webnovel

musibah..

selama dirawat dirumah sakit mama hanya bisa berdoa dan berharap keajaiban dari Allah agar aku sadar dari koma dan sembuh dari penyakit ini

"selamat siang ibu nya inka" sapa kerabat kerja yang datang menjenguk

"siang pak bu" jawab mama ku

"bagaimana keadaan inka bu, apakah sudah lebih baik?"

"masih sama seperti kemarin pak, inka belum sadar" jawab mama dengan suara menahan tangis

"sabar ya bu, InsyaAllah Inka akan sembuh dan semua akan baik-baik saja" ucap kerabat wanita yang datang menjenguk sambil memeluk mama ku

mama tidak menjawab, mama hanya memeluk dan terus menangis melihat keadaanku yang sangat kritis

dikantor

"lo udah jenguk cewek lo tar?" tanya kerabat kerja bernama yanto yang bekerja satu gardu dengannya

"udah yan" jawab tara

"kasihan banget ya inka, padahal dia baik ada aja musibahnya"

"cantiknya jadi ketutup selang-selang gitu gw juga sedih lihatnya yan, sampai nangis gw kemarin jenguk dia" jawab tara dengan nada sedih

"lo sabar ya, berdoa aja semoga inka sembuh. banyak sholat lo kali aja doa lo didengar Allah" ucap yanto dengan nada bercanda agar tara tidak sedih lagi

"hahaaahahaa sial lo" jawab tara sambil tertawa

dirumah sakit

"sudah 15 hari pasien masih belum sadar juga, ada baiknya jika di operasi saja bu" ucap dokter saat mengontrol aku yang masih terbaring koma diruang ICU

"ga bisa dok, suami saya tidak mengizinkan, berusaha saja semoga besok inka sadar dan kembali sehat dok" jawab mama dengan tetesan air mata

sudah 22 hari berlalu tapi keadaanku masih tetap koma, masih dengan alat oksigen, masih dengan selang cairan di mulut, selang cairan di telinga, selang infus ditangan.

di hari ke 28 Allah memberikan keajaiban kepadaku

didepan pandangan mama ku

aku membuka mata sebelah kiriku menengok kekanan dan kekiri. mama dengan segera menggenggam tanganku dan mengelus lembut kepalaku

bapaku segera berlari mencari dokter untuk memberi tahu keadaan ku saat ini

ya aku tersadar tapi hanya mampu membuka mata bagian kiri, aku tidak bisa membuka mata bagian kanan. aku tak mampu berbicara. dan itu terjadi selama beberapa hari.

bip bip bip handphone mama berdering

"assalamualaikum luna, kenapa?"

Luna salah satu kakakku menelpon mama

"walaikumsalam gimana keadaan inka ma?" tanya kakakku

"alhamdulillah sudah sadar, udah bisa membuka mata, tapi belum bisa bicara. cuma bengong aja" jawab mama sambil menangis

"sabar ya ma, InsyaAllah nanti ada perubahan. nanti aku kesana ya ma Assalamualaikum" ucap kakakku lalu mengakhiri teleponnya

"walaikumsalam" jawab mama lalu duduk dan terus menangis

lima hari berlalu Allah berikan keajaiban padaku

aku sudah mulai bisa bicara

"sakit " ucapku merintih sambil memegang selang infus ditanganku

"Alhamdulillah inka sudah bisa bicara" ucap mama sambil keluar mencari dokter

dokter datang dan mengontrol keadaanku

"selamat bu keadaan pasien sudah lebih baik. tapi maaf pasien amnesia bu, dan mata sebelah kanannya sulit untuk terbuka, telinga sebelah kanan juga kurang mendengar. memang butuh waktu lama agar keadaan pasien mampu normal seperti dulu. harap ibu dan keluarga bersabar membimbing dan membantu pasien agar mampu mengingat kembali siapa diri nya dan menjalankan kembali kehidupannya seperti dulu"

ucap dokter menjelaskan keadaan ku saat ini

"terima kasih dok, mohon lakukan yang terbaik dok agar anak saya bisa sembuh dan normal seperti dulu" ucap mama dengan nada terisak air mata

ya kejadian ini benar-benar musibah yang membuat hidupku berubah

aku yang dulu semangat menjalani hari dengan jarak jauh dari rumah menuju kantor tempat bekerja dan kampus untuk menuntut ilmu demi masa depan yang cerah. Kini aku hanya menjadi wanita amnesia yang terbaring di rumah sakit dengan infus dan alat bantuan lainnya demi mendapat kata SEMBUH dari musibah yang hampir menghembuskan nafas terakhirku.

baik dikantor, dikampus, di lingkungan rumah, di SMA tempat ku sekolah, di SMP bahkan di SD mereka semua tau tentang musibahku

mereka semua membicarakan keadaannku, mengatur waktu untuk menjenguk ku tapi saat mereka datang aku tetap menatap mereka seperti anak kecil yang tidak tau apa-apa

aku benar-benar berubah, tidak sedikit teman-teman yang menangis melihat keadaanku

tapi siapa yang harus disalahkan dalam musibah ini?? aku benar-benar merasa tidak bisa apa-apa dan tidak memiliki siapapun selain mamaku, mama yang aku kira tidak menyayangiku, ternyata sangat berkorban demi menjaga ku, mengurus ku dan selalu berdoa untuk aku, agar aku cepat sembuh dan ceria bersemangat seperti dulu tanpa kurang suatu apapun.

