webnovel

Introvert vs Ekstrovert

Dia introvet bukan cool. he's not ice Prince. Apa jadi nya jika si introvet yang selalu menjaga jarak dari orang justru suatu ketika ia ditarik paksa dari dunia nya oleh sebuah tawa dan senyuman. saat ia tau semua nya apa kah ia harus berhenti? ia di hadapkan 2 pilihan berjuang atau tidak sama sekali. tapi apa iya mampu? mundur atau maju keduanya sama berat nya. lalu ia harus apa? *** "senyum dong" suara itu terdengar mengintrupsi bersama an dengan jari yang menarik bibir pria itu hingga terbentuk lengkungan di wajah nya. "kan makin ganteng, makin sayang deh!" "kenapa masih suka?" "pengen aja!" jawab ia gamlang. lalu ia mendekat ketelinga nya dan mulai mengeja kata hingga sebuah kalimat meluncur. "nan-ti,...ka-lo.....u-dah ca-pek!" tubuh itu menegak dan hilang di balik pintu. *** Rasa percaya dan Rasa cinta adalah satu kesatuan. biar rasa percaya yang melahirkan cinta... tanpa campur tangan rasa tak suka.. karna ini bukan novel romansa mula benci jadi cinta. {my introvet boy} berhenti lah pura pura bahagia, bahagialah dengan sesungguhnya bersama ku. {my ekstrovert girl}

Desember_01 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
273 Chs

bagian 21stempel jejak

Selamat membaca

.

.

Kenyataan nya, Sarah memang bukan orang pertama yang menyukai nya di sekolah ini. Hanya saja dia yang paling unik. Dalam arti kata, yang mengungkapkan perasaan kepada Akira juga lumayan, ada beberapa orang yang melakukan nya, ada yang mengatakan nya secara langsung,atau melalui surat, ada juga yang menunjukkan nya lewat perbuatan, Merlin contoh nya, Akira bukannya tidak tahu, ia hanya tidak ingin membuat sekelas ribut dan menjadi bahan pembicaraan, lagi pulau ia tidak menyuakai Merlin dalam bentuk perasaan, mereka hanya teman sekelas, tidak kurang tidak lebih.

Bukan nya melebih lebih kan sosok Akira, Akira juga bukan moswanted school seperti yanang ada di novel novel, cowok cool, irit bicara dan pintar, kemudian menjadi incaran semua wanita, tidak, Akira tidak se famous itu, ia hanya saja  ia lumayan di sukai beberapa orang, Akira yang merupakan Sosok pendiam tak, banyak bicara dengan proposi pas, body gols, wajah yang tidak pas pasan membuat nya cukup di gemari beberapa teman di sekitarnya, hanya saja banyak yang tidak ia sadari.

Namun jika pun ia tahu dan memiliki kesempatan ia memilih mengabaikan nya, selain tidak ingin berurusan dengan keribetan dari seoranh perempuan yang sangat sulit di tebak. Dan alasan para perempuan menyukai sosok Akira cukup simpel. Mereka menyukai Akira karena dia,

Dia ngak suka mainin cewek!

Dia bukan playboy...

Dia bicara nya santun banget...

Waw... Badan nya ternyata keren...

Begitu kira kira beberapa ucapan anak perempuan tentang diri nya yang sering ia dengar, Namun meski begitu tak adegan seperti di cerita mariposa dimana laci meja dari main karakter cowok alias si iqbal di penuhin oleh kue atau coklat. Atau gadis terang terangan mendekati nya seperti Acha.

Ya, setidaknya hidup nya tenang hingga akhirnya sarah datang. Ia merasa sedang berada di dalam novel mariposa dimana si iqbal di kejar kejar oleh acha. Hanya saja acha tak semenyebal kan sarah, tidak pemaksa, tidak play girl dan pastinya acha tipe gadis lemah lembut yang cengeng, bukan seperti sarah yang suka kasar dan adu jotos. Unik memang, meski memang kenyataannya mencari sosok yang seperti Acha yang ada di novel sangat sulit dan bisa di katakan nyaris mustahil, karena itu benar benar real hanya ada di dalam novel tidak akan ada di dunia nyata.

Kenapa malah membandingkan sarah dengan karakter novel?.

Akira yang sempat terbengong sendiri seketika langsung tersadar dan langsung berkata. "ngaco!" balas Akira hendak membuka pintu kelas nya.

