"akhhhhhh!" pekik arah mengelegar memenuhi udara. Gadis cantik itu ketakutan, ternyata rumor rotoof sekolah itu angker benar ada nya.
"berisik!"
"hah?" Sarah terkejut dengan suara bentakan tiba tiba itu.
siapa itu? apakah hantu lain nya?_ gumam sarah melirik sosok putih yang masih berdiri. Ia sadar suara itu bukan dari sosok putih itu.
"aghhhhh... Hantu!" pekik Sarah mencari cari dari mana asal suara tadi.
Kenapa tidak lari?
Jawabannya simple karena sosok putih itu masih berdiri di dekat pintu, dan ia tak mau mengambil resiko.
"kenapa berisik sekali, kalau takut kenapa kemari?!" suara itu terdengar kesal.
Mata yang dihiasi bulu mata lentik itu menelusuri area sekitar nya namun tak menemukan apa apa. Hingga sebuah tepukan di pundak.
"anjeng!" maki sarah terkejut sambil melompat berbalik melihat yang baru saja menepuk pundak nya.
Mata tegang Sarah berubah lembut saat menatap apa yang di lihat nya tak seperti dugaan nya.
"kau_... Ak__"
"pergi!" usir orang itu memotong ucapan Sarah.
"apa maksud mu mengusir ku?!" kesal Sarah pada orang itu, tak lain adalah Aska yang tadinya sedang tidur di sebelah panel surya.
Memang, di sebelah panel surya ada ruang kecil seiukuran singgle bed yang membuat siapa pun tak akan ketahuan di sana.
"pergilah, yang di pintu itu hanya manekin untuk menakuti siswa/siswi. pergilah dan jangan ceritakan apa yang lihat hari ini!" Akira duduk di kursi panjang yang ada di rotoof itu. Darimana asal nya?,tentu Akira yang membawa nya keatas saat sekolah sudah sunyi.
"tidak mau!" kesal Sarah ia malah menendang menekin di dekat pintu dan kembali berdiri di sebelah Akira yang bersandar cuek dengan mata tertutup.
"aku akan pergi setelah kau memperkenalkan diri mu!" Sarah mencoba bernegosiasi.
"buat apa berkenalan? Bukan kah waktu itu kau sudah menyebut kan nama ku?" tanya Akira tanpa membuka mata nya, lelaki itu masih cuek.
Sebenarnya Akira tipe orang pemalu untuk berinteraksi, hanya saja entah kenapa ia selalu tersulut emosi melihat wajah songong si Sarah.
"aku ingin berkenalan secara formal!!" Sarah menghentak kan kaki nya dengan kesal.
"aku Akira! Sekarang kau bisa pergi!"
"apa apaan itu? Aku bilang_"omelan Sarah mendadak berhenti saat melihat Akira yang berdiri.
"kalau begitu aku yang pergi!" ucap Akira melewati Sarah yang melongo dengan sikap nya.
"AWAS LO! GUE SUMPAHIN GUE MAKIN CANTIK!"
.
.
.
Megan hanya diam melihat sarah memasukan barang barang nya dengan gerakan kasar. Bel pulang masih 10 menit dan sarah sudah siap siap untuk pulang.
Bel sekolah terdengar kepenjuru pelosok sekolah, menandakan jam sudah berakhir.dengan gerakan secepat kilat Sarah meraih hendel pintu. BINGO, pintu terkulnci.
"Sarah kamu mau kemana?" tanya pak Rio guru bahasa indonesia yang sudah antisipasi dengan sifat anak kelas nya.
"pulang lah pak masa tidur!"
"kan tadi saya bilang minta waktu nya 5 menit saja, ada yang ingin bapak sampai kan ke kalian!" jelas pak Rio dengan lembut. Beliau adalah walikelas ter hebat yang sanggup bertahan sejak mereka kelas dua semester 2. Sisa nya ada yang menyerah hingga minggat dari sekolah karena tidak kuat menghadapi murid yang terkenal saytonirojim. Kelas kelebihan energi itu sangat sulit untuk di keluar kan pertama dari status keluarga kelas itu terkenal anak holang kaya di tambah hampir seluruh siswa di kelas itu berpartisipasi setiap tahun nya. Kebanyakan di bidang olahraga.
