini aku kecewa sama kamu. cepat atau lambat aku akan memberitahunya tentangmu. Aku tidak ingin dia semakin terluka karena menunggu janji yang tidak pasti kapan akan kamu tepati...! Dia sudah kuanggap sebagai dongsaengku sendiri. Aku menjaganya selama bertahun-tahun saat kamu meninggalkannya. Kukira kamu kembali ke Korea untuk menepati janjimu padanya. Tapi ternyata kamu malah menghindarinya"

"Mwo..Janjiku dengannya?"

"Ara tidak bisa didekati pria lain karena terikat janji denganmu! Dia selalu menunggu kedatanganmu sampai kamu kembali padanya. Dan sekarang kamu sudah berada di depan matanya kamu malah menghindarinya!"

"Jeongmalyo? (Benarkah?) geureolliga eopseoyo! (itu tidak mungkin benar)!"

"Dia sendiri yang mengatakannya padaku!"

"Aku sudah bilang padamu aku akan mendekatinya sebagai Haru untuknya dimasa depan! Gomawo Jiwon-ssi. Jika tidak ada kamu, aku tidak akan bisa bertemu Ara, gadis yang mempunyai kisah denganku"

"Ne..! Aku akan memberitahunya segera. Aku dan Ara sangat dekat. Bagaimana bisa aku menghianati gadis polos yang sudah kuanggap dongsaengku?"

Aku masih berdiri terpaku disamping tempat duduk Jiwon. Jiwon mengatakan semuanya tentang Ara. Jiwon benar-benar kecewa ternyata aku adalah seseorang yang mempunyai janji dengan Ara. Aku kembali padanya tanpa menyapa, aku malah memberikan sejuta luka baru untuknya.

"Gomawo Jiwon-ssi..!! Katakanlah apa yang ingin kamu katakan padanya. Katakan jika aku pria bodoh yang tega meninggalkannya. Hatiku sakit mendengar semuanya darimu. Gomawo..!!

"Haru-yya!"

Jiwon menatapku dengan tajam. Walaupun tanpa bicara padaku, aku tahu maksut Jiwon. Dia tidak ingin melukai gadis yang selama ini dia jaga untukku dan juga dia menyuruhku mendekati Ara untuk menepati janjinya.

"Seperti kataku sebelumnya. Aku akan mendekati Ara tanpa bilang aku siapa!"

"Annyeonghaseyo chingu-ya. Maaf Ara terlambat datang!"

Aku melihat kedatangan gadis polos yang selama ini aku kecewakan dan membuatnya semakin lama menungguku. Hatiku sangat sakit ketika melihatnya terus menerus berada dihadapanku. Aku memutuskan untuk pergi dari kelas untuk menenangkan diri. Namun Jiwon tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya dan aku melihat Jiwon menarik tangan Ara keluar dari kelas. Apa yang sebenarnya terjadi antara Ara dan Jiwon? Kenapa Jiwon mendekati Ara tanpa cerita padaku?

Aku mencoba tenang. Jiwon dan Ara memang saling dekat ketika aku belum datang ke Korea. Apa yang terjadi dengan hatiku saat ini aku tidak bisa menerima kenyataan jika ternyata Ara dan Jiwon mempunyai hubungan dibelakangku.

"Wae wae wae...Jiwon Oppa!"

Tatapan Ara meyakiniku jika Jiwon dan Ara hanya mempunyai hubungan sebatas Dongsaeng dan Hoobae saja. Jiwon pasti cerita jika dia mempunyai hubungan khusus dengan Ara. Aku tidak boleh berfikir negatif tentang mereka. Ini hanya cemburu buta saja yang tidak ada alasan pastinya. Akan kubiarkan mereka menyelesaikan masalahnya tanpa ada rasa cemburu sedikitpun.

'Apakah Jiwon akan memberitahu Ara siapa sebenarnya aku?'

***

"Oppa...! Kita akan kemana?"

Jiwon hanya diam dan terus menarik tangan Ara menuju atap sekolah.

"Oppa?"

Ara terus bertanya pada Jiwon. ketika sampai di atap Jiwon mulai membuka pembicaraan.

"Ara-yya..!! Mianhe, Aku harus berterus terang padamu!"

"Tentang apa?"

Jiwon hanya diam sambil memejamkan matanya rapat ketika Ara sudah sangat penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Jiwon. 

