webnovel

Ternyata Kakak Iparku?

Editor: Wave Literature

Gong Mo menoleh dan melihat pria yang ada di depannya. Kemudian ia pun berteriak dengan kencang, "Ahhh…"

Sheng Nanxuan membuka bibirnya dan berkata, "Ingin mencari suamimu?"

Seluruh tubuh Gong Mo terasa dingin dan matanya membelalak lebar karena terkejut. Su… Suami? Batinnya.

Gong Mo ingat adegan panas yang telah ia lakukan sebelumnya. Ia memanggil 'suami' lagi dan lagi. Ternyata pria ini bukan Sheng Donglin, tapi pria itu adalah pria yang sama sekali tidak ia kenal.

"Bukankah kamu pacar Kak Donglin?" Tanya Su Mo yang berpura-pura terkejut. Gong Mo yang mendengar suara itu langsung menoleh dengan terkejut. Ia melihat Sheng Donglin dan seluruh keluarga Sheng berdiri di depan pintu. Gong Mo membelalakkan matanya. Saat ini ia merasa lebih ketakutan dan kedinginan daripada sebelumnya. Seperti ada es yang menekan dari punggungnya.

Sheng Donglin seperti mendapat pukulan yang keras, kemudian ia berkata dengan suara yang gemetar, "Ka… Kamu… Kamu ternyata…"

"Aku…" Otak Gong Mo tidak bisa berpikir dengan jernih, "Aku tidak tahu… Donglin…"

"Jadi, sebenarnya kamu ini Kakak Iparku?" Tiba-tiba Gong Mo mendengar suara pria yang ada di sebelah itu berbicara di dekat telinganya.

"Aahhh…" Gong Mo seketika langsung menoleh, kemudian ia menampar wajah Sheng Nanxuan lalu ia segera mundur sambil menari selimutnya, "Pergi."

Ekspresi wajah Sheng Nanxuan tampak sangat marah. Berani-beraninya wanita ini menamparnya, "Pergi? Siapa yang baru saja bilang masih mau lagi?"

"Aaah!" Gong Mo berteriak liar, lalu langsung menyela Sheng Nanxuan, "Diam! Diam! Aku tidak melakukannya, Donglin..."

"Jangan memanggilku!" Teriak Sheng Donglin dengan marah, kemudian ia mundur selangkah dan langsung bergegas pergi.

"Tidak…" Gong Mo mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Sheng Donglin dan melemparkan dirinya ke depan. Akhirnya Gong Mo pun terjatuh di lantai. Untungnya, selimut itu juga masih menempel di badannya, sehingga ia tidak terlihat telanjang di depan orang lain.

Sheng Zhongtian berteriak kepada Sheng Nanxuan, "Turun!" setelah itu Sheng Zhongtian berbalik dan langsung pergi.

Di sisi lain, Su Mo berusaha mencoba menenangkan dirinya kemudian ia berkata kepada Nyonya Sheng, "Bibi, sebaiknya aku pergi dulu."

"Kalau begitu aku akan memanggil sopir." Nyonya Sheng menatap Sheng Nanxuan dengan tatapan masih tidak percaya. Setelah itu ia mengajak Su Mo pergi dari kamarnya. Saat ini Gong Mo terkulai lemas di lantai dan tidak tahu harus berbuat apa.

Sheng Nanxuan melepaskan lilitan handuk di pinggangnya, lalu membuka koper dan mengeluarkan satu setelan pakaian untuk ia kenakan. Setelah itu ia pun berjalan ke arah Gong Mo, "Sebaiknya pakai pakaianmu."

Gong Mo mengangkat kepalanya, tatapan matanya tampak kosong dan tidak berdaya. Ia menitikkan air mata putus asa, "Brengsek… kamu brengsek…"

Pria ini… yang menghancurkanku. Batin Gong Mo menderita.

"Ada orang yang lebih brengsek dariku." Sheng Nanxuan turun dengan barang bawaannya. Gong Mo mengenakan pakaiannya lalu berjalan ke lantai bawah dengan langkah yang berat.

Saat ini pikiran Gong Mo dalam keadaan kacau, ia pun tidak bisa mengerti mengapa semua ini terjadi. Ketika ia sampai di tangga, tiba-tiba ia teringat adegan Sheng Donglin yang sedang memapah dirinya. Kemudian, sesuatu muncul di benaknya.

"Kamu membunuh Kakak Iparmu terakhir kali, dan kali ini apa yang akan kamu lakukan pada Kakakmu?" Sebuah raungan datang dari lantai bawah yang mengganggu pemikiran Gong Mo.

Seketika tubuh Gong Mo gemetar hebat. Kakak ipar? Terakhir kali? Siapa yang dibicarakan? Apakah Sheng Donglin pernah menikah? Batin Gong Mo saat mendengar keributan yang terjadi di lantai bawah.

Gong Mo mengambil dua langkah ke depan lalu ia bersandar dengan lemah di pagar tangga. Ia melihat Tuan Sheng dan kedua putranya berdiri di ruang tamu yang ada di lantai bawah.

Ketiganya mengangkat kepala saat mendengar suara langkah kaki Gong Mo. Gong Mo memandang Sheng Donglin dan memanggilnya dengan sedih, "Donglin…"

Ekspresi wajah Sheng Donglin tampak kaku, kemudian dengan langkah yang lebar ia berjalan mendekati Gong Mo. Lalu ia meraih tangan Gong Mo dan menyeretnya keluar. Gong Mo tersandung dan berteriak, "Donglin… kamu mau membawaku ke mana?"

Sheng Donglin tidak menjawab Gong Mo dan menariknya keluar dari pintu. Di luar angin bertiup, yang membuat Gong Mo sangat sadar. Kemudian ia pun menangis, "Aku tidak tahu kenapa bisa terjadi seperti ini… percayalah padaku…"

"Percaya padamu?" Ekspresi wajah Sheng Donglin tampak sedih kemudian ia berkata, "Aku melihat sendiri kamu tidur dengannya, kamu masih menyuruhku untuk percaya padamu?"