Beberapa saat kemudian Lucas terbangun dari tempat tidur. "Bella?" Dia memanggil namanya. Mengenang bagaimana dia mengeja nama itu saat mabuk membuat senyum langka muncul di wajah datarnya. Dia menunggu Bella menjawab dan ketika Bella tidak menjawab, ia mengangkat kepalanya sehingga ia bisa melihat Bella yang ternyata tertidur dengan mulutnya sedikit terbuka.
Dia menelan ludah dalam-dalam dan keras sambil memandangi wajah Bella yang halus. Pipinya yang tinggi bersemu merah dan bibirnya yang mungil bengkak akibat pertempuran asmara mereka. Bella tampak cantik tanpa usaha bahkan saat tidur, dan keadaannya yang tak berbusana membuat suhu di dalam ruangan terasa seperti sauna.
"Indah," gumamnya pelan, menyentuhkan ujung jari-jarinya pada kulit halus Bella.
Dia bisa terus memandangi Bella dan tidak merasa lelah sama sekali. Lucas berpikir dalam hati, merasakan jantungnya berdegup keras.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com