Selamat membaca
.
.
"Mama!" Xavier berteriak di tempatnya dengan wajah yang cemberut dan wajah menahan tangis yang hampir saja meledak.
Lurecia yang sempat terpaku pada sosok yang menabrak putranya, segera tersadar saat mendengar suara teriakan dari sang anak.
Dengan cepat ia memutuskan tatapannya dari orang itu, kemudian beralih pada sang anak. Ia berjongkok menyejajarkan posisinya dengan sang anak, lalu memberi isyarat agar putranya mendekat.
"Mama..." bocah itu akhirnya menangis sambil berlari sebelum akhirnya jatuh dalam dekapan sang mama.
"Cup cup, jagoan mama... Kenapa menangis hem? Apa jagoan mama terluka?" tanya Lurecia membrondongi sang anak pertanyaan.
Lurecia bangkit dari posisi jongkoknya, mengabaikan mata yang sejak tadi tak lepase menatapnya.
"Jagoan om kenapa nangis?" tanya Alan saat Lurecia kembali ke tempat duduknya semula. Mama!" Xavier berteriak di tempatnya dengan wajah yang cemberut dan wajah menahan tangis yang hampir saja meledak.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com