Dirga mengajak Abel pulang usai makan, meskipun masih ingin bersama, tapi cowok itu khawatir Abel kelelahan. Motor melaju perlahan menuju kosan.
Mereka tidak mengobrol selama dalam perjalanan. Hari menjelang petang sehingga jalanan kota besar cukup padat. Dirga sesekali menoleh demi memastikan Abel tetap baik-baik saja di belakangnya.
Ketika berada di lampu merah, motor cowok itu berada di barisan paling depan. Tiba-tiba Abel memejamkan rapat kelopak mata saat merasakan perutnya panas.
Dirga melihatnya dari kaca spion, seketika ia menoleh seraya menyentuh lutut Abel. "Lo kenapa?" tanyanya pelan.
"Perut gue sakit, panas gitu sampai ke ulu hati," jawab Abel lirih.
"Ya sudah, sampai kosan langsung minum obatnya, habis itu istirahat ya," kata cowok tampan di depannya.
Begitu lampu telah berganti warna hijau, Dirga menarik gas motorhingga melaju kencang. Hal ini yang kurang Abel suka dari cowok itu. Dia selalu panik dan tidak sabaran.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com