Hening.
Di sebuah ruang duduk di kastil Almandine, tiga orang pria duduk saling menghadap satu sama lain.
Salah satu diantara mereka duduk membelakangi cahaya matahari terbenam, mata emas bersinar terang mengerikan. Sementara dua yang lain terlihat pucat, menunduk ke arah meja rendah di hadapan mereka.
“Apa kalian tahu satu-satunya penyesalan yang kumiliki di hidupku saat ini?” tanya pria bermata emas. Siluet hitamnya terlihat semakin mengancam dengan suara dingin yang berasal darinya itu.
“Satu-satunya penyesalanku saat ini adalah…” pria itu menjawab pertanyaannya sendiri, “...bahwa aku lahir 75 tahun lebih cepat daripada istriku.”
Sebuah kegerian jatuh di atmosfer ruangan itu. Dua pria lain yang duduk menghadap pria bermata emas itu semakin memucat dan membelalakkan mata mereka.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com