"kamu ingat ga kamu siapa?" tanya mamaku untuk mengetest apakah aku ingat tentang kekuargaku

"aku ade" jawabku dengan nada anak kecil

"nama kamu siapa" tanya kakak ku yang bernama lady yang hari itu juga menjengukku

"aku ade" jawabku dengan senyum anak kecil

mama menangis terisak melihat keadaanku yang sangat memprihatinkan

"ade, kakaknya ada berapa?" tanya kakaku

"kakak wati, kakak hanna, kakak luna" jawabku kembali dengan wajah dan nada anak kecil

"selain itu kakaknya siapa lagi? kakaknya ada 4, satu lagi namanya siapa?" tanya kakakku lagi karena namanya yang belum aku sebut

"kakak wati, kakak hanna, kakak luna" jawabanku tetap sama sambil tertawa seperti anak kecil

kakakku menangis, ia sedih menerima kenyataan aku adiknya yang cuek dan selalu menjadi tempat curhatnya saat ini keadaannya sangat memprihatinkan, tidak mengingat apa-apa bahkan namanya pun aku tidak ingat.

3 bulan berlalu akhirnya dokter mengizinkan ku untuk pulang kerumah tapi aku harus tetap rawat jalan untuk terapi mata dan telingaku agar mampu berfungsi dengan baik dan juga untuk mengontrol apakah luka dikepala ku yg menyebabkanku amnesia sudah berubah menjadi lebih baik atau belum.

dirumah

"mama ka hanna mana, aku kangen" jawabku dengan nada pelan

mama kaget dengan pertanyaanku karena kakakku hanna sudah meninggal satu tahun yang lalu

"mana ma kak hanna" ucap ku merengek sambil menangis

ya keadaanku sangat tragis, aku seperti anak kecil yang merengek ketika meminta sesuatu tidak dituruti, berbicara singkat dan terkadang tidak sesuai dengan apa yang di maksud.

"sebentar ya" mama keluar dari kamar dan menelpon suami almarhumah kakak aku, mama meminta agar suami kakak aku bisa bantu menjelaskan lewat telepon

" hallo assalamualaikum inka apa kabar" ucap suami almarhumah di telepon

"kakak hanna sini mau es krim" jawabku seperti anak kecil

"kak hanna lagi kerja belum pulang, inka beli eskrim aja dulu, nanti kalau kak hanna udah pulang telepon inka lagi" ucap suami almarhumah dengan nada pelan

" kak hanna es krim ya, sini ya ade qsayang kak hana" lalu aku berikan handphone pada mamaku

mama berjalan keluar dan melanjutkan pembicaraan

" makasih ya udah mau telepon, maaf dia ngomongnya ga jelas, karena amnesia sampai hanna udah meninggal dia ga ingat" ucap mama pada suami almarhumah

"iya ma gpp, yang penting inka baik-baik aja"

"terima kasih, assalamualaikum" ucap mama menyudahi komunikasi dengan suami almarhumah

"walaikumsalam" jawabnya singkat dengan wajah sedih tak menyangka inka adik ipar yang baik dan sangat sayang pada anak-anak almarhumah ternyata terkena musibah setragis ini.

sebulan setelah itu aku kontrol di rumah sakit bersama mama

"pagi bu, masyaAllah inka mata kanannya sudah terbuka, kuasa Allah dan kesabaran mamanya yang buat inka sembuh" ucap dokter kaget melihat keadaanku yang semakin membaik

"iya dok alhamdulillah"

"yuk inka kita keruang ct scan kita kontrol keadaan kepala kamu. inka mau sehat kan?"

"iya dokter inka mau kerja" jawabku dengan senyum

"cara bicaranya juga sudah lebih baik bu, alhamdulillah" ucap dokter yang memperhatikan cara bicaraku

"iya dok alhamdulillah" jawab mama

mama duduk dengan wajah sedih menunggu ku di ruang tunggu dan berharap keadaanku menjadi lebih baik.

Hanya kuasa Allah yang berhak menjawab semuanya, mama hanya trus berikhtiar agar aku anaknya menjadi normal seperti dulu

terima kasih mama

mama segalanya untukku, maafkan aku yang terkadang berfikir buruk pada mama.

"aku harus sembuh demi mama" hanya itu yang terlintas di fikiranku saat dokter membawaku menuju ruang kontrol.....