Sarah kembali duduk bukan karena ingin mendengarkan ceramah dari pak Rio melain kan karena tak punya pilihan lain, sebab pintu di kunci oleh pak Rio. Tidak mungkin manjat jendela karena hari ini rok nya cukup pendek.
"terimakasih atas waktu kalian.. Selamat pulang, dan hati hati di jalan!" ucap pak Rio melambai pada murid yang mengerutu karena terlambat pulang.
"kemana?" tanya Megan menahan tangan Sarah yang hendak berjalan kearah koridor yang berlawanan.
"cari Akira, ada perlu gue!" jawab Sarah menunjuk kelas Akira yang ada di lantai 4 dengan dagu nya.
Sarah tak mau terlambat dengan memperpanjang pembicaraan dengan sahabat nya. Itu akan jadi pembicaraan panjang yang tak akan habis sampai esok pun, memilih berlalu pergi menuju kelas Akira dengan sedikit berlari.
"cari siapa sar?" tanya seorang siswi cantik yang dikenal dengan nama Melinda.
"cari Akira!" jawab nya to the point.
"oh, si Akira nya sudah pulang, saat bel bunyi dia langsung pergi!" jelas Melinda dengan nada lembut yang mendayu.
"oh!"
"kalau mau cari Akira susah susah gampang, prinsip pulang nya Kira pulang paling awal atau paling akhir. Dia ngak suka keramaian!" jelas Melinda.
Sarah mangut mangut kayak patung anjing dasboard.
"oh iya hari jumat dia piket sore, arti nya...." Melinda menggantung kan kalimat nya agar Sarah menebak apa maksud kalimat nya.
"artinya dia pulang lama dong? Yosh! Thnks ya salam sama Andra ya suruh cepat pulang!" ujar Sarah lembut.
Beberapa siswa yang melihat betapa lembut nya sarah bicara pada Melinda merasa aneh. Tak menyangka Sarah bisa bicara dengan nada pelan.
"oi, lu ngak cocok sok imut. Lo itu ratu ngegas!" sela Megan merangkul pundak sarah.
"ngapain lo ngak pulang, ntar dady lo cari!" ejek Sarah memutar mata jijik.
"tak sumpahin jadi kodok ya koe!" maki Megan menimbulkan tawa orang yang mendengar nya. Wajah nya kecina cinaan di padu suara yang medok tentu terdengar lucu.
Melinda tertawa melihat tingkah dua sekawan ets dimana si lekong.
"Joe mana?" tanya melinda mencari cari keberadaan Joe di belakang Megan mana tau menyusul.
"abg Joe ada job sore, dia lagi bintangi iklan parfum terbaru DC tema sunset. Kesana yok!" ajak Megan tiba tiba menarik tangan sarah.
"ehhh... Dah meli..." Sarah melambai pada melinda sebelum akhir nya berbalik menyusul megan.
***
"nih buat kalian!" Joe melempar kan kotak prfum ke paha Megan dan Sarah.
"wehhh... Memang paten abg awak satu ni!" kelakar Sarah membuka prfum luncuruan terbaru dari DC. Bahkan belum ada di pasaran.
"jagan bilang aku ngak ingat teman ya!" kesal Joe duduk di bangku sebuah Megan. Gaya maco saat foto shut berubah drastis saat di balik layar.
"engak kok kita mana pernah bilang gitu ya kan me!" Sarah memberikan pembelaan terhadap di nya.
Megan hanya diam sibuk membuat istastory prfum terbaru nya tanpa menghirau kan sarah yang berceloteh ria.
"eh itu Kira!" tunjuk megan pada seorang pria bertubuh tegap turun dari bus kota. Saat ini ketiga nya di parkiran sebuah mall.
"waktunya detektif beraksi!" ucap Megan dan Sarah kompak.
Sarah membuka pintu mobil milik Joe meraih kotak yang berisi topi. Masker dan kaca mata. Semua serba hitam.
