webnovel

Rough-mouthed man

"Apa yang kau lakukan?!"

Seorang pria tampan memakai setelan jas berwarna hitam berdiri di samping jimin setelah merebut paksa pecahan kaca dari tangan jimin. Jimin pun terkejut karena datangnya pria bermulut kasar itu ke rumahnya karena sudah 5 tahun jimin tak bertemu lagi dengan pria di sampingnya.

Pria itu bernama Lee seung gi. Pemilik dari perusahaan SG Group yang bergerak di bidang industri.pria sukses bernama Lee seung gi itu adalah adik dari ibu jimin Park (Lee) Chae Rin.

"P-paman?"

"Wae? Kau terkejut? Bukannya menyambut kunjungan ku, Kau malah memberiku tontonan seperti ini!! Dan juga masih saja kau memanggilku paman aku masih muda panggil aku hyung kalau tidak ku lempar kau ke sungai han! Kemari kau!" Seung gi itu pun menarik jimin ke arah ranjang jimin dan mendudukkan jimin di sana.

"Dimana kau menyimpan kotak obatnya?"

"D-di kamar mandi." Tanpa berkata lagi Seung gi pergi ke kamar mandi dan mencari kotak obat yang ia butuhkan. Setelah mendapatkannya ia kembali ke arah ranjang  kemudian duduk menghadap ke arah jimin. Dia pun membuka kotak obat itu namun tak menemukan Apa yang ia cari.

𝙋𝙧𝙖𝙖𝙖𝙣𝙜

Jimin tersentak dengan apa yang di lakukan orang di depannya ini. Seung gi melemparkan kotak obat ke lantai sampai kotak itu pecah dan isinya berhamburan keluar.

"Sialan! Johny!" Teriaknya memanggil seseorang berbadan tinggi besar yang berada di luar kamar jimin. Orang itu pun masuk ke dalam.

"Tuan." Ucap pria bernama johny itu.

"Pergi ke apotik sekarang belilah perban, alcohol dan obat untuk luka. Cepat!"

"Baik tuan!" Orang itu pun langsung pergi begitu saja. Tinggallah jimin dan seung gi di kamar itu. Kini jimin hanya menunduk tak berani menatap orang di depan nya. Dan seung gi yang kini menatap tajam pada jimin.

"Aku sudah tahu keadaanmu selama ini bahkan saat ini aku tahu semuanya. Selama ini orang-orang ku mengawasi mu karena selama 5 tahun aku berada di Eropa untuk memantau cabang perusahaan di sana. Setelah ini kau ikut dengan ku ke Thailand. Mulai sekarang kau akan tinggal denganku."

"T-tapi hyung..."

"Tak ada kata penolakan jimin! Aku tak suka di bantah atau pun penolakan ingat itu baik-baik." Jimin hanya diam tak berani mengeluarkan suara sampai johny itu kembali membawa sebuah kantong plastik yang berisi perban, obat luka dan alcohol.

Seung gi kini tengah mengobati jimin tanpa bersuara dan keadaan di sana akhirnya menjadi canggung untuk jimin.

"Selesai! Sekarang bersiap lah kita akan segera ke bandara."

"Ne hyung." Jimin pun beranjak dari duduknya dan segera ke kamar mandi. Setelah mandi jimin pun keluar dari kamar mandinya. Saat akan melangkah ke arah lemari pakaiannya seseorang mengetuk pintu kamarnya.

𝙏𝙤𝙠 𝙏𝙤𝙠 𝙏𝙤𝙠

Jimin pun membuka pintu itu terlihat johny membawa dua paper bag berwarna hitam dan memberikannya pada jimin.

"Tuan jimin, tuan seung gi meminta anda untuk memakai pakaian yang ada di dalam paper bag ini."

"Ne terima kasih"

"Saya permisi." Setelah pria itu pergi jimin kembali menutup pintu kamarnya. Dan segera membuka isi dari dalam paper bag itu dan meletakkan nya ke ranjang. Jimin menatap pakaian itu, sebuah skiny jeans hitam, long coat hitam serta sebuah sweater hitam putih dan sebagai pelengkap sebuah sepatu fantofel berwarna hitam.

Tanpa menunggu lama jimin pun memakai pakaian itu. Dan segera keluar dari rumahnya menuju halaman rumah. Di sana terlihat seung gi menunggu dengan wajah yang kesal.

"Hey bocah kau lama sekali! Penerbangan kita 1 jam lagi!"

"M-maaf pam oh.. Hyung" Seung gi memutar bola matanya malas dan menghampiri jimin yang masih diam di depan pintu itu.

𝙋𝙡𝙤𝙥

Sebuah topi berwarna hitam kini telah terpasang di kepala jimin.

"Nah sudah, ayo kita pergi!" Jimin dan seung-gi pun pergi bersama para pengawalnya meninggalkan rumah jimin.

.

.

.

Di tempat lain jungkook yang sedang berkutat dengan pekerjaannya mendapat sebuah pesan dari seseorang.