"Oppa..!! Opa mau bicara apa sama Ara sampai ngajak Ara kesini?"

"Ara-yya..!! Aku tidak tahu harus memulai darimana untuk mengatakan ini semua padamu. Aku sangat takut jika kamu kecewa padaku tentang hal ini!"

"Mwoya..!! Apa maksut Oppa? Kecewa soal apa?"

"Ra...Kamu pernah bilang jika Haru mirip teman masa kecil kita kan?"

"Ne..! Waeyo? Apa Oppa mencari imformasi tentang dia?

Jiwon menghela nafas panjang untuk menjelaskan tentang keadaan Haru. Disisi lain Ara yang sudah sangat berharap jika seseorang itu akan datang menemuinya.

"Aniyo. Seseorang itu adalah Haru. Dia Amnesia. Dia sama sekali lupa dengan kamu. Dengan Eommanya jugga!"

"Mwo...?"

"Haru mengalami kecelakaan saat akan pergi les ketika dia berada di Indonesia. Sudah hampir 2 Tahun dia tidak ingat tentang kisah apapun. Terutama kisah denganmu"

Jiwon memejamkan mata erat setelah menceritakan keadaan yang sebenarnya dialami Haru. Mata Ara seketika terbelalak saat mendengar Jiwon berkata jika seseorang yang ditunggunya adalah Haru. Orang yang pertama kali dia temui di sungai Han.

"Mwo? Maksut Oppa, Oppa Haru amnesia dan melupakanku?"

Jiwon masih memejamkan matanya dan mengacak-acak rambutnya tidak tahu harus bagaimana dia mengatakan setelah Ara mengetahui yang sebenarnya.

"Oppa? Maksut Oppa apa? Jangan bilang jika Haru Oppa adalah pria yang selama ini Ara tunggu kedatangannya?"

"Ra, Mianhe...!"

"Waeyo? Apa benar kalau Haru Oppa adalah pria itu?"

"Ne...!"

Akhirnya semuanya terungkap. Mata Ara terbelalak hingga menutup mulutnya tidak percaya. Jiwon hanya pasrah jika Ara kecewa padanya dan tidak akan menganggapnya sebagai Oppa lagi.

"Oppa serius? Haru Oppa benar-benar menepati janjinya untuk menemuiku. Gomawo Jiwon Oppa. Meskipun dengan keadaan seperti ini, dia benar-benar menemuiku!"

Ara terlihat bahagia mendengar kabar jika Haru adalah teman masa kecilnya yang selama ini bertahun-tahun dia tunggu.

"Kamu sama sekali tidak kecewa dengan kedatangan Haru yang melupakanmu Ra? Kamu juga tidak kecewa denganku karena aku baru cerita sekarang?"

"Buat apa Ara kecewa sama Oppa dan Haru Oppa..! Haru Oppa sakit. Bahkan Ara baru mengetahuinya sekarang. 3 Tahun yang lalu Oppa masih sering menghubungi Ara, namun setelah Oppa masuk SMA Oppa sudah tidak pernah lagi menghubungiku. Ara pikir jika Haru Oppa sudah melupakan Ara, ternyata benar Haru Oppa telah melupakan Ara karena amnesianya"

"Mwoya...? Jadi kalian masih saling menghubungi jarak jauh?"

"Ne..! Oppa Haru menganggap aku Yeoja chingunya saat berada disana!"

"Haru tidak ingin kamu mengetahui tentang keadaannya. Makanya dia selalu menghindarimu jika kamu berada didekatnya. Dia merasa bersalah sudah meninggalkanmu saat kamu membutuhkan sandaran waktu sedihmu"

Ara meneteskan setetes air mata mengetahui jika Haru menghindarinya bukan karena memang sifatnya yang jutek tapi karena merasa bersalah pada Ara sudah meninggalkannya tanpa kabar.

"Ara akan mencoba mengerti keadaan Haru Oppa. Gomawo Jiwon Oppa" 

"Oke..Mari kita kembali ke kelas. Aku tidak mau Haru berfikir negatif tentang hubungan kita"

"Ne...! Oppa duluan saja, Ara akan disini dulu buat nenangin diri Ara. Oh ya Oppa, aku yakin Oppa Haru tidak akan berfikir sampai kesana. "

"Ne..! Simpanlah nomor ponsel Haru nanti Oppa kirim"

"Gomawo Oppa"

***