"lo mending pulang ngak usah join ok, lo masih ada pemotrettan bang!" ujar Sarah memakai peralatan mereka. Sarah meraih sweeter hitam dan jadilah mereka. Duo kwek -kwek. Hanya Duo bukan trio, alasan nya mereka selalu gagal jika membawa Joe.
"au ah terang!" ucap Joe memilih masuk mobil dan meninggalkan dua gadis aneh yang tengah mengendap endap.
Mereka mengikuti Kira menuju sebuah bangunan ber fasilitas 2 lantai .
"mini market!?!" ucap mereka bersamaan. Mereka masuk memilih kekamar mandi untuk melepaskan atribut yang sebenarnya justru terlihat mencolok di sore hari yang terik.
Mereka keluar dengan santai nya menyandang tas yang berisi perlahan penyamaran mereka. Anak pintar.
"belanja aja sekalian modus cari Kira!" ajak megan mengambil troly lalu mendorong nya ke rak rak makanan kemudian aksesoris.
"wah... Si gendut di son the ship ukuran satu meter udah ada_" Sarah heboh sendiri mencoba meraih meraih boneka yang terdapat di bagian paling atas.
"minta tolong sama mas itu aja!" ujar Megan menunjuk seorang pria tinggi dengan rompi dan topi hijau biru khas mini market.
"mas...mas... Bantuin ambilin kambing dong!" ucap Sarah menarik baju pria itu.
"eh.. Kira?" Sarah langsung grogi hanya sebentar ia kembali seperti biasa.
"ambilin boneka kambing itu dong!" ucap nya menunjuk boneka tambun berwarna putih itu.
"itu domba bukan kambing!" ucap kira meraih boneka lalu menyerahkan pada Sarah dengan sopan.
"Tumben ngak judes!" Sarah sepontan berucap. Bukan nya terimakasih malah julit.
"kamera cctv dimana mana, Malas dapat teguran!" jelas nya jengah namun bertahan.
"loh kok..."
"kalo kamu ngak di baikin kamu pasti ngegas trus bikin heboh dan aku bakal di panggil. Plis pergi sekarang!" jelas kira panjang lebar meski dengan nada tenang dan lembut tetap saja ada nada marah di sana.
Megan
melogo mendengar kira bicara panjang namun Sarah hanya cuek.
"ambilin itu dong, gue pake rok pendek ntar kalo gue nungging lo liat daleman gue lagih!" ucap Sarah menunjuk sebuah boneka gantungan kunci.
Kira yang malas berdebat memilih membungkuk mengambil apa yang di minta sarah.
"gambar apa?"
Sarah mendekat
Cup
Sebuah ciuman mendarat di pipi kira, di detik berikut nya ia berlari meninggalkan Megan yang terkejut dengan aksi teman nya.
Tidak pernah se gila ini.
"ehhh... Maaf... Biasa nya dia ngak gitu kok!" ucap megan mendorong troly meninggalkan Akira yang terlihat akan mengamuk.
Di depan meja kasir terlihat sarah sedang membayar boneka nya.
"lo apa apaan sih!" kesal Megan mendorong troly masuk kearea meja kasir untuk di hitung belanja anda nya.
"heheh.. Penasaran aja gimana rasa nya nyium cowok!" kekeh nya memeluk boneka. Sambil menunggu megan.
"275.300 rupiah mbak, mau bayar lewat tunai atau kredit?!" tanya si kasir.
" kredit aja!" ujar megan menyerah kan kartu nya.
"berapa harga nya?" tanya megan mengambil kembali kartu nya berikut belanjaan nya.
"890 ribu!"
"buset setengah jajan gue satu bulan! Orang kaya pusing gue liat nya!" keluh Megan memegang kening nya saat melewati pintu.
"bacot, kayak orang melarat aja ku tengok!" timbal sarah dengan aksen batak meniru serial drama makbeti.
Kedua nya terkekeh menghentikan sebuah taksi dan melaju meninggalkan mini market tanpa rasa berdosa.
"dasar cabe!"
TBC