Mereka sedang berkumpul di ruang tengah. Ada berbagai macam camilan dan juga banyak sekali kaleng minuman dengan alkohol rendah. Tapi seberapapun rendahnya kandungan alkohol dalam minuman tersebut, itu tetap akan membuat mereka mabuk.
Dan seperti yang Inggrid bayangkan, Hellen terpekik kaget saat melihat dirinya dan Anggi berdiri di depan pintu apartemennya dengan senyum malam sabtu ceria. Gestur tubuh yang tidak bergerak dari tengah-tengah pintu seakan memberi tahu kalau dia tidak mau membiarkan mereka masuk. Namun sayangnya Inggrid tidak peduli dengan wajah keberatan Hellen, hanya malam ini saja dia ingin berubah jadi teman tidak tahu diri.
Inggrid kembali meneliti hunian Hellen untuk kesekian kalinya. Hunian mungil yang nyaman dan bagus, ini bahkan lebih bagus dari hunian yang sebelumnya. Tck, tidak heran jika Hellen betah mengurung diri di sini seharian, tentu dengan ditemani sang dokter tampan favoritnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com