Pagi hari pun tiba. Aku bergegas bangun dan membersihkan diri. Tak lupa aku membangunkan kak Volta. Sepertinya, kak Solaria sudah bangun terlebih dahulu. Kemarin malam, kak Volta mengikuti sebuah pesta di aula kerajaan. Dia minum terlalu banyak hingga membuatnya mabuk. Kami berdua dibuat kerepotan olehnya.
"Kak Volta, bangun. Ini sudah pagi" ucapku sambil menepuk pundak kak Volta.
"Dia tidak akan bangun dengan cara seperti itu, Jason" ucap kak Solaria.
Kak Solaria membawa ember yang berisikan air. Aku tahu apa yang akan dilakukan kak Solaria. Maaf kak Volta, ini salahmu sendiri karena susah dibangunkan. Aku sudah mencoba yang terbaik untuk membangunkanmu. Seketika kak Solaria menyiramkan air tersebut ke kak Volta. Sebaiknya aku pura-pura tidak melihat hal itu.
"Argh, apa yang kau lakukan, Sol?" tanya kak Volta sambil membersihkan mukanya.
"Yah karena kamu susah dibangunkan, jadi aku siram saja dengan air. Sepertinya sangat efektif" jawab kak Solaria sambil tersenyum.
"Apa kamu lupa bahwa hari ini kita pergi berbelanja untuk membeli perlengkapan?" ucap kak Solaria dengan senyuman jahatnya.
Aku rasa dari kami bertiga, yang paling menakutkan adalah kak Solaria. Ini pertama kalinya bagiku melihat kak Solaria tersenyum seperti itu. Itu membuatku takut. Aku tidak ingin mencari masalah dengan kak Solaria.
"Ah, aku lupa. Hehe" ucap kak Volta dengan nada tidak bersalah.
Seketika ember yang dibawa oleh kak Solaria melayang ke arah kak Volta. Ember tersebut tepat melayang di wajah kak Volta. Akibatnya, hidung kak Volta berdarah. Aku langsung mendekati kak Volta untuk menyembuhkannya.
"Heal. Kak Volta, lain kali jangan membuat kak Solaria marah. Tahu sendiri kan akibatnya?" ucapku.
"Dia memang jelmaan iblis. Dari dulu, dia memang seperti itu" ucap kak Volta sambil menahan rasa sakitnya.
"Tadi kau bilang apa, Vol-ta?" tanya kak Solaria dengan senyuman yang menyeramkan.
"Ti-tidak. Aku hanya mengatakan bahwa kamu cantik mengenakan pakaian itu"
Mendengar hal itu, kak Solaria tampak tersipu malu. Ia langsung memalingkan mukanya. Lalu, ia bergegas pergi. Setelah menyembuhkan kak Volta, aku menyuruhnya untuk bergegas mandi. Sambil menunggu kak Volta mandi, aku menyiapkan sarapan. Sebenarnya, yang menyiapkan pada hari ini adalah kak Solaria. Tapi, sepertinya dia masih terlihat marah kepada kak Volta. Yah ujung-ujungnya aku yang menyiapkan sarapan.
***
"Hari ini kita akan pergi ke pusat kota. Tujuan kita pergi ke pusat kota adalah untuk membeli perlengkapan dan kebutuhan party. Apa kalian sudah memikirkan apa yang akan kalian beli?" ucap kak Volta.
"Aku sudah mencatat apa yang akan aku beli. Akan tetapi, aku tidak tahu apakah uang yang diberikan oleh kerajaan akan cukup untuk kita membeli perlengkapan dan kebutuhan party" ucap kak Solaria.
"Apa yang kamu katakan ada benarnya. Kita hanya diberi 100 Sil. Untuk itu, bagaimana jika masing-masing dari kita menerima 30 Sil? 10 Sil kita gunakan untuk membeli kebutuhan party" jelas kak Volta.
Di dunia ini, mata uang dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Cup, Sil, dan Gol. Cup merupakan mata uang yang nilainya paling rendah. Lalu, nilai 1 Sil setara dengan 100 Cup. Sementara itu, nilai 1 Gol setara dengan 100 Sil. Aku rasa, sepertinya cukup bagi kita diberikan uang 100 Sil. Kami berdua setuju dengan saran yang diberikan oleh kak Volta.
***
"Baiklah, sekarang kalian bebas pergi berbelanja. Tapi ingat, kita semua harus berkumpul di sini saat siang hari. Utamakan membeli yang kalian butuhkan terlebih dahulu. Jika uangnya masih tersisa, kalian boleh menyimpannya" jelas kak Volta.
Kami bertiga pun langsung pergi ke arah yang berbeda. Hal pertama yang aku pikirkan adalah membeli sebuah jubah untuk pertahanan. Aku langsung pergi ke sebuah toko yang menjual perlengkapan petualang. Di sini, terdapat orang yang berprofesi sebagai petualang. Sebenarnya, para player sendiri sudah termasuk seorang petualang. Namun, mereka tetap harus mendaftar di guild. Maka dari itu, kak Volta mengatakan kepada kami untuk berkumpul di siang hari agar dapat mendaftarkan diri ke guild petualang.