𝙏𝙞𝙣𝙜

/𝚝𝚞𝚊𝚗, 𝚜𝚊𝚊𝚝 𝚒𝚗𝚒 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑 𝚙𝚛𝚒𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚒 𝚍𝚊𝚝𝚊𝚗𝚐𝚒 𝚋𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚜𝚒𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚞𝚋𝚞𝚑 𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚘𝚛𝚎𝚊./

/𝙿𝚊𝚗𝚝𝚊𝚞 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜. 𝙳𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚋𝚊𝚛𝚒 𝚊𝚔𝚞/

/𝚗𝚎 𝚝𝚞𝚊𝚗/

Jungkook di buat penasaran dengan orang-orang itu. '𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢? 𝘈𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢 𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘵𝘶. 𝘈𝘩 𝘴𝘪𝘢𝘭! 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘵𝘢𝘬 𝘳𝘦𝘭𝘢 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪? 𝘍𝘶𝘤𝘬.' batin jungkook.

Yah jungkook memang sengaja menyuruh anak buahnya untuk mengawasi jimin. Entah apa maksud dari itu semua. Yang jelas jungkook bisa memanfaatkan jimin untu memuaskan hasrat untuk melakukan sex saat dia ingin melakukannya. Namun jungkook tak tahu bagaimana kondisi jimin saat ini.

Dua jam pun berlalu jungkook pun mendapat pesan lagi dari anak buahnya.

/𝚝𝚞𝚊𝚗, 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚓𝚞 𝚋𝚊𝚗𝚍𝚊𝚛𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒𝚗𝚢𝚊./

/𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚙𝚊𝚜𝚝𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚔𝚎 𝚖𝚊𝚗𝚊./

/𝚗𝚎 𝚝𝚞𝚊𝚗./

Jungkook terus bertanya-tanya untuk apa mereka ke bandara? Apa mereka akan membawa jimin pergi?. Sampai sebuah pesan membuatnya terkejut.

/𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒 𝚔𝚎 𝚝𝚑𝚊𝚒𝚕𝚊𝚗𝚍 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚠𝚊 𝚙𝚛𝚒𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊./

Jungkook tak membalas pesan itu namun amarahnya benar-benar di ambang batas.

"Sialan! Siapa orang yang berani membawa jalang itu?! Brengsek!" Jungkook pun meledak amarahnya tak terkontrol lagi dan akhirnya dia melemparkan apa saja di depannya. Dan herannya untuk apa jungkook semarah itu pada jimin yang saat ini akan pergi dari kehidupannya.

.

.

.

𝙏𝙤𝙠 𝙏𝙤𝙠 𝙏𝙤𝙠

"Jiminie!"  Pukul 5 sore taemin pun kembali ke rumah jimin. Dia ingin mengajak jimin makan malam di sebuah restoran yang baru buka dua hari yang lalu.

"Jiminie? Buka pintunya ini aku." Taemin yang tak mendapat jawaban memutuskan mencari kunci cadangan yang di letakkan jimin di sebuah pot bunga di samping pintu.

"Ah ketemu! Sebenarnya dia kemana? Tidak mungkin dia pergi dengan keadaannya saat ini dia kan tak boleh kelelahan." Taemin menggerutu sambil membuka pintu rumah itu.

Setelah membuka pintu itu taemin pun masuk ke dalam dan mencari keberadaan jimin namun nihil taemin tak mendapati jimin dimana pun.

"Kemana anak itu? Apa dia lupa kalau dia sedang hamil. Aishh.. Aku bisa gila karenanya." Akhirnya taemin pun membuka sebuah player di ponselnya dan ternyata itu adalah sebuah rekaman CCTV. Diam-diam taemin telah memasang sebuah kamera mini CCTV yang ia letakkan  di sudut tertentu rumah itu. Saat ia melihat replay dari rekaman itu dia terkejut dengan jimin yang melukai tangannya dan tak berapa lama seorang pria datang merebut sebuah benda entah apa itu karena di rekaman itu tak jelas dan yang jelas benda itu yang jimin pakai untuk melukai tangannya. Sedikit lega namun dia dia dibuat mengumpat pada rekaman itu dimana di jimin di tarik kasar oleh pria itu namun yang membuat taemin heran pria itu kasar namun dia perhatian dengan jimin. Dan akhirnya taemin menyelesaikan melihat rekaman itu.

"Siapa pria itu dan kemana dia membawa jimin pergi?"

.

.

.

Kini jimin, seung-gi dan para pengawalnya sudah berada di dalam pesawat mereka dalam perjalanan menuju thailand.

"Hyung aku lelah." Lirih jimin sambil memejamkan matanya dan mencari posisi nyaman untuk punggungnya yang terasa nyeri. Seung gi pun menoleh pada jimin yang duduk di sebelahnya tanpa bicara dia membuat sandaran kursi milik jimin turun dan jimin pun bisa merebahkan punggungnya dengan nyaman.

"Istirahatlah!" Ucap seung gi singkat namun entah mengapa tangannya terulur mengusap perut jimin yang masih datar.

Jimin merasa nyaman dengan usapan tangan seung gi di perutnya dan membuatnya perlahan terlelap.

Seung-gi yang melihat jimin sudah terlelap, menyunggingkan senyumnya. Sebenarnya seung-gi sangat menyayangi jimin namun sangat di sayangkan nasibnya tak pernah beruntung. Namun kali ini seung gi berjanji akan merubah kehidupan jimin menjadi lebih baik.

"Hyung janji akan selalu bersama mu akan menjagamu dan anakmu nanti. Hyung akan merubah hidupmu menjadi lebih baik. Buat mereka yang telah jahat padamu dan yang memandang rendah dirimu tunduk di kakimu."

𝙏𝙗𝙘