"tunggu!" Sarah menarik baju bagian belakang Akira hingga bagian yang di tarik oleh sarah menjadi keluar dari celana Akira. Ingin rasanya Akira memukul tangan sarah agar tidak sembarangan menarik sesuatu, bagaimana jika saat dia menarik baju nya dan ternyata celana dalamnya kelihatan, kan ia bisa malu. Dan lagi, dia perempuan, bagaimana mungkin dia tidak memiliki urat malu dan rasa segan terhadap lawan jenisnya.

"gue tunggu di atap ya jam istirahat...  Nanti kita bicara..." Sarah melepaskan baju Akira yang tadi di tarik nya keluar, hilang sudah kerapian Akira saat ini. kemudian sarah tersenyum manis sekali lagi kepada Akira, senyum paling manis yang pernah sarah berikan. Kali ini senyum sarah benar benar tulus, tidak seperti senyum sebelumnya yang terlihat menyeramkan.

"gua suka sama Akira, jadi gua harap Akira jangan ngejauh hanya karena nyinyiran orang orang, Meski juga kenyataannya Akira ngak suka sama gua," Tutur sarah dengan pelan dan lembut, kembali ke logat lo gua yang Akira rasa entah kenapa ada sensasi berbeda di setiap logat yang di gunakan Sarah. "biarkan gue berjuang! Setidaknya..."  Sarah menghentikan kalimat yang tak seharusnya ia ucapkan.

"setidaknya?" Akira mengerutkan kening nya, ia sedikit penasaran dengan kalimat yang di gantung Sarah.

"bukan apa apa.... Gue tunggu di atap ya besok ... Awas ngak datang...  Gue panggil pake mikrofon sekolah..  ' di panggil anak kami, Akira anak pak Akmal, pacar nya dari ananda Sarah untuk segera menemui kekasih nya sekarang ' gitu!" kekeh Sarah meniru gaya para guru saat memanggil murid nya melalui mikrofon sekolah.

Untuk sesaat Akira tidak merespon, Akira hanya diam tak berkutik, tidak menolak namun tidak juga mengira kan. " mau ya?" tanya sarah dengan wajah berbinar penuh harap.

"Terserah kamu saja deh, menang nya aku bisa bilang engga? Gak bisa kan, pasti kamu paksa juga, kalau begitu yasudah terserah kamu, asal jangan macam macam." balas Akira membuat bibir tersenyum yang melengkung lebar milik Sarah berubah kerucut karena cemberut. Namun beberapa saat kemudian kekecewaan di wajah Sarah tidak bertahan lama, hanya sebentar, wajah Sarah kembali cerah.

"kamu dari gudang ya? Ada sarang laba laba di rambut kamu!" ujar Sarah menujuk kepala Akira.

"enggak ada kok!" Akira mengusap rambut nya mencari apa yang di bilang Sarah.

"coba bungkuk dikit!"  Sarah memberi perintah seolah di ingin membantu Akira, padahal ia hanya berbohong.

Akira mengangguk, ia menekuk sedikit lutut nya, karena selisih tinggi mereka tak sampai 10 cm.

Sarah mengusap rambut Akira.

" hemm... Bersih deh!" ucap sarah. Setelah mengusap usap rambut Akira. Mendengar ucapan sarah demikian, Akira hendak berdiri. Tepat di saat yang bersamaan dengan Akira hendak bangkit dari posisi nya, tiba tiba sesuatu lunak menyentuh pipi Akira. SARAH MENCIUM PIPINYA LAGI.

Cup...

"sampai jumpa besok siang!" Sarah berlari meninggalkan Akira setelah tak sampai satu detik mengecup pipi Akira, benar benar kecupan singkat dan kilat yang di berikan Sarah kepada Akira. Sehingga mengakibatkan kejutan jantung yang luar biasa.

Bagaimana mungkin Sarah menciumnya di depan kelas seperti saat ini, bagaimana jika ada yang melihat nya?, tidak tidak buka itu yang ia masud, bagaimana mungkin Sarah mencium pipinya yang bahkan bukan kekasih Sarah. "gadis itu benar benar!" Akira memegang pipi nya bekas kecupan Sarah, namun tak mengusap nya, karena ia yakin tudak akan ada bekas lipstik di sana.

Pasrah akan kenyataan yang menimpa nya, bahwa Kini di kedua pipi nya baik kiri maupun kanan keduanya sama sama sudah ada jejak bibir Sarah.

Dasar!

Tbc