***
"Permisi. Apakah tuan menjual jubah untuk kelas Healer?" tanyaku.
"Tentu saja. Mari aku tunjukkan" jawab penjaga toko sambil berjalan menunjukkan jubah.
"Ini adalah jubah untuk kelas Healer, mage, atau kelas yang mengutamakan magic. Kau bisa memilih sesukamu. Jika sudah memilih, bawalah ke depan untuk membayarnya. Harganya juga sudah tertera" jelas penjaga toko.
"Apakah harganya dapat ditawar, tuan?" tanyaku.
"Hm, entahlah. Lihat saja nanti"
Aku langsung berkeliling untuk memilih jubah. Tampaknya, jubah warna abu-abu ini sangat cocok untukku. Akan tetapi, harganya cukup mahal menurutku. Sudahlah, nanti aku mencoba untuk menawarnya. Setelah memilih jubah, aku pergi ke bagian aksesoris. Pada dasarnya, seorang healer memerlukan senjata. Senjatanya dapat berupa tongkat, buku, maupun orbs. Akan tetapi, aku sedikit berbeda. Aku cukup melafalkan nama skillnya saja untuk mengaktifkannya. Meskipun begitu, aku ingin mencari sesuatu sebagai pengganti senjata. Aku rasa membeli sarung tangan magic merupakan pilihan yang bagus.
"Hm, sarung tangan ini memiliki status menaikkan magic attack +3 dan magic defense +3. Aku sebenarnya tidak begitu memerlukan magic attack" gumamku.
Aku terus mencari sarung tangan yang cocok untukku. Setelah sekian lama mencari, akhirnya aku menemukannya. Sarung tangan tersebut menaikkan status INT +3 dan Agi +5. Aku langsung membawa barang-barangku ke depan.
"Ini tuan. Oh yah, apakah harga jubahnya dapat ditawar?" tanyaku sambil menyerahkan jubah dan sarung tangan.
"Hm, bagaimana jika begini. Harga jubahnya tetap, namun kau boleh memiliki sarung tangan itu. Ditambah aku akan memberimu gelang dengan status +3 INT dan +7 DEX. Bagaimana menurutmu?" ucap penjaga toko sambil mengeluarkan gelang yang dimaksud.
Aku pun menyetujuinya. Aku rasa harga jubah ini memang setara dengan harga tiga barang yang kubeli. Selanjutnya aku akan membeli beberapa potion. Lalu, mungkin membeli buku tentang Healer.
"Permisi, apakah disini menjual buku tentang healer?" tanyaku.
"Oh, ada seorang petualang rupanya. Tentu saja ada buku tentang Healer. Kamu mempunyai kelas yang langka, nak" ucap penjaga toko.
Apa maksud dari penjaga toko buku tersebut? Apakah kelas Healer begitu langka di kerajaan ini? Apa karena hal itu mereka menatapku dengan sinis?
"Umumnya, para petualang di kerajaan Terracia tidak akan mengambil kelas Healer. Apa kau tahu kenapa, anak muda?" tanya penjaga toko.
"Aku tidak tahu" jawabku.
"Itu dikarenakan Healer adalah kelas paling terlemah. Mereka memang hebat dalam penyembuhan, akan tetapi potion sekarang efeknya hampir sama dengan kelas Healer. Maka dari itu, banyak para petualang di kerajaan ini tidak mengambil kelas Healer. Mungkin, kau adalah satu-satunya kelas Healer di kerajaan ini setelah 7 tahun berlalu" jelas penjaga toko.
"Apakah ada peristiwa yang terjadi sekitar 7 tahun yang lalu, tuan?" tanyaku.
"Aku tidak dapat menceritakannya. Itu merupakan hal yang tabu di kerajaan Terracia. Daripada memikirkan hal itu, aku mempunyai 3 buku tentang Healer" jawab penjaga toko.
Aku masih memikirkan apa yang dimaksud penjaga toko. Peristiwa 7 tahun yang lalu di kerajaan Terracia. Mungkin, aku dapat mencarinya di perpustakaan kerajaan. Untuk saat ini, sebaiknya aku fokus membeli buku tentang Healer.
"Baiklah, ini buku-buku tentang healer. Kau dapat membacanya terlebih dahulu. Soal harga, kau tidak perlu khawatir, anak muda. Aku akan memberikan harga khusus untukmu nanti" ucap penjaga toko.
Aku membaca buku-buku yang diberikan oleh penjaga toko. Buku-buku yang diberikan oleh penjaga toko sangat menarik. Ini tidak hanya berkaitan tentang Healer saja, melainkan Alchemist juga. Buku-buku ini sangat membantuku dan kak Solaria untuk memahami kelas kami masing-masing.
"Aku beli semuanya, tuan" ucapku.
"Kau serius mau membeli semuanya?" tanya penjaga toko sambil tekejut.
"Tentu saja. Buku ini tidak hanya menceritakan tentang Healer saja, melainkan juga menceritakan Alchemist. Kebetulan, dalam partyku terdapat seorang Alchemist" jelasku.
"Begitu yah. Kau orang yang cukup menarik. Baiklah, semua buku ini harganya 1.5 Sil" ucap penjaga toko.
"Apa itu tidak terlalu murah, tuan?" tanyaku.
"Sudah kubilang. Aku akan memberikan harga spesial untukmu. Lagipula, para petualang tidak akan membeli buku tersebut" jawab penjaga toko.
Aku langsung membayarnya. Setelah itu, aku berjalan keluar. Tiba-tiba penjaga toko tersebut memanggilku.
"Nak, tunggu" ucap penjaga toko sambil memegang kedua kakinya.
"Ada apa tuan? Apa ada yang bisa saya bantu?" tanyaku.
"Terimalah buku ini. Kau tidak perlu membayarnya. Cukup terima saja buku ini" ucap penjaga toko.
"Tapi, mengapa tuan memberikan buku ini kepada saya?" tanyaku.
"Aku tidak tahu alasannya, akan tetapi aku melihat sesuatu dalam dirimu yang tidak dimiliki oleh orang lain" jawab penjaga toko.
Sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang lain? Aku tidak mengerti maksudnya. Akan tetapi, tuan penjaga toko benar-benar ingin memberikan buku tersebut kepadaku. Alhasil, aku menerima buku tersebut. Aku berjanji kepada tuan jika aku sudah memahami buku tersebut, aku akan mengembalikannya. Tuan penjaga toko merasa tidak keberatan akan hal itu. Bahkan, ia mengatakan bahwa aku boleh memiliki buku tersebut. Namun, aku tetap akan mengembalikannya.
Tak terasa matahari sudah mulai berada di atas. Pertanda waktunya berkumpul di tempat perjanjian. Aku bingung bagaimana cara membawa barang belanjaanku. Aku lupa tadi tidak membeli tas. Namun, sudah tidak ada waktu lagi. Sebaiknya aku bergegas menuju tempat perjanjian.
***
"Apa kak Volta tidak membeli sesuatu?" tanyaku dengan heran.
"Aku sudah membeli semua kebutuhan yang kuperlukan. Kalian mengapa tidak menyimpannya di inventory?" tanya kak Volta dengan nada bingung.
"Inventory?" jawab kami berdua
"Astaga, apa janga-jangan kalian tidak tahu letak inventory?" tanya kak Volta.
Kami berdua menganggukkan kepala masing-masing. Kak Volta menjelaskan bahwa inventory merupakan fitur yang dimiliki oleh para player. Para player dapat menyimpan barang apapun dalam inventory. Cukup mengatakan status, lalu pilih inventory. Kak Volta tidak menjelaskan hal tersebut kepada kami yang tidak pernah memainkan game. Alhasil, ia mendapatkan tamparan dari kak Solaria di wajahnya. Aku mengerti perasaan kak Solaria. Aku juga ingin memukulnya, namun aku tidak tega.
"Baiklah, karena kita bertiga sudah berkumpul, sebaiknya kita pergi ke guild petualang" ucap kak Volta sambil mengelus-elus pipinya.
***
"Permisi, nona. Kami bertiga ingin mendaftar sebagai petualang" ucapku.
"Ah, baiklah. Silahkan mengisi formulir ini terlebih dahulu" jawab nona resepsionis.
Kami bertiga langsung mengisi formulir tersebut. Formulir tersebut berisi tentang nama, kelas, dan asal kota. Aku rasa untuk asal kota lebih baik diisi di kota yang saat ini ditempati. Setelah selesai mengisi formulir, kami memberikannya kepada nona resepsionis.
"Baiklah, dengan begini kalian dapat melakukan petualangan sesuka kalian. Kalian juga dapat melewati perbatasan dengan mudah. Untuk saat ini, kalian berada di rank E. Jadi, ambillah misi yang sesuai dengan rank kalian" jelas nona resepsionis.
"Terima kasih, nona" ucap kami bertiga.
"Sama-sama. Semoga petualangan kalian menyenangkan" jawab nona resepsionis.
Akhirnya, kami pulang menuju istana. Dalam perjalanan, aku masih memikirkan apa yang dimaksud penajga toko buku tadi. Aku mencoba menanyakan hal tersebut kepada kak Volta dan kak Solaria. Mereka berdua tidak tahu peristiwa yang terjadi 7 tahun yang lalu. Sepertinya, aku harus mencarinya sendiri.
***
"Bagaimana, prosesnya" tanya raja Eden.
"Healer tersebut mulai tertarik tentang peristiwa 7 tahun yang lalu. Apa yang harus kita lakukan, yang mulia?" jawab seseorang.
"Kita dapat menyingkirkan mereka di misi pertama nanti. Mereka akan terkejut dengan apa yang akan mereka hadapi pada misi itu" ucap raja Eden dengan senyuman jahat.
"Baik, yang mulia. Hamba mohon pamit terlebih dahulu" ucap seseorang.
"Aku tidak sabar melihat kematiannya. Healer itu memang layak digunakan sebagai pengorbanan" ucap raja Eden sambil